Anwar Abbas Berharap Pemerintah Tak ‘Tipis Kuping’ Saat Hadapi Kritik

Anwar Abbas Berharap Pemerintah Tak ‘Tipis Kuping’ Saat Hadapi Kritik

Anwar Abbas Berharap Pemerintah Tak ‘Tipis Kuping’ Saat Hadapi Kritik

April 16, 2024
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn dengan Eddy Wijaya, Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi jurnalistik saat ini. Pria kelahiran 15 Februari 1955 ini menegaskan bahwa banyak dari pembicaraannya tidak dimuat oleh media.

Ia menyoroti kurangnya kebebasan pers dan pengaruh pemerintah dalam pengambilan keputusan di media. “Banyak media wartawannya bilang sama saya, ‘ini bagus nih Buya.’. Lalu saya lihat besok kok nggak ada juga. Saya tanya dia ‘kata kamu bagus tapi kok nggak ada dimuat. Ah Saya cek dulu Buya. Ternyata nggak bisa dimuat Buya. Sama pimpinan redaksi nggak boleh dimuat.’. Jadi kalau gitu Kesimpulan saya dunia jurnalistik hari ini sudah kehilangan jati dirinya,” tuturnya.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Abbas juga mengkritik perlakuan terhadap media yang berani menyuarakan pandangan yang berbeda dengan rezim pemerintah, menyebabkan media tersebut sulit mendapatkan iklan dan bertahan hidup secara finansial. Menurutnya, ini adalah tanda bahwa kebebasan pers di Indonesia sedang terancam.

“Ada pernyataan seorang jenderal tapi nggak usah saya sebut namanya. Jenderal ini didatangi oleh media-media, dan mereka mengeluh karena eksistensi media mereka terancam. Kenapa eksistensi media mereka terancam? Karena mereka sering menyuarakan suara-suara yang berbeda dengan suara rezim. Oleh oknum-oknum tertentu di rezim, itu orang-orang yang akan memasang iklan dilarang membuat iklan di media tersebut,” ungkapnya.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Selain itu, Abbas menyoroti pentingnya pemerintah untuk fokus pada pemberdayaan ekonomi rakyat, khususnya melalui program-program affirmative action yang membantu lapisan masyarakat yang lebih bawah untuk naik ke tingkat ekonomi yang lebih baik. Dia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan pemerataan yang cukup, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalisir.

“Menurut saya yang harus dilakukan oleh pemerintah itu adalah harus ada affirmative action kepada lapis bawah supaya yang di lapis bawah ini melakukan gerakan mobilitas vertikal. Jadi dari lapis bawah, dia naik ke lapis ke tengah sehingga jumlah kelas menengah kita semakin besar. Kalau jumlah kelas menengah kita besar maka daya beli masyarakat akan meningkat. Kalau daya beli masyarakat meningkat, apa saja yang kita produksi asal itu sesuai dengan kebutuhan pasar akan dibeli,” jelasnya.

Tags :

Recent Posts

Alasan Anwar Abbas Menentang Penggabungan Bank Muamalat dengan BTN Syariah

Alasan Anwar Abbas Menentang Penggabungan Bank Muamalat dengan BTN Syariah

Alasan Anwar Abbas Menentang Penggabungan Bank Muamalat dengan BTN Syariah

April 15, 2024
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn dengan Eddy Wijaya, Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), menyoroti rencana penggabungan Bank Muamalat dengan BTN Syariah. Anwar Abbas mengungkapkan keberatannya terhadap rencana tersebut, menyatakan kekhawatirannya bahwa bank tersebut akan kehilangan fokus pada tujuan awalnya sebagai lembaga yang didirikan untuk mendukung UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

“Saya keberatan, kalau dia bergabung maka dia menjadi bank milik negara,” ujar pria kelahiran 15 Februari 1955 ini.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurut Anwar Abbas, Bank Muamalat, yang didirikan oleh umat Islam, adalah hasil dari keinginan untuk membantu UMKM dan memperkecil kesenjangan sosial ekonomi yang ada di masyarakat. Dalam konteks ini, Anwar Abbas menyoroti pentingnya menjaga struktur sosial yang berkeadilan, dengan memberikan perhatian khusus kepada golongan ekonomi bawah.

“Kalau dia sudah menjadi bank milik negara, biasanya oknum-oknum pemerintah itu banyak intervensi sehingga banknya tidak berjalan dengan baik. Sementara Bank Muamalat ini adalah bank yang didirikan oleh umat Islam. Masyarakat kita ini kayak piramid, ada yang di atas tengah bawah. Lalu umat Islam ada di mana? Yang jelas umat Islam bukan berada di lapis atas tapi ada di UMKM. Oleh karena itu, kita menginginkan sebuah perbankan yang komit kepada UMKM,” jelas Anwar Abbas.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Selain itu, Anwar Abbas juga mengkritik kebijakan ekonomi yang cenderung memihak pada pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan pemerataan yang cukup. Abbas menekankan pentingnya dukungan terhadap ekonomi rakyat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

“Kesimpulnya berarti kalau pemerintah ini kebijakannya lebih fokus kepada pertumbuhan ekonomi. Kurang kepada pemerataan, Kalau saya lebih menekankan kepada pemberataan tapi bukan mengabaikan pertumbuhan,” ungkap Anwar Abbas.

Tags :

Anwar Abbas Ungkap Alasan MUI Keluarkan Fatwa Haram untuk Produk Isr4el

Anwar Abbas Ungkap Alasan MUI Keluarkan Fatwa Haram untuk Produk Isr4el

Anwar Abbas Ungkap Alasan MUI Keluarkan Fatwa Haram untuk Produk Isr4el

April 9, 2024
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah perbincangan dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020–2025, memberikan pandangannya tentang konflik antara Palestina dan Isr4el serta tanggapan terhadap fatwa MUI terkait produk dari Isr4el.

Dalam konteks penilaian terhadap produk dari Isr4el, Anwar Abbas menekankan bahwa pembelian produk tersebut dapat dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap tindakan zalim yang dilakukan oleh Isr4el terhadap rakyat Palestina. Ia menyoroti bahwa tindakan Isr4el yang menyebabkan penderitaan rakyat Palestina, termasuk tindakan menembaki warga sipil yang mencari bantuan adalah tindakan yang tidak manusiawi dan biadab.

“Kalau seandainya kita beli produknya, Isr4el untung padahal Isr4el berlaku zalim. Jadi berarti kalau seandainya kita beli berarti kita ikut membantu Isr4el berlaku zalim kepada rakyat Palestina. Oleh karena itu, kita harus kasih pelajaran kepada Isr4el ini gitu supaya bisa menghormati nilai prikemanusiaan dan prikeadilan.,” ungkap Anwar Abbas.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Tidak hanya itu, Abbas juga menekankan pentingnya penyelesaian damai antara Palestina dan Israel. Ia menegaskan bahwa tanah-tanah yang dirampas oleh Israel harus dikembalikan kepada rakyat Palestina agar terwujudnya kedamaian sesungguhnya.

“Dalam perspektif agama Islam, harta yang saya miliki yang saya dapat dengan cara yang halal menurut agama dan benar menurut hukum maka harta itu milik saya. Harta yang saya dapat dengan cara yang menentang ajaran agama dan bertentangan dengan hukum maka harta itu tak pernah diakui oleh negara menjadi milik saya. Tanah Palestina diambil oleh Isr4el dengan cara-cara yang tidak benar, tidak sesuai dengan ajaran agama, dan tidak sesuai dengan hukum berarti Isr4el tidak berhak atas tanah tersebut karena dia tidak berhak maka dia harus kembalikan kepada yang berhak memilikinya itu rakyat Palestina,” jelasnya.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Pada konteks tanggapan terhadap konflik antara Isr4el dan Hamas, Anwar Abbas menjelaskan bahwa reaksi yang dilakukan oleh Hamas adalah bentuk dari ketidakpuasan atas penjajahan dan penindasan yang dialami oleh rakyat Palestina.

“Negaranya dijajah lalu mau diam? tanah dia dirampok lalu mau diam? nggak mungkin. H4m4s itu juga bereaksi, saya ingin ngambil tanah saya. Dia lawan. Oleh karena itu bagi saya, kalau seandainya mau damai ya hiduplah masing-masing saling mengakui. Isr4el mengakui Palestina, Palestina mengakui Isr4el tapi kembalikan tanah-tanah yang dirampas itu,” ujar Anwar Abbas.

Tags :

Anwar Abbas Ungkap Peran Kritis di Balik Persepsi Oposisi

Anwar Abbas Ungkap Peran Kritis di Balik Persepsi Oposisi

Anwar Abbas Ungkap Peran Kritis di Balik Persepsi Oposisi

April 6, 2024
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Saat berbincang dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020–2025, membahas tentang pandangan publik terhadap dirinya yang sering dianggap sebagai golongan oposisi. Meskipun demikian, pria kelahiran 15 Februari 1955 ini mengklarifikasi bahwa ia sering memberikan masukan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika dipanggil ke istana.

“Saya kan dikategorikan oposan oleh beberapa pihak. Padahal saya kan bukan oposan. Oposan itu kan orang yang punya kepentingan bagaimana caranya menjatuhkan lawan supaya kekuasaan lawan bisa diambil. Saya kan gak ingin begitu” ungkap pria kelahiran Sumatra Barat ini.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Dalam podcast EdShareOn, Anwar Abbas menjelaskan bahwa setiap kali dia pergi ke istana, ia selalu menyampaikan kritik dan solusi. Hal ini didukung oleh pernyataan dari seorang pejabat istana yang mengonfirmasi bahwa semua yang disampaikan oleh Abbas dicatat oleh Presiden Jokowi.

“Setiap pergi ke istana, saya selalu menyampaikan kritik dan menyampaikan solusi. Pak Jokowi ini sangat mendengar kritik dan saran. Ketika saya pidato di depan beliau, bagi saya itu hal yang biasa saja gitu. Tapi bagi teman-teman beliau itu dianggap sebagai suatu yang tidak biasa,” tambah Abbas.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Salah satu momen menarik adalah saat Abbas memberikan kritik langsung kepada Jokowi di depan umum saat kongres ekonomi umat Islam MUI kedua. Meskipun demikian, Jokowi mengakui kebenaran dari kritik yang disampaikan oleh Abbas.

“Kalau bagi saya begini ya, ada seorang imam besar Namanya Imam Al-Ghazali, kata Imam Al-Ghazali itu gini suatu masyarakat akan rusak kalau pemerintahnya rusak. Suatu pemerintah akan rusak kalau ulamanya rusak. Kapan ulama itu akan rusak? Kalau dia tidak berani menyampaikan kebenaran kepada sang penguasa. Saya sudah menyampaikan tugas sebagai pimpinan di MUI. Dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, kalau baik saya dukung kalau tidak baik saya ingatkan” jelas Abbas.

Tags :

Pesan Anwar Abbas kepada Anies Baswedan Saat Jadi Menteri Pendidikan

Pesan Anwar Abbas kepada Anies Baswedan Saat Jadi Menteri Pendidikan

Pesan Anwar Abbas kepada Anies Baswedan Saat Jadi Menteri Pendidikan

April 5, 2024
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah wawancara dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020–2025, memberikan pandangannya soal dinamika Pilpres 2024. Dalam perbincangan tersebut, ia memberikan pandangannya tentang toleransi beragama dan masalah ekonomi rakyat yang jadi sorotan dalam konteks Pilpres kali ini.

Menurut Anwar Abbas, Pilpres kali ini menarik karena adanya tiga pasangan calon yang memiliki karakteristik dan gaya kepemimpinan masing-masing. Ia menegaskan bahwa dulu kental dengan politik identitas (SARA) dan kini isu tersebut tidak sekuat seperti sebelumnya. “Nuansa seperti pemilu sebelumnya yang katanya diwarnai oleh SARA itu 5 tahun yang lalu agak kental. Tapi kalau tahun ini nggak, boleh dikatakan tidak ada,” ungkap pria kelahiran 15 Februari 1955 ini.

Tentang dukungannya terhadap pasangan calon Presiden nomor urut 1, Abbas menjelaskan bahwa nilai-nilai yang dijunjung tinggi menjadi faktor penentu. Ia membahas pentingnya persatuan antara NU dan Muhammadiyah dalam mewujudkan kekuatan umat Islam di Indonesia. “Jadi orang luar melihat jika seandainya NU dan Muhammadiyah bersatu maka umat Islam di Indonesia ini akan kuat,” tegasnya.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Selain itu, Abbas menggarisbawahi tentang masalah ekonomi rakyat. Menurutnya, ekonomi Indonesia cenderung liberalistik dan kapitalistik, menyebabkan kesenjangan sosial ekonomi semakin dalam. Ia mengusulkan perubahan kebijakan dari trickle-down effect ke bottom-up untuk mensejahterakan mereka yang berada di bawah.

“Pertanyaan saya, siapa yang perhatikan mereka? Negara semestinya. Tugas negara semestinya. Kebijakannya harus diuubah dari trickle down effect ke bottom up. Trickle down effect itu adalah biaya yang di atas maka dia akan menetes ke bawah,” katanya.

Abbas juga berbagi pengalaman terkait upayanya untuk mendorong pembentukan mental wirausaha sejak dini. “Saya ini punya sejarah dengan saudara Anies, ketika beliau menjadi menteri pendidikan, saya menyampaikan saran untuk mencetak entrepreneur itu harus perlu proses pembiasaan,” ungkapnya.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Abbas juga berbagi pengalaman terkait upayanya untuk mendorong pembentukan mental wirausaha sejak dini. “Saya ini punya sejarah dengan saudara Anies, ketika beliau menjadi menteri pendidikan, saya menyampaikan saran untuk mencetak entrepreneur itu harus perlu proses pembiasaan,” ungkapnya.

“Jadi anak-anak ini dibiasakan berbisnis. Saya menawarkan supaya anak-anak SD kelas 1 itu diajari berbisnis. Semisal satu kali seminggu dia berdagang di kantin atau di halaman sekolah. Jadi satu tahun, dia berarti punya pengalaman 50 hari berbisnis. Tamat SD, dia punya pengalaman 300 hari berbisnis. Tamat SMA, dia punya pengalaman 600 hari berbisnis. Tamat perguruan tinggi, dia punya pengalaman 800 hari berbisnis. Kalau ada seorang anak punya pengalaman 800 hari berbisnis saya yakin mentality-nya bukan lagi employee mentality tapi menjadi entrepreneur mentality,” tutupnya.

Tags :

Anwar Abbas Kritik Kualitas Pemilu dan Soroti Fenomena Politik Uang

Anwar Abbas Kritik Kualitas Pemilu dan Soroti Fenomena Politik Uang

Anwar Abbas Kritik Kualitas Pemilu dan Soroti Fenomena Politik Uang

April 4, 2024
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah wawancara dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Anwar Abbas memberikan pandangannya tentang kualitas Pemilu tahun ini. Anwar Abbas mengaku bahwa meskipun bukan seorang politikus aktif, dia memperoleh banyak informasi tentang Pemilu melalui media.

Ia menyoroti penyelenggaraan Pemilu tahun ini jauh dari harapan. Dalam pandangannya, ada banyak pelanggaran terhadap prinsip-prinsip demokrasi, seperti ketidakjujuran dan ketidakadilan. Menurut Anwar Abbas, praktik politik yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi telah merajalela, seperti intimidasi terhadap pemilih dan praktik politik uang.

Meskipun dia mengakui bahwa hal ini bukanlah fenomena baru dalam politik Indonesia, namun ia menilai bahwa dalam Pemilu kali ini, praktik tersebut tampak lebih masif dan meresahkan. “Saya rasa iya, tetap ada setiap tahun dari dulu juga ada. Sejak zaman orde baru itu sudah ada, cuma yang kali ini saya lihat agak masif gitu aja ya,” ungkap Anwar Abbas.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurutnya, penting bagi semua pihak, baik penyelenggara maupun masyarakat, untuk mengambil pelajaran dari Pemilu ini agar Pemilu mendatang bisa menjadi lebih baik. “Dengan segala kekurangannya, mari kita mengambil ibrah, mengambil pelajaran dari pilpres dan pemilu yang kita laksanakan tahun ini supaya di Pemilu tahun 2029 semakin baik lagi kan jauh lebih baik,” tambah Anwar Abbas.

Anwar Abbas mengungkapkan pandangannya tentang pergeseran harga politik uang. “Teman saya yang mantan politisi mengatakan sekarang ini gak laku lagi 50rb. Minimal antara 200 sama 300 rb,” ujarnya.

Anwar Abbas memberikan contoh positif dengan menyebut sosok fenomenal yang tidak terlibat dalam praktik politik uang. “Komeng tidak mengeluarkan uang, bahkan dia manggung dia dibayar. Jadi bagi saya Komeng ini adalah sebuah sosok fenomenal,” jelas Anwar Abbas.

Tags :

Pandangan Anwar Abbas Soal Politik Uang dalam Pemilu

Pandangan Anwar Abbas Soal Politik Uang dalam Pemilu

Pandangan Anwar Abbas Soal Politik Uang dalam Pemilu

April 4, 2024
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Saat berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Anwar Abbas, seorang pengamat politik, membahas tentang praktik politik uang yang semakin merajalela dalam setiap Pemilu di Indonesia. Anwar Abbas mengungkapkan pandangannya tentang politik uang yang terjadi Pemilu 2024.

“Teman saya yang mantan politisi mengatakan sekarang ini gak laku lagi 50rb. Minimal antara 200 sama 300 rb,” ujarnya. Fenomena ini, menurutnya telah menimbulkan pengekangan kebebasan pemilih, mengarah pada hilangnya esensi demokrasi yang sejati.

Anwar Abbas memberikan contoh positif dengan menyebut sosok fenomenal yang tidak terlibat dalam praktik politik uang. “Komeng tidak mengeluarkan uang, bahkan dia manggung dia dibayar. Jadi bagi saya Komeng ini adalah sebuah sosok fenomenal,” jelas Anwar Abbas.

Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anwar Abbas saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anwar Abbas menggarisbawahi pentingnya reputasi dan pengakuan masyarakat terhadap calon pemimpin. “Kalau dia sudah dikenal oleh konstituennya, politik tanpa uang itu bisa,” katanya. Dalam hal ini, dia memberikan contoh tokoh agama yang populer dan dihormati, seperti Aa Gym atau Abdul Somad, yang mungkin tidak memerlukan kampanye mahal untuk terpilih.

Selain itu, Anwar Abbas juga membahas dampak sosial dan moral dari praktik politik uang, yang secara tidak langsung mereduksi peran negara dalam membangun masyarakat yang cerdas dan sejahtera. “Kalau mensejahterakan rakyat jangan dengan cara menyuap rakyat tetapi dengan cara memberdayakan mereka, memberi mereka pekerjaan sesuai dengan pasal di undang-undang memberikan pekerjaan yang layak bagi rakyat,” tuturnya.

“Jadi momen pilpres dan pemilu ini menurut saya adalah telah terjadi pengekangan kebebasan dari rakyat dan rakyat tidak lagi bisa menyampaikan karena sudah dicekokin dengan uang yang jumlahnya juga tidak seberapa,” lanjut Anwar Abbas.

Tags :

Ali Masykur Musa Ungkap Pemikiran Gus Dur, Dari Demokrasi Hingga Toleransi

Ali Masykur Musa Ungkap Pemikiran Gus Dur, Dari Demokrasi Hingga Toleransi

Ali Masykur Musa Ungkap Pemikiran Gus Dur, Dari Demokrasi Hingga Toleransi

April 1, 2024
Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ali Masykur Musa. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam wawancara dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Ali Masykur Musa, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI Tahun 2009-2014, membagikan pandangannya tentang pemikiran mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur. Diketahui Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang merangkul demokrasi, kemanusiaan, toleransi, dan gerakan masyarakat sipil.

Gus Dur memandang demokrasi sebagai landasan utama kesetaraan di hadapan hukum dan pemerintahan. “Beliau berpendapat bahwa tidak ada satupun kistimewaan satu orang dengan orang lain di dalam sistem demokrasi,” ujar Ali Masykur Musa.

Selain itu, kemanusiaan juga menjadi inti dari ajaran Gus Dur. Dia mempromosikan prinsip bahwa manusia terbaik adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain, tanpa memandang latar belakang atau keyakinan agama. “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat kepada orang lain. Orang yang berbuat baik tidak usah ditanya agamanya apa,” jelas Ali Masykur Musa.

Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Gus Dur juga menonjolkan toleransi sebagai pondasi penting dalam masyarakat yang beragam. Dia memandang perbedaan sebagai kekayaan, bukan sebagai alasan untuk konflik. “Toleransi itu pada prinsipnya manusia itu memang diciptakan berbeda-beda. Gus Dur mengembangkan toleransi dan akhirnya disebut sebagai Bapak Toleransi,” tutur Ali Masykur.

Ali Masykur Musa mengungkapkan betapa dekatnya hubungannya dengan Gus Dur, bahkan sampai menjadi pengemudi dan menemani beliau dalam berbagai kesempatan. “Saya mengabdi dan berbakti pada Gus Dur dengan segala hormat sampai beliau wafat,” katanya.

Sebagai penutup, Ali Masykur Musa menekankan bahwa hubungannya dengan Gus Dur tidak hanya sekadar politik, tetapi juga penuh pengabdian dan penghargaan. Ia mencatat bahwa buku-bukunya banyak mengangkat pemikiran Gus Dur sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian yang tulus kepada sosok yang diidolakannya. “Dengan segala hormat, saya mengidolakan beliau juga. Karena itu tesis saya salah satu buku yang akhirnya turun itu yang saya bukukan adalah pemikiran gusdur tentang bangsa dan negara,” urainya.

Tags :

Ali Masykur Musa Ungkap Dinamika Politik NU dan Kenangan dengan Gus Dur

Ali Masykur Musa Ungkap Dinamika Politik NU dan Kenangan dengan Gus Dur

Ali Masykur Musa Ungkap Dinamika Politik NU dan Kenangan dengan Gus Dur

April 1, 2024
Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ali Masykur Musa. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah perbincangan dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Ali Masykur Musa, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI Tahun 2009-2014, membahas tentang dinamika politik yang melibatkan NU (Nahdlatul Ulama) dan kenangan indahnya bersama Gus Dur. Eddy Wijaya membuka diskusi dengan menanyakan pandangan Ali Masykur Musa mengenai dukungan NU terhadap paslon dalam pemilihan presiden.

Ali Masykur Musa menjelaskan bahwa NU adalah kelompok yang dinamis dan fleksibel dalam politik. “Dinamika politik warga NU itu sangat dinamis dan fleksibel,” katanya. Menurutnya, mayoritas warga NU cenderung mendukung pasangan calon 02, Prabowo-Gibran, karena melihat adanya keselarasan nilai dan pandangan antara NU dengan pasangan tersebut.

Ali Masykur Musa menyoroti pentingnya memperkuat nilai Pancasila dan agama dalam politik. Dia menegaskan bahwa NU merasa nyaman dan terhubung dengan pasangan 02 karena melihat kesamaan nilai kemanusiaan, ajaran NU, dan kebangsaan. “Ideologi Pancasila itu lebih terjaga dengan Pak Prabowo Mas Gibran,” ungkapnya.

Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ketika ditanya mengenai peran Mahfud MD yang juga berasal dari NU dan tergabung dalam pasangan 03, Ali Masykur Musa menyatakan bahwa mayoritas warga NU memilih 02. “Kenyaataannya orang Madura memilih 02,” jelasnya. Namun, dia menekankan bahwa itu adalah pandangan berdasarkan fakta, bukan penilaian terhadap individu.

Pembicaraan kemudian berpindah pada kenangan Ali Masykur Musa bersama Gus Dur, tokoh pendiri NU dan mantan Presiden RI. Ali Masykur Musa mengungkapkan betapa dekatnya hubungannya dengan Gus Dur, bahkan sampai menjadi pengemudi dan menemani beliau dalam berbagai kesempatan. “Saya mengabdi dan berbakti pada Gus Dur dengan segala hormat sampai beliau wafat,” tuturnya.

Sebagai penutup, Ali Masykur Musa menekankan bahwa hubungannya dengan Gus Dur tidak hanya sekadar politik, tetapi juga penuh pengabdian dan penghargaan. Ia mencatat bahwa buku-bukunya banyak mengangkat pemikiran Gus Dur sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian yang tulus kepada sosok yang diidolakannya. “Dengan segala hormat, saya mengidolakan beliau juga. Karena itu tesis saya salah satu buku yang akhirnya turun itu yang saya bukukan adalah pemikiran gusdur tentang bangsa dan negara,” jelasnya.

Tags :

Ali Masykur Musa Membongkar Program Makan Siang Gratis Prabowo Subianto

Ali Masykur Musa Membongkar Program Makan Siang Gratis Prabowo Subianto

Ali Masykur Musa Membongkar Program Makan Siang Gratis Prabowo Subianto

March 27, 2024
Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ali Masykur Musa. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam perbincangan bersama Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Ali Masykur Musa, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI Tahun 2009-2014, membahas secara mendalam tentang proyek Pak Prabowo dan Gibran Rakabuming terkait program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah di Indonesia. Tidak hanya itu, Ali Masykur Musa juga mengungkapkan pengorbanannya dalam dunia politik.

Mengenai program makan siang gratis, Ali Masykur Musa menyoroti distribusi anggaran sebesar 400 triliun rupiah yang akan dialokasikan untuk program tersebut. “Pemain utama dari pengadaan makan gratis itu adalah pengusaha-pengusaha lokal. Ini dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi dari bawah,” ungkapnya. Dengan cara ini, program tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan ekonomi bagi masyarakat desa dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah.

Menanggapi sumber pendanaan program ini, Ali Masykur Musa menyatakan bahwa meskipun kontribusi dari CSR perusahaan dapat dimungkinkan, program ini seharusnya menjadi tanggung jawab negara dan dianggarkan melalui APBN. “Sumber daya manusia adalah investasi untuk melihat Indonesia ke depan. Jadi, program ini harus menjadi bagian dari investasi negara dalam membangun karakter dan prestasi generasi muda,” paparnya.

Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ali Masykur Musa saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Dengan keyakinan yang kuat, Ali Masykur Musa menegaskan bahwa program ini adalah langkah strategis dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. “Siapkan anak-anak mudanya yang berkualitas, berkarakter baik, dan berprestasi tinggi. Ini adalah kunci untuk memastikan bahwa Indonesia maju berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan karakter bangsa yang kuat,” tambahnya.

Ali Masykur Musa juga menjawab pertanyaan seputar pengorbanannya dalam dunia politik, terutama terkait dengan keputusannya untuk mundur dari jabatan komisaris utama PT Pelni. “Hidup itu memilih, hidup itu pengorbanan,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran adalah wujud dari dedikasi dan loyalitasnya terhadap negara. “Kontribusi, dedikasi, dan loyalitas saya kepada negara itu mengalahkan dari kepentingan saya pribadi,” tegasnya.

Ali Masykur Musa menegaskan bahwa pengorbanan tersebut bukanlah untuk kepentingan pribadinya, melainkan sebagai bagian dari perjuangan politik. “Saya akan menunjukkan bahwa pengorbanan itu tidak boleh menggunakan fasilitas negara. Jadi saya begitu mundur dari komisaris utama BUMN, berarti saya terhindar dari abuse of power,” katanya dengan tegas.

Tags :