Kronologi Iqbal Ramadhan Mengalami Kekerasan Saat Aksi Demonstrasi
Iqbal Ramadhan. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Iqbal Ramadhan menceritakan pengalamannya saat mengikuti aksi demonstrasi. Iqbal Ramadhan menceritakan bagaimana ia menjadi korban kekerasan oleh oknum aparat keamanan ketika berusaha melindungi temannya yang terlibat dalam aksi tersebut.
Iqbal menceritakan bahwa saat demonstrasi berlangsung, situasi tiba-tiba menjadi kacau setelah pagar DPR RI jebol, yang menyebabkan massa aksi berhamburan masuk. “Pada saat itu, saya melihat ada perlawanan dari pihak aparat untuk mengamankan mungkin komplek DPR itu kemudian ada massa aksi yang lari keluar kemudian ada yang masuk lagi jadi tarik ulur gitu antara massa aksi dengan pihak keamanan,” ucap Iqbal.
Ia merasa khawatir akan keselamatan temannya, yang pada kejadian serupa tahun 2019, mengalami luka parah. Karena itu, ia memberanikan diri untuk memastikan kondisi temannya. Iqbal tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali.
“Akhirnya waktu itu saya coba memberanikan diri untuk masuk dan memastikan apakah itu teman saya benar atau bukan. Soalnya yang saya takutkan adalah ketika teman saya tertangkap bisa jadi mendapatkan apa kekerasan dari pihak keamanan. Karena sewaktu 2019 pernah salah satu teman dekat saya mengalami kepalanya pecah. Jadi sempat koma kalau tidak salah selama satu bulan,” tuturnya.
“Akhirnya saya coba memberanikan diri masuk, tidak lama setelah saya masuk tiba-tiba ada lemparan batu dari kedua belah pihak dari pihak keamanan dan juga pihak demonstran. Jadi aku coba mengamankan diri ke arah sebelah kiri karena titik lempar lemparan batunya itu kan ekskalasinya paling tinggi itu di gerbang yang rubuh. Kemudian tiba-tiba ada beberapa pihak keamanan yang mengejar saya. saya mutar balik badan sambil saya mengatakan ke demonstran lainnya pegangan-pegangan kita buat border. Upaya ini adalah untuk menunjukkan Kalau saya itu dengan kawan-kawan lainnya akan bersifat koperatif dan tidak melakukan perlawanan apapun,” lanjutnya.
Namun, hal ini tidak menghindarkannya dari kekerasan. Saat Iqbal meminta didampingi keluar karena khawatir akan keselamatannya, ia justru dipaksa jongkok, ditendang, dan dipukul oleh aparat yang tidak berseragam. “Ketika saya mengatakan ingin mendampingi teman, tiba-tiba ada salah satu pihak dari aparat keamanan yang menyuruh saya jongkok dan membuka celana. Tidak lama berselang, tiba-tiba ada yang menarik rambut saya dari belakang terus menempeleng saya. Bahkan tidak lama justru sepatunya kakinya yang mengarah ke muka saya,” ungkapnya.
Tags :