Strategi Damai Saat Menghadapi Pergerakan GAM Din Minimi

Strategi Damai Saat Menghadapi Pergerakan GAM Din Minimi

Strategi Damai Saat Menghadapi Pergerakan GAM Din Minimi

May 6, 2024
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sutiyoso. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Ketika berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Sutiyoso membagikan pengalaman uniknya dalam menghadapi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sebagai seorang perwira militer, pria yang akrab disapa Bang Yos ini memperlihatkan bahwa tidak selalu diperlukan kekerasan untuk menangkap buronan.

Saat itu, pria kelahiran Semarang ini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen. Ia dipercaya untuk mengatasi pergerakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Din Minimi di Aceh.

Dalam menjalankan tugasnya, Bang Yos tidak pernah melepaskan peluru. Pendekatan yang digunakannya adalah melalui komunikasi dan negosiasi. “Saya tekniknya selalu soft approach. Saya lakukan pendekatan damai dulu kecuali saya tidak berhasil,” ujarnya.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Melalui serangkaian percakapan telepon, Bang Yos berhasil membangun hubungan yang kuat dengan Din Minimi. “Setiap kali telepon, saya tidak hanya sekedar ngomong, tapi untuk menggali soal kondisi dia. Kondisi fisiknya, kondisi psikologisnya seperti apa, untuk saya kenali secara utuh,” ungkap Bang Yos.

Setelah serangkaian percakapan yang panjang, Bang Yos berhasil mengajak Din Minimi untuk bertemu secara langsung. Pertemuan tersebut berlangsung di sebuah gubuk kecil di hutan belantara. Dengan keberanian dan kesabaran, Bang Yos berhasil meyakinkan Den Minimi untuk kembali ke Republik dan menyerahkan senjata.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Proses tersebut tidaklah mudah dan penuh dengan tantangan. Namun, akhirnya, segala usaha Bang Yos membuahkan hasil. GAM studio untuk berunding dan menerima amnesti yang ditawarkan oleh pemerintah.

“Ketika pagi ia baru final menyerah. Dengan berat hati akhirnya saya yakinkan dia dan kemudian dia setuju. Kemudian saat pagi semuanya cerah dan anak-anak saya suruh kembali sekolah. Ada yang kembali membantu orangtuanya di sawah,” ungkapnya.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Kisah Unik di Balik Kesuksesan Sutiyoso, Sempat ‘Kucing-Kucingan’ dengan Sang Ibu

Kisah Unik di Balik Kesuksesan Sutiyoso, Sempat ‘Kucing-Kucingan’ dengan Sang Ibu

Kisah Unik di Balik Kesuksesan Sutiyoso, Sempat ‘Kucing-Kucingan’ dengan Sang Ibu

May 2, 2024
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sutiyoso. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam percakapan di podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Sutiyoso yang lebih akrab disapa Bang Yos menceritakan tentang perjalanan kariernya yang membawanya menuju kesuksesan. Sutiyoso menceritakan bagaimana ia berhasil melewati ujian-ujian hidupnya, termasuk saat ia berusaha lolos masuk Akademi Militer. Bahkan untuk masuk ke Akademi Militer, Bang Yos harus ‘kucing-kucingan’ dengan sang ibu.

“Caranya gimana supaya nggak ketahuan ibu saya? Saya pakai alamat teman aku. Jadi kalau saya ada panggilan itu ibuku saya nggak ngerti,” katanya.

Bang Yos berhasil lolos ujian dan dirinya berhak mengikuti tahap tes selanjutnya. “Saat tes pertama di Kodam Semarang nggak ada masalah. Tapi tes berikutnya harus ke Bandung. Waktu pergi ke Bandung, aku bilang kalau aku lagi vakansi liburan dan saya mau jalan-jalan main ke Bandung sama teman-teman dan akhirnya lolos,” jelasnya.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Namun, perjalanan Bang Yos tidaklah mudah. Pasalnya ketika lolos tes terakhir, ia harus pergi ke Magelang. “Waktu tes saringan yang ketiga, tes terakhir ini di Bandung lagi tapi dengan catatan yang lulus tes terakhir tidak dipulangkan lagi tapi ke Magelang,” lanjutnya.

Bang Yos pun mengaku jika dirinya harus membuat pilihan yang sulit. “Iya langsung ke Magelang. Wah itu terjadi gejolak pikirannya dan pilihannya cuma dua saja. Aku pamit nanti nggak boleh, udah saringan yang terakhir nih. Kalau aku nggak pamit, aku nggak dapat uang sama sekali tapi aku pilih ini,” tutur pria kelahiran 6 Desember 1944 ini.

Pada podcast EdShareOn ini, Bang Yos juga mengungkap alasannya mengapa sang ibu tidak mengijinkannya untuk terjun ke dunia militer. “Kakak saya yang pertama itu mahasiswa agama, pasca kemerdekaan itu kan terjadi revolusi. Kemudian Belanda masuk lagi dengan sekutu segala macam. Nah Kakak saya ini jadi tentara pelajar otomatis sehingga ia kuliah sambil membawa senjata,” tutur Sutiyoso.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Nah kakak saya gitu, jadi ibu saya itu dua kali tahlilan. Kakak saya namanya khan Suparto dan tiba-tiba ada berita Suparto mati gitu dari mulut ke mulut. Dia khan gerilnya di daerah mana Ambarawa dan Klaten. Ibu saya sudah nangis-nangis, ternyata dia pulang lagi. Ternyata Suparto lain. Nah itu terjadi hingga dua kali gitu. Nah gara-gara itu trauma lah,” ungkapnya.

Meskipun telah mencapai puncak karirnya sebagai Pangdam Jaya, Bang Yos tetap merendah dan mengakui bahwa kesuksesannya berkat kesempatan yang diberikan kepadanya. “Saya ingin mengatakan kalau orang lain mendapatkan kesempatan juga, mungkin mereka akan mengerjakannya dan menghasilkan yang lebih baik dari saya. Ini kan hanya masalah kesempatan saja, saya hanya ingin mengatakan saya nggak bisa mengklaim saya itu orangnya hebat, ini karena kesempatan,” ujarnya.

Tags :

Perjalanan Inspiratif Sutiyoso, dari Keterbatasan Menuju Kesuksesan

Perjalanan Inspiratif Sutiyoso, dari Keterbatasan Menuju Kesuksesan

Perjalanan Inspiratif Sutiyoso, dari Keterbatasan Menuju Kesuksesan

April 30, 2024
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sutiyoso. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah perbincangan di podcast EdShareOn, Eddy Wijaya, ketua umum dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, duduk bersama mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, yang akrab dipanggil Bang Yos. Pembicaraan mereka bukan hanya sekedar retrospeksi hidup, tetapi juga cerminan perjuangan dari kehidupan yang keras menuju kesuksesan.

Siapa yang menyangka jika Sutiyoso mempunyai cerita hidup yang menginspirasi, berbagi pengalaman tentang masa kecilnya yang penuh perjuangan. Sebagai anak keenam dari delapan bersaudara, Bang Yos menceritakan tentang masa-masa sulit di keluarganya. Meskipun dari keluarga yang sederhana, semangat dan kegigihan orangtuanya dalam mencari nafkah mengilhami perjalanan hidupnya.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Masa kecil saya penuh dengan perjuangan. Orangtua saya adalah seorang guru yang juga merangkap kepala sekolah di desa. Meskipun hidup dalam keterbatasan, orangtua saya tetap gigih bekerja untuk menyekolahkan kami semua,” ungkap Sutiyoso.

Dalam perbincangan tersebut, Sutiyoso juga mengungkapkan bahwa saat kecilnya, daging kambing menjadi sesuatu yang langka. Meskipun orangtuanya punya hewan ternak, namun Bang Yos dan keluarganya jarang sekali menikmati daging kambing karena kebutuhan ekonomi yang mengharuskan mereka menjual hasil ternak.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Namun dari kesulitan itu, Sutiyoso belajar untuk bersyukur dan menghargai setiap nikmat yang diberikan. “Saya dari kecil selalu bersyukur. Melihat ke bawah, saya menyadari masih banyak yang lebih kurang dari saya. Kondisi saya mengajarkan saya untuk selalu bersyukur,” tutur Bang Yos.

Kisah perjuangan Sutiyoso juga mencapai puncaknya saat ia memutuskan untuk mendaftar di Akademi Militer. “Setelah lulus SMA akhirnya saya kuliah. Kuliah yang dipaksakanlah gitu, hati saya nggak di situ. Akhirnya saya diam-diam mencari sekolah yang gratis saja ya nggak bayar. Diam-diam saya daftar di Akademi Militer,” ungkapnya.

Tags :

Tanggapan Bijak Ustaz Zacky Mirza Soal Kemajuan Teknologi

Tanggapan Bijak Ustaz Zacky Mirza Soal Kemajuan Teknologi

Tanggapan Bijak Ustaz Zacky Mirza Soal Kemajuan Teknologi

April 25, 2024
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn, Eddy Wijaya dan Ustaz Zacky Mirza membahas tentang kemajuan teknologi dalam menjalankan peran dakwahnya. Sebagai seorang pendakwah yang dikenal luas, Ustaz Zacky Mirza menggambarkan betapa pentingnya untuk tetap terhubung dengan perkembangan zaman, terutama dalam era digital yang semakin maju.

Menanggapi pertanyaan Eddy Wijaya tentang upaya Ustaz Zacky Mirza dalam mengikuti perkembangan zaman dengan teknologi. “Saya termasuk Ustaz yang update. AI saya pahamlah gitu. Jadi kalau untuk zoom itu saya sudah nggak gaptek,” jelas Ustaz Zacky Mirza.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz kelahiran 8 November 1979 ini juga berbagi pengalamannya dalam mengadopsi teknologi sejak dulu. “Saya ingat dulu masa transisi dari satu handphone yang konvensional ke handphone BlackBerry Messenger. Itu ada masa transisi kan? Itu ustaz-ustaz belum ada yang pakai BlackBerry saat itu saya sudah pakai duluan,” ungkapnya.

Selain itu, Ustaz Zacky Mirza juga membagikan pandangannya tentang kemungkinan dakwah melalui platform digital yang lebih canggih di masa depan. “Saya pernah ngisi acara zoom hologram. Waktu di Malaysia jadi seolah-olah tapi dia memang masih pecah-pecah dan masih patah-patah,” ujarnya.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ketika ditanya tentang pesan untuk generasi muda menghadapi teknologi, Ustaz Zacky Mirza memberikan pesan yang bijak. “Manfaatkanlah teknologi untuk kebaikan dan mengedukasi diri kita. Belajarlah dari siapapun, kebaikan itu enggak boleh kita pilah-pilih,” ungkapnya.

Tags :

Pandangan Ustaz Zacky Mirza tentang Peran Dakwah dan Sertifikasi

Pandangan Ustaz Zacky Mirza tentang Peran Dakwah dan Sertifikasi

Pandangan Ustaz Zacky Mirza tentang Peran Dakwah dan Sertifikasi

April 25, 2024
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn antara Eddy Wijaya dan Ustaz Zacky Mirza, telihat pandangan tentang peran dakwah dalam masyarakat. Sebagai seorang ustaz yang dikagumi, Ustaz Zacky Mirza menunjukkan bahwa dakwah tidak selalu harus dilakukan dalam konteks formal.

“Be yourself aja. Dakwah itu bisa ringan banget. Dakwah itu bisa di mana aja dan paling penting, dakwah dimulai dari diri sendiri. Jadi mulailah berdakwah dari diri kita sendiri dan kalangan terdekat. Berdakwahlah ketika ada teman-teman kita contohin minum sambil duduk itu kan sunahnya Rasul,” kata Ustaz Zacky Mirza, menekankan pentingnya menjadi diri sendiri dalam berdakwah.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Pembahasan tentang sertifikasi untuk pendakwah pun terangkum dalam percakapan ini. Ustaz Zacky Mirza menjelaskan bahwa ia merupakan salah satu dari golongan pertama yang menerima sertifikat. Proses sertifikasi tidak semata-mata menguji keilmuan, tetapi juga perilaku dan pandangan yang diemban oleh pendakwah.

“Saya sih sudah Alhamdulillah sudah ya. Saya termasuk golongan pertama yang dikasih sertifikat. Ditesnya seperti baca Al-Quran, dites terus ujian dan ujiannya itu bukan lebih kepada ujian intelek. Tapi ujian pilihan-pilihan ketika contoh ketika anda salat di masjid yang rata-rata jemahnya Muhammadiyah terus bagaimana sikap anda,” tutur Ustaz Zacky Mirza.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Namun, ia juga menyoroti bahwa label ‘Ustaz’ seringkali diberikan oleh masyarakat tanpa mempertimbangkan kualifikasi yang sebenarnya. Ustaz Zacky Mirza juga menyampaikan pandangannya tentang konsep ‘Ustaz’ dalam konteks Mesir, di mana istilah tersebut sebenarnya merujuk pada profesor.

“Sekarang pun ya kalau ada wacana sertifikasi agak susah ya karena Ustaz ini kan labelingnya dari masyarakat. Bahkan ada Ustaz yang baru lulus Pesantren ngajarin TPA kita manggilnya udah Ustaz. Padahal di Mesir sendiri, Ustaz itu artinnya profesor,” ungkap Ustaz Zacky Mirza.

Tags :

Tanggapan Ustaz Zacky Mirza Soal Ustaz Flexing

Tanggapan Ustaz Zacky Mirza Soal Ustaz Flexing

Tanggapan Ustaz Zacky Mirza Soal Ustaz Flexing

April 24, 2024
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Ustaz Zacky Mirza berbagi pandangannya tentang fenomena ‘Ustaz flexing’. Bagi Ustaz Zacky, hal ini adalah sebuah pilihan yang masing-masing individu, dan ia yakin jika ustaz tersebut mempunyai pertimbangan masing-masing.

“Itu pilihan ya. Masalah kita mau ke politik sebagai pendakwah itu pilihan. Kita ingin menunjukkan eksposur ke masyarakat bahwa kita Alhamdulillah dikasih rumah itu juga pilihan. Masing-masing saya yakin punya alasan yang tidak sama,” kata Ustaz Zacky Mirza.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza mengungkapkan bahwa dia lebih memilih untuk tidak terlalu mengekspos kehidupan pribadinya di media sosial. Sebagai contoh, dia menceritakan bagaimana dia dan istrinya memiliki pendapat yang berbeda tentang kaca di rumah mereka.

“Guru saya pernah bilang nggak selamanya orang yang iri itu dosa, bisa jadi yang lebih berdosa tuh yang bikin iri. Jadi sebaik-baiknya harta itu harta yang disedekahkan bukan yang kita tunjukkan ke orang,” papar Ustaz Zacky.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Bagi Ustaz Zacky, kekayaan yang sejati adalah yang diberikan untuk kebaikan, bukan yang dipamerkan di media sosial. Dia mengutip kisah tentang Rasulullah yang memilih menjadi rasul dan hamba, daripada menjadi raja yang kaya raya.

“Saat didatangi oleh malaikat Jibril, Rasulullah disuruh antara menjadi Rasul sekaligus raja atau Rasul sekaligus hamba. Kalau Rasul sekaligus raja, ini jauh lebih nikmat karena akan dijadikan Raja lebih kaya dari Nabi Sulaiman. Lebih kaya dari raja di Romawi dan Persia tapi Rasul meneteskan air mata dan beliau menyampaikan lebih memilih untuk menjadi rasul dan hamba. Jadi itu yang mejadi prinsip hidup saya,” tambahnya.

Tags :

Kisah Unik Ustaz Zacky Mirza, Dari Layar Lebar ke Panggung Dakwah

Kisah Unik Ustaz Zacky Mirza, Dari Layar Lebar ke Panggung Dakwah

Kisah Unik Ustaz Zacky Mirza, Dari Layar Lebar ke Panggung Dakwah

April 23, 2024
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Saat mengobrol dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Ustaz Zacky Mirza mengungkap kisah menariknya saat keterlibatannya dalam sebelum film layar lebar. Terkenal lewat perannya dalam film Ketika Cinta Bertasbih, Ustaz Zacky Mirza membagikan pengalamannya yang menarik tentang awal mula ia terlibat dalam film Ketika Cinta Bertasbih.

Ustaz Zacky Mirza terlibat dalam film Ketika Cinta Bertasbih karena sebuah prank. “Saya tuh korban prank itu,” ujarnya dengan nada ringan. Awalnya, dia dipercaya untuk membacakan doa dalam sebuah acara, tanpa mengetahui bahwa itu sebenarnya adalah bagian dari proses casting untuk film tersebut.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Saya telepon Uje kalau sudah ada di tempat acara. Waktu saya masuk itu ada Neno Warisman, ada almarhum Didi Petet. Asalamualaikum Waalaikumsalam udah Ustaz mulai. Saya pikir kan doa kan? ya udah saya doa kan. ‘Loh kok doa Pak Ustaz? ‘Loh kata Uje, saya suruh doa’. ‘Bukan, ini casting’. ‘Astagfirullahalazim casting apaan Bunda Neno?’ ‘Ini casting Ketika Cinta Bertasbih Ustaz, kita lagi nyari pemain film artis,” cerita Ustaz Zacky Mirza.

Meskipun demikian, pengalaman tersebut membawa berkah baginya. “Ada hikmah dibalik dijadikan korban. Jadi ya memang saya korban sebenarnya. Tapi dari dikorbanin itu ada jadi berkah,” lanjut Ustaz Zacky Mirza.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Selain berdakwah, Ustaz Zacky Mirza juga mempunyai beberapa bisnis. Akan tetapi, ia mengaku bahwa bisnis bukanlah keahliannya. Meskipun pernah mencoba berbagai usaha, seperti bisnis parfum, namun dia lebih merasa bahwa berbisnis adalah urusan antara dia dan Allah.

“Ada sih ada. Cuman orientasinya saya rubah gitu. Contoh yang paling gampang berapa kali saya bisnis parfum. Saya tuh orangnya, ada teman nih ketemu terus udah saya bagi bagi saja. Nggak jadi jualan. Akhirnya saya ada tim harus dipisahin ini yang benar-benar buat jualan, ini buat hadiah. Tapi tetap aja banyakan hadiahnya gitu. Tapi ujung-ujungnya saya mikir berarti saya bisnisnya sama Allah aja,” ungkap Ustaz Zacky Mirza.

Tags :

Pengalaman Dakwah Ustaz Zacky Mirza di Papua, dari Kecelakaan hingga Pingsan

Pengalaman Dakwah Ustaz Zacky Mirza di Papua, dari Kecelakaan hingga Pingsan

Pengalaman Dakwah Ustaz Zacky Mirza di Papua, dari Kecelakaan hingga Pingsan

April 22, 2024
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn dengan Eddy Wijaya, Ustaz Zacky Mirza menceritakan perjalanan dakwahnya yang dipenuhi dengan tantangan, risiko, dan kegembiraan. Melalui percakapan dengan Eddy Wijaya, ia membagikan pengalamannya yang memukau, dari pingsan di Pekanbaru hingga panggung dakwah yang roboh di Pontianak.

“Saya lihat ini di sini, Ustaz pernah pingsan waktu berdakwah di tahun April 2021 di Pekanbaru Riau. Pernah juga kecelakaan di Aceh Desember 2021. Terus waktu itu pernah juga panggung dakwahnya roboh di 2023 di Pontianak. Ini gimana ceritanya kalau sampai banyak kejadian ini?” tanya Eddy Wijaya selaku host dari podcast EdShareOn.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Istri saya waktu itu ikut, tiba-tiba saat terakhir tuh saya udah sudah mencari pegangan. Tiba-tiba udah nggak sadar pingsan tapi dari situ saya belajar untuk pertempuran itu. Harusnya ngatur jadwalnya nggak boleh sampai bentrok,” jelas Ustaz Zacky Mirza.

Ustaz Zacky Mirza menggambarkan dakwah sebagai sebuah perjuangan yang penuh resiko. Ia menjelaskan bahwa setiap kejadian dalam perjalanan dakwahnya merupakan bagian dari dinamika yang harus dihadapi. Pengalaman pingsan di Pekanbaru, kecelakaan di Aceh, dan panggung dakwah yang roboh di Pontianak menjadi bagian dari perjalanan dakwahnya yang memperkuat keyakinannya. Meskipun dihadapkan pada berbagai risiko dan cobaan, namun Ustaz Zacky Mirza tidak pernah menyerah.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Dakwah tuh tempur, ada ustaz-ustaz yang lain bilangnya konsep kalau saya lebih suka bahasa tempur karena itu seperti bertempur. Berjuang gitu loh, fight-nya benar-benar fight,” ungkapnya.

Keberhasilan dalam dakwah juga disertai dengan kebahagiaan yang luar biasa. Ustaz Zacky Mirza bercerita tentang kegembiraannya saat disambut dengan antusiasme oleh masyarakat setempat, terutama oleh ibu-ibu yang penuh semangat. Baginya, dakwah adalah panggilan hati dan passionnya. “Iya happy banget. Itu happy-nya benar-benar yang happy,” ungkap Ustaz Zacky Mirza.

Tags :

Petualangan Dakwah Ustaz Zacky Mirza di Papua

Petualangan Dakwah Ustaz Zacky Mirza di Papua

Petualangan Dakwah Ustaz Zacky Mirza di Papua

April 18, 2024
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah wawancara dalam podcast EdShareOn, Ustaz Zacky Mirza mengungkapkan pengalaman uniknya saat melakukan dakwah di daerah terpencil. Ia menceritakan pengalamannya saat melakukan dakwah di berbagai daerah, termasuk ke dalam pelosok Papua yang membutuhkan waktu tempuh belasan jam.

Ustaz Zacky Mirza menceritakan pengalamannya yang luar biasa, dari naik pesawat kecil hingga menjelajahi perjalanan darat berjam-jam. “Saya pernah ke Yahukimo Papua, naik pesawat kecil. Dan juga ke Sarmi, yang masih ditempuh 13 jam perjalanan dari Jayapura,” ungkap Ustaz Zacky Mirza.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Perjalanan yang sulit dengan jalan tanah yang berdebu dan belum diaspal membuatnya harus bersabar. Namun di tengah kesulitan itu, Ustaz Zacky Mirza menemukan keajaiban, ketulusan dan kebahagiaan masyarakat setempat yang menyambutnya dengan antusias.

“Jadi betul-betul aman dan sampai di sana ya gimana ya. Mau netesin air mata juga sih karena seumur-umur mereka tinggal di Sarmi, baru ini ada Ustaz dari Jakarta,” tutur Ustaz Zacky Mirza.

Namun petualangan dakwah ini tidak semulus yang dibayangkan. Banyak yang mundur sebelum perjalanan dimulai, termasuk seorang Ustaz yang ditawarkan Ustaz Zacky Mirza untuk bergabung.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Saya pernah ngajak salah satu Ustaz juga. Ternyata dia sudah tahu duluan. Ternyata ada panitia di sana kenal sama si Ustaz ini. Dan dia baru tahu jika perjalanannya 12 jam dari Jayapura. Terus dia WhatsApp saya ‘gua mundur ya, nggak sanggup’ katanya,” cerita Ustaz Zacky Mirza.

Meskipun demikian, Ustaz Zacky Mirza tidak pernah menyerah. Baginya, dakwah adalah panggilan hati dan passionnya. “Iya happy banget. Itu happy-nya benar-benar yang happy,” ungkap Ustaz Zacky Mirza.

Tags :

Dari Dakwah, Ustaz Zacky Mirza Hampir Keliling Dunia

Dari Dakwah, Ustaz Zacky Mirza Hampir Keliling Dunia

Dari Dakwah, Ustaz Zacky Mirza Hampir Keliling Dunia

April 18, 2024
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Ketika berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn, Ustaz Zacky Mirza membahas interaksi antara dakwah, politik, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Ia membagikan pengalamannya dalam dakwah di berbagai daerah, serta pandangannya terhadap fenomena politik yang sedang ramai belakangan ini.

Dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah, Ustaz Zacky Mirza mengungkapkan pandangannya yang menarik dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya. Salah satu topik menarik yang dibahas adalah perbedaan antara audiens dakwah di berbagai daerah.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurut Ustaz Zacky Mirza, audiens dakwahnya cenderung didominasi oleh ibu-ibu, yang selalu antusias dalam menyambut kegiatan dakwah. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah seperti Papua, di mana pendatang mayoritas berasal dari suku Bugis, Makassar, dan Jawa. Meskipun demikian, ia tetap menyesuaikan konten dakwahnya sesuai dengan kebutuhan dan minat audiens, baik itu remaja SMA yang gemar dengan konten ringan seperti TikTok atau ibu-ibu yang mencari ilmu agama yang lebih mendalam.

“Ketika saya datang ini jemaahnya habis subuh. Oh berarti ini benar-benar mau ngaji. Saya betul-betul ngaji bawanya ya referensi dari Al-qur’an dan Hadis. Tapi ketika masuk ke anak-anak SMA, berarti mereka mau yang light yang tiktok dan yang lagi viral ngomongin tentang war takjil,” ungkap Ustaz Zacky Mirza.

Ia menekankan bahwa bulan suci ini berhasil menyatukan masyarakat, tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam hal-hal lain seperti takjil. Ia mengamati bahwa takjil tidak hanya dinikmati oleh umat Muslim, tetapi juga oleh non-Muslim, yang membuat perbedaan politik seakan-akan hilang. “Jadi menurut saya kemarin kita dibedakan dengan pilpres tapi sekarang disatukan dengan takjil,” jelasnya.

Ustaz Zacky Mirza di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Zacky Mirza juga membagikan pengalamannya dalam melakukan dakwah. Bahkan ia dipercaya menjadi host sebuah acara TV dan membuatnya bisa keliling dunia.

“Dengan dakwah akhirnya saya dipercaya salah satu station TV untuk membawakan acara sebagai host dan penceramah namanya jejak Kebesaranmu. Itu kita mengeksplor sejarah penyebaran Islam tahun pertama di jalur sutra. Saya ke Uzbek, India, dan Cina. Terus tahun berikutnya masuk ke negeri para nabi Mesir, Jordan, dan Palestine. Terus tahun berikutnya Alhamdulillah karena 4 tahun berturut-turut saya keliling Eropa dari mulai Maroko Spanyol berujung di Turki,” ujarnya.

Tags :