Kris Dayanti, Cara Pulang yang Elegan dan Terhormat

Kris Dayanti, Cara Pulang yang Elegan dan Terhormat

Kris Dayanti, Cara Pulang yang Elegan dan Terhormat

August 26, 2024
Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Kris Dayanti. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah perbincangan hangat dengan Eddy Wijaya dari EdShareOn, Kris Dayanti mengungkapkan perjalanan tak terduganya dari dunia hiburan hingga akhirnya mendapatkan surat tugas untuk maju sebagai calon Wali Kota Batu dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Perjalanan ini, yang menurutnya adalah cara pulang yang elegan, menjadi salah satu momen penting dalam hidupnya.

Eddy Wijaya membuka perbincangan dengan ucapan selamat kepada Kris Dayanti atas penugasannya sebagai calon Wali Kota Batu. Ia menyebut perjalanan Kris Dayanti ini sebagai pulang kampung yang sangat elegan dan terhormat. Menanggapi hal tersebut, Kris Dayanti mengungkapkan rasa syukur dan menyatakan bahwa dia tidak pernah membayangkan akan dicalonkan sebagai wali kota.

Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Kris Dayanti juga berbagi tentang tantangan yang dihadapinya saat ini, termasuk bagaimana dia harus memilih calon wakilnya sebelum pendaftaran resmi pada 27 Agustus. Dia mengungkapkan bahwa semangatnya untuk maju adalah untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Kota Batu, dengan fokus pada kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam perbincangan tersebut, Eddy Wijaya menyoroti latar belakang Kris Dayanti yang berasal dari keluarga sederhana di Batu. Kris Dayanti dengan rendah hati mengakui bahwa dirinya berasal dari kalangan bawah, dan pengalaman hidup itulah yang mendorongnya untuk berbuat lebih bagi masyarakat Batu. “Kota Batu seru,” katanya, menekankan arti kesejahteraan, kerukunan, dan persatuan yang ingin dia bawa ke kota tersebut.

Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Kris Dayanti juga menyoroti pentingnya Pilkada sebagai momentum untuk gerakan bersama rakyat. Ia mengungkapkan bagaimana sekolah politik PDIP telah mengajarkan padanya bahwa tujuan menjadi kepala daerah bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk melayani rakyat.

Sebagai anggota DPR dari Komisi 9, Kris Dayanti telah berkeliling Malang Raya, bertemu dengan berbagai komunitas dan menyerap aspirasi mereka. Ia bercerita tentang pengalaman mengesankan di sebuah desa di Malang Selatan, di mana ia berhasil memperjuangkan pembangunan Balai Latihan Kerja yang juga berfungsi sebagai tempat ibadah. Baginya, memberikan kontribusi seperti ini adalah kebahagiaan yang luar biasa.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Menyambut Indonesia Emas 2045, Ini Pesan Rahmat Shah untuk Generasi Muda

Menyambut Indonesia Emas 2045, Ini Pesan Rahmat Shah untuk Generasi Muda

Menyambut Indonesia Emas 2045, Ini Pesan Rahmat Shah untuk Generasi Muda

August 23, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Pada episode podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Rahmat Shah yang merupakan seorang tokoh yang dikenal luas di berbagai bidang, termasuk sebagai Ketua PMI Sumatera Utara—berbagi pandangannya tentang peran Pemuda Pancasila (PP) dalam mengubah citra negatif yang melekat pada organisasi tersebut, serta pesannya untuk generasi muda Indonesia dalam menyongsong era Indonesia Emas 2045.

Dalam wawancaranya, Rahmat Shah menjelaskan alasan di balik keputusan beliau untuk merekrut pemuda yang sering kali dianggap ‘preman’ ke dalam organisasi Pemuda Pancasila (PP). Menurutnya, PP merupakan wadah yang sangat tepat untuk menyalurkan potensi para pemuda yang kurang mendapatkan kesempatan pendidikan dan lapangan kerja. Dengan memberikan mereka atribut yang dapat dibanggakan, seperti seragam dan emblem, PP mampu mengurangi potensi kerusuhan dan perilaku negatif lainnya.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Kalau tidak ada organisasi yang namanya Pemuda Pancasila, anak-anak ini akan liar tidak ada wadah tidak ada baju atau emblem yang dia banggakan,” ujar Rahmat Shah. Beliau juga menekankan bahwa dalam PP, anggota diharuskan menjauhi kegiatan-kegiatan ilegal seperti judi dan narkoba.

Lebih lanjut, Rahmat Shah menjelaskan bahwa sebagai seorang pengusaha, dirinya selalu mendorong rekan-rekan pengusaha untuk berkontribusi kepada masyarakat sekitar dengan memberikan pekerjaan kepada pemuda-pemuda yang membutuhkan. Beliau berpesan agar para pengusaha tidak pelit dalam membantu para pemuda, karena bantuan kecil dari mereka dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan para pemuda ini.

Ketika ditanya oleh Eddy Wijaya tentang pesan untuk generasi muda dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, Rahmat Shah memberikan pandangan yang mendalam. Beliau menekankan pentingnya disiplin, fokus, dan integritas sebagai kunci keberhasilan. “Untuk semuanya untuk berhasil itu pertama kita mesti bisa disiplin. Fokus pada tujuan kita memohon yang terbaik kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” katanya.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah juga mengingatkan generasi muda untuk tidak terjebak dalam kebiasaan buruk, seperti kecanduan smartphone yang dapat mengganggu produktivitas dan kesehatan. “Saya rasa 80% pemuda hancur kena smartphone. Ibadah aja sudah lupa gara-gara smartphone janji sama keluarga lupa tugas main-main malam tidur sampai jam 1 itu racun,” tegasnya.

Dalam penutupannya, Rahmat Shah mengingatkan pentingnya kesederhanaan dan rendah hati. Meskipun beliau memiliki banyak pencapaian dan kemewahan, Rahmat Shah lebih memilih kesederhanaan dalam kehidupannya sehari-hari. “Sebetulnya kalau hidup tuh mau bahagia mau sehat apa adanya aja. Nggak usah sombong dan nggak usah angkuh,” katanya. Rahmat Shah menegaskan bahwa tindakan sombong dan arogansi tidak hanya merusak diri sendiri tetapi juga bisa menghancurkan masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah Mendedikasikan Diri untuk Kemanusiaan, Pertanian, dan Generasi Muda

Rahmat Shah Mendedikasikan Diri untuk Kemanusiaan, Pertanian, dan Generasi Muda

Rahmat Shah Mendedikasikan Diri untuk Kemanusiaan, Pertanian, dan Generasi Muda

August 22, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Rahmat Shah, seorang tokoh terkemuka di Sumatera Utara, berbicara tentang perjalanan hidupnya yang penuh dedikasi dalam berbagai bidang, mulai dari kemanusiaan hingga olahraga. Sebagai Ketua PMI Sumatera Utara, Rahmat Shah menjelaskan peran pentingnya dalam mendukung pelayanan donor darah dan berbagai program sosial lainnya.

Rahmat Shah mengenang awal keterlibatannya dengan Palang Merah Indonesia (PMI) yang dimulai dengan sindiran dari Jusuf Kalla tentang target pengumpulan darah. Tersentuh oleh sindiran itu, Rahmat Shah segera bertindak dengan menjalin kerjasama dengan enam universitas besar serta institusi TNI dan Polri untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam donor darah. Hasilnya, PMI Sumatera Utara kini rutin mengumpulkan hingga 1.000 kantong darah dalam satu kali acara.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurut Rahmat Shah, donor darah tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga memberikan pahala dan kesehatan bagi pendonor. Berkat kepemimpinannya, donor darah kini menjadi tren dalam berbagai acara peringatan ulang tahun di perusahaan dan institusi lainnya di Sumatera Utara.

Selain PMI, Rahmat Shah juga aktif dalam berbagai program yang berdampak luas bagi masyarakat. Salah satu inisiatif yang ia garap adalah pengembangan padi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral, seperti zink dan vitamin B, untuk membantu mengatasi masalah stunting dan gizi buruk di Indonesia. Program ini merupakan kerjasama dengan PBB dan telah diimplementasikan di berbagai negara seperti Filipina, Afrika, dan India.

Rahmat Shah tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Ia telah melakukan ujicoba program ini di Jawa Barat dan berharap bisa mendapat dukungan pemerintah untuk mengembangkan inisiatif ini lebih lanjut.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sebagai penasehat di Gabungan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (GAPI), Rahmat Shah juga menekankan pentingnya pengolahan limbah terpadu di kawasan industri. Dengan sistem ini, biaya pengolahan limbah bisa ditekan sehingga mengurangi beban industri. Ia juga berbicara tentang pentingnya kebersamaan dan kerjasama dalam mengatasi tantangan industri, mengingat GAPI memiliki 16,2 juta pekerja di seluruh Indonesia.

Selain itu, Rahmat Shah juga memimpin FORKI Sumatera Utara, di mana ia memberikan perhatian khusus kepada para atlet muda karate. Ia memastikan bahwa mereka memiliki fasilitas dan dukungan yang memadai, seperti dojo yang layak dan dokter yang memantau kondisi kesehatan mereka. Berkat dukungannya, banyak atlet yang berhasil mencapai prestasi dan kemudian melanjutkan karir sebagai anggota TNI, Polri, atau PNS.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah, Dedikasi untuk Bangsa Indonesia dan Kemanusiaan

Rahmat Shah, Dedikasi untuk Bangsa Indonesia dan Kemanusiaan

Rahmat Shah, Dedikasi untuk Bangsa Indonesia dan Kemanusiaan

August 21, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Di episode terbaru podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Rahmat Shah, seorang pengusaha sukses dan filantropis, berbagi pemikirannya tentang berbagai topik. Perbincangan ini menyoroti dedikasi Rahmat Shah untuk kemanusiaan dan kontribusinya bagi bangsa Indonesia serta hubungan eratnya dengan para pemimpin nasional dan internasional.

Rahmat Shah memulai pembicaraan dengan menekankan pentingnya menghormati simbol-simbol kebangsaan, seperti bendera dan lagu kebangsaan. Rahmat Shah merasa prihatin dengan penurunan etika, terutama di kalangan generasi muda yang seringkali kurang menghargai momen-momen tersebut. Ia menyoroti pentingnya disiplin dan etika sebagai kunci menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Rahmat Shah percaya bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang menghargai etika, kejujuran, dan rasa kebersamaan. Ia sering menegur mereka yang tidak menunjukkan sikap yang pantas dalam upacara resmi, karena menurutnya, disiplin adalah fondasi dari kebangsaan yang kokoh.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah juga berbicara tentang dukungannya terhadap olahraga dan para atlet muda Indonesia. Ia telah menyediakan fasilitas pelatihan yang lengkap, seperti dojo dan mes untuk atlet di kawasan Cemara Hijau, yang sepenuhnya dimiliki olehnya. Dukungan ini tidak hanya berupa fasilitas fisik, tetapi juga perhatian dan motivasi yang diberikan kepada para atlet untuk mencapai prestasi tertinggi.

Menurutnya, prestasi dalam olahraga tidak hanya meningkatkan citra bangsa, tetapi juga membuka peluang karier bagi para atlet. Banyak dari mereka yang telah berhasil menjadi anggota TNI, Polri, atau PNS berkat prestasi olahraga mereka. Ini menunjukkan bahwa dukungan yang tepat dapat memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.

Dalam wawancara tersebut, Rahmat Shah juga menceritakan bagaimana ia diangkat sebagai Konsul Jenderal Kehormatan Turki di Sumatera. Ia memutuskan untuk menerima peran tersebut karena melihat potensi besar dalam meningkatkan ekspor dari Sumatera ke Turki, tanpa harus melalui negara ketiga seperti Malaysia atau Singapura. Rahmat Shah dengan bangga menyatakan bahwa ia tidak pernah meminta imbalan apa pun dari peran ini, bahkan ia menanggung semua biaya operasional kantor konsulat tersebut.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Dedikasinya untuk memfasilitasi perdagangan antara Indonesia dan Turki telah memberikan dampak positif, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan devisa negara. Penghargaan yang diterimanya dari pemerintah Turki, termasuk penghargaan yang diberikan di atas kapal perang Turki, menunjukkan pengakuan atas kontribusi besar yang telah ia berikan.

Eddy Wijaya kemudian bertanya kepada Rahmat Shah tentang penghargaan yang paling berkesan di antara hampir 1.000 penghargaan yang telah diterimanya. Rahmat Shah menjawab bahwa penghargaan tertinggi yang ia terima dari tiga Presiden Indonesia, yaitu Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo, adalah yang paling membanggakan baginya. Penghargaan Bintang Mahaputra, yang diberikan kepadanya, adalah bukti pengabdian yang luar biasa kepada bangsa dan negara.

Rahmat Shah menutup wawancara dengan menyampaikan filosofi hidupnya dalam kepemimpinan. Menurutnya, perbedaan antara seorang pejabat dan penjahat sangat tipis. Seorang pejabat yang sejati adalah mereka yang menjalankan tugasnya untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara, bukan untuk keuntungan pribadi. Ia menolak tawaran untuk menjadi menteri karena merasa tidak mampu dan lebih memilih untuk berkontribusi di bidang lain yang ia kuasai.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah, Dedikasi Tanpa Batas untuk Kemanusiaan

Rahmat Shah, Dedikasi Tanpa Batas untuk Kemanusiaan

Rahmat Shah, Dedikasi Tanpa Batas untuk Kemanusiaan

August 20, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Pada episode podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Rahmat Shah, seorang pengusaha sukses dan filantropis, berbagi cerita mengenai hubungan dekatnya dengan para pemimpin nasional dan internasional, serta dedikasinya untuk kemanusiaan melalui berbagai inisiatif sosial dan lingkungan. Rahmat Shah telah menjalin hubungan dengan hampir semua Presiden Indonesia, mulai dari Soeharto hingga Joko Widodo.

Dalam wawancara tersebut, ia mengungkapkan bahwa hubungan tersebut tidak hanya bersifat formal, tetapi juga mengandung elemen persahabatan dan penghargaan. Rahmat Shah menceritakan bahwa ia menerima berbagai penghargaan dari para Presiden, seperti penghargaan Primaniyarta dari Soeharto dan penghargaan peduli lingkungan dari Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan tertinggi yang ia terima adalah Bintang Mahaputra, yang membuatnya layak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Meski demikian, Rahmat Shah memandang hidup dengan perspektif yang santai dan penuh humor. Ketika berbicara tentang kemungkinan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, ia berkata kepada Eddy Wijaya dengan nada bercanda, “Jangan cepat-cepatlah,” menunjukkan bahwa meskipun ia telah mencapai banyak hal, ia tetap menjalani hidup dengan ringan dan penuh kebahagiaan.

Selain hubungan dengan para pemimpin nasional, Rahmat Shah juga dikenal memiliki hubungan baik dengan banyak tokoh internasional. Ia menekankan bahwa ia selalu menjalin hubungan tanpa muatan politik, tetapi lebih kepada persahabatan yang tulus. Ia juga suka memberikan oleh-oleh unik kepada sahabatnya, sesuatu yang menunjukkan sifatnya yang murah hati dan perhatian.

Salah satu inisiatif sosial yang sedang dikerjakan oleh Rahmat Shah adalah Dream Home Senior Healthy Living di Bali, sebuah kompleks hunian khusus untuk lansia yang terletak di lokasi yang indah, di mana penghuninya dapat menikmati pemandangan laut dan gunung, serta udara yang segar. Proyek ini merupakan salah satu wujud nyata dari dedikasi Rahmat Shah untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para lansia. Dia menekankan bahwa lokasi ini dipilih dengan sangat hati-hati dan dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan terbaik bagi para penghuninya.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah juga berbicara tentang filosofi hidupnya dalam kepemimpinan. Ia percaya bahwa untuk menjadi pemimpin yang sukses, seseorang harus siap berkorban waktu, pikiran, dana, dan bahkan perasaan. Ia mengingatkan bahwa kepemimpinan bukanlah tentang kekuasaan, tetapi tentang pengabdian kepada masyarakat. Ini terbukti dari berbagai perannya sebagai pemimpin di berbagai organisasi, termasuk PMI dan organisasi olahraga, di mana ia terus berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Dalam kata-kata penutupnya, Rahmat Shah menegaskan bahwa seseorang tidak perlu menjadi menteri atau memegang jabatan tinggi untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. “Di mana pun kita bisa berbuat baik, itulah yang terpenting,” kata Rahmat, memberikan inspirasi bagi pendengar podcast EdShareOn untuk selalu menjalani hidup dengan niat tulus dan penuh dedikasi.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah, Mengatasi Kanker dengan Semangat dan Doa

Rahmat Shah, Mengatasi Kanker dengan Semangat dan Doa

Rahmat Shah, Mengatasi Kanker dengan Semangat dan Doa

August 16, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang bersama Rahmat Shah, seorang filantropis dan pencinta satwa, untuk membahas tentang perjalanan hidupnya yang inspiratif. Pada kesempatan ini, Rahmat Shah berbagi cerita tentang bagaimana ia menghadapi dan mengatasi vonis kanker yang mengancam nyawanya.

Pada tahun 2016, Rahmat Shah divonis menderita kanker dengan tingkat keparahan tinggi, gleason 9, oleh dokter di Singapura, Malaysia, dan Jepang. Semua dokter memberinya prognosis yang sama yaitu usianya diperkirakan tinggal satu tahun. Namun, Rahmat tidak menyerah pada vonis tersebut. “Kanker bisa mengalahkan fisik saya, tapi tidak bisa mengalahkan semangat saya untuk sembuh,” ungkap Rahmat Shah dengan penuh keyakinan.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah berbicara tentang bagaimana ia menjaga kesehatan fisiknya dengan pola hidup sehat, tetapi lebih dari itu, ia menekankan pentingnya semangat dan kebaikan dalam hidup. Ia percaya bahwa amal dan doa memiliki peran besar dalam kesembuhannya. Setiap pagi, Rahmat memulai harinya dengan minuman air panas dan buah-buahan sehat seperti pepaya, pir, dan tomat yang dipercaya mengandung likopen, zat yang mampu melawan kanker. Dia juga mengurangi konsumsi makanan manis dan daging merah, serta rutin berolahraga.

Namun, yang paling mengesankan dari cerita Rahmat Shah adalah pandangannya tentang kebahagiaan dan kehidupan yang bermakna. Dalam wawancara dengan Eddy Wijaya, ia berbagi bahwa kebahagiaan sejati berasal dari berbuat kebaikan untuk orang lain dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama. “Kebaikan kita berbuat itu yang bikin saya sehat,” kata Rahmat, menambahkan bahwa ia merasa lebih sehat dan bahagia ketika melihat orang lain bahagia karena perbuatannya.

Rahmat juga berbagi pengalamannya dalam menjaga hubungan dengan alam dan satwa, yang menurutnya merupakan bagian penting dari kesehariannya. Setiap pagi, dia memberi makan burung, kera, dan bahkan semut di sekitar rumahnya yang luas. Baginya, hubungan yang harmonis dengan alam dan semua makhluk hidup memberikan kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Eddy Wijaya, sebagai host podcast EdShareOn, terkesan dengan kisah Rahmat Shah. Ia mencatat bagaimana semangat, amal, dan pola hidup sehat bisa menjadi kunci kesembuhan yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Melalui podcast ini, Rahmat Shah juga mengingatkan bahwa penyakit serius seperti kanker tidak harus menjadi akhir dari segalanya, tetapi bisa menjadi awal dari kehidupan yang lebih bermakna.

Rahmat Shah, yang juga aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan, memberikan contoh nyata tentang bagaimana menjalani hidup dengan semangat dan dedikasi penuh. Kisahnya adalah inspirasi bagi banyak orang untuk tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan spiritual dan sosial.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah Angkat Nama Indonesia di Kancah Internasional

Rahmat Shah Angkat Nama Indonesia di Kancah Internasional

Rahmat Shah Angkat Nama Indonesia di Kancah Internasional

August 15, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Pada episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya duduk bersama Rahmat Shah, seorang filantropis dan pencinta satwa, untuk membahas perjalanan uniknya dalam dunia konservasi yang dipadukan dengan berburu. Pembicaraan ini tidak hanya membuka wawasan mengenai aktivitas Rahmat Shah, tetapi juga bagaimana ia menggabungkan minatnya terhadap satwa dengan usaha untuk melestarikan alam.

Eddy Wijaya membuka diskusi dengan membahas koleksi Rahmat Museum yang memuat lebih dari 2.600 spesies. Rahmat Shah dengan bangga menjelaskan bahwa koleksi tersebut bukan hanya terdiri dari binatang besar, tetapi juga mencakup berbagai jenis serangga seperti nyamuk, semut, lalat, dan kumbang, serta ratusan jenis kupu-kupu. Museum ini tidak hanya menjadi tempat penyimpanan spesimen, tetapi juga simbol prestasi Rahmat Shah yang telah mendapatkan pengakuan internasional.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Saya jadi cover, bayangin Putra Indonesia jadi cover,” ungkap Rahmat Shah dengan penuh kebanggaan. Melalui berbagai prestasinya, termasuk menjadi cover pada majalah internasional, Rahmat Shah merasa telah membawa nama baik bangsa Indonesia di mata dunia.

Namun, Rahmat Shah tidak hanya berhenti pada pengumpulan spesimen. Ia juga mendirikan dan mengelola kebun binatang yang hidup, sebuah langkah yang didorong oleh keinginan untuk menyediakan tempat hiburan yang mendidik, sehat, dan terjangkau bagi masyarakat. “Masyarakat itu butuh tempat hiburan yang layak, sehat, mendidik dan terjangkau. Ya itu kebun binatang,” ujar Rahmat Shah.

Menurutnya, kebun binatang bukan sekadar tempat hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi anak-anak dan keluarga. Dengan biaya yang relatif terjangkau, masyarakat dapat menikmati waktu bersama keluarga sambil belajar mencintai dan memahami binatang.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ketika ditanya oleh Eddy Wijaya tentang bagaimana ia bisa mengelola museum dan kebun binatang sekaligus, Rahmat Shah menjelaskan bahwa motivasinya didorong oleh keinginan untuk melihat orang lain bahagia. “Saya senang lihat orang bahagia,” katanya, menekankan bahwa kepuasan batin yang didapat dari melihat kebahagiaan orang lain jauh lebih berharga daripada keuntungan finansial.

Penutupan diskusi ditandai dengan refleksi Rahmat Shah tentang nilai harta dan kehidupan. Meskipun banyak tawaran yang datang untuk membeli koleksinya, termasuk tawaran sebesar 20 hingga 23 juta dolar dari Dubai, Rahmat Shah memilih untuk tetap mempertahankan museumnya di Indonesia sebagai bentuk kebanggaan nasional. “Harta itu bukan segalanya,” katanya, menunjukkan bahwa bagi Rahmat Shah, warisan dan kontribusi bagi bangsa jauh lebih berharga daripada kekayaan materi.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah: Berburu Harus Punya Tata Krama

Rahmat Shah: Berburu Harus Punya Tata Krama

Rahmat Shah: Berburu Harus Punya Tata Krama

August 14, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya mengundang Rahmat Shah, seorang filantropis dan pencinta satwa, untuk membahas topik tentang berburu bisa menjadi bagian dari konservasi alam. Diskusi ini mengangkat isu yang sering disalahpahami, yaitu keterlibatan Rahmat Shah dalam aktivitas berburu yang tampaknya bertentangan dengan misinya dalam pelestarian satwa.

Eddy Wijaya membuka diskusi dengan pertanyaan tajam, “Banyak orang bisa salah paham. Pak Rahmat Shah suka berburu binatang tapi dibilang konservasi, ini gimana ceritanya? Udah berburu tapi kok konservasi?”.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah kemudian menjelaskan bahwa persepsi tersebut sering muncul, namun ia sendiri tidak langsung percaya hingga akhirnya menemukan solusi melalui pengalamannya di berbagai negara. Ia menceritakan bagaimana ia terlibat dalam Safari Club International (SCI) setelah berdiskusi dengan seorang diplomat Amerika. Melalui keanggotaannya di SCI, Rahmat Shah memulai perjalanan berburu di berbagai negara seperti Afrika, Amerika Serikat, Kanada, dan banyak lagi, untuk mempelajari konsep fair chase atau perburuan yang adil.

“Saya berburu di banyak negara untuk belajar kenapa boleh menembak, berburu, dan bagaimana hal itu justru menambah populasi satwa dan menjaga habitatnya,” ujar Rahmat Shah. Ia menekankan bahwa sistem perburuan di luar negeri berbeda. Di negara-negara maju, perburuan dilakukan dengan tata krama yang ketat, seperti hanya memburu pada siang hari dan memastikan bahwa tembakan langsung mematikan tanpa menyiksa hewan.

Rahmat Shah juga membahas konsep konservasi melalui pemanfaatan, di mana hewan yang diburu tidak dihabisi sembarangan, melainkan dipilih berdasarkan usia dan kondisi tertentu untuk menjaga keseimbangan populasi. “Misalnya gajah, gadingnya harus 1,5 meter baru boleh ditembak. Ini untuk memastikan hanya gajah yang sudah tua dan tidak lagi produktif yang diburu,” jelasnya.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah menyoroti pentingnya regulasi dalam perburuan untuk menghindari kepunahan satwa. Ia menyayangkan praktik perburuan liar yang tidak sesuai aturan, yang menurutnya justru merusak upaya konservasi. Ia juga mengakui bahwa aktivitas berburu memiliki risiko tinggi, terutama ketika ia harus berburu di kondisi ekstrem seperti di perbatasan Rusia dengan Kazakhstan dengan suhu minus 30 derajat.

Diskusi ini kemudian ditutup dengan pengakuan Rahmat Shah bahwa meskipun berburu, ia sangat menghargai satwa liar dan berusaha menjaga keberadaan mereka melalui berbagai program konservasi. Ia juga menceritakan bahwa hasil perburuan yang legal sering kali disumbangkan ke museum sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi.

Tags :

Rahmat Shah, Perjalanan Hidup dan Kecintaannya pada Satwa

Rahmat Shah, Perjalanan Hidup dan Kecintaannya pada Satwa

Rahmat Shah, Perjalanan Hidup dan Kecintaannya pada Satwa

August 13, 2024
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rahmat Shah. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Pada episode terbaru podcast *EdShareOn*, Eddy Wijaya berbincang dengan Rahmat Shah, seorang filantropis dan pencinta satwa, yang juga dikenal luas atas dedikasinya dalam bidang konservasi alam. Diskusi ini menggali lebih dalam kisah hidup Rahmat Shah, mulai dari masa kecilnya di desa hingga perjalanannya menjadi seorang yang berpengaruh dalam pelestarian satwa di Indonesia.

Rahmat Shah, yang lahir dan dibesarkan di sebuah desa kecil di Kecamatan Perdagangan, Sumatera Utara, menceritakan bagaimana kecintaannya pada alam dan satwa tumbuh sejak kecil. “Saya dari kecil sudah sering mengantongi kelabang, kalajengking, ular dan hewan-hewan lainnya. Saya bisa marah berhari-hari jika hewan-hewan itu dibunuh,” ujarnya mengenang. Kebersamaan dengan alam yang dia rasakan sejak kecil memberikan ketenangan dan kebahagiaan, yang akhirnya membentuk dasar dari kecintaannya terhadap satwa dan alam.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Perjalanan hidup Rahmat Shah tidaklah mudah. Ia memulai kariernya dari bawah, bekerja di berbagai pekerjaan kasar sejak usia belia. “Dari umur 11 hingga 13 tahun, saya sudah bekerja memecah batu dan membantu tukang,” kenangnya. Perjalanan ini membawanya ke Medan, di mana ia melanjutkan pendidikan sambil bekerja di bengkel. Ketekunan dan dedikasi Rahmat Shah akhirnya membawanya bertemu dengan tokoh-tokoh penting, termasuk Surya Paloh yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan kariernya di dunia bisnis otomotif.

Melalui kerja keras dan fokus, Rahmat Shah berhasil membangun kariernya, yang kemudian membawanya pada kesuksesan besar. “Alhamdulillah, dengan kerja keras dan fokus, saya akhirnya bisa membangun perusahaan sendiri dan meraih sukses,” katanya.

Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rahmat Shah saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Namun, bukan hanya kesuksesan dalam dunia bisnis yang membuat Rahmat Shah dikenal luas. Kepeduliannya terhadap satwa dan alam menjadikannya seorang filantropis yang dihormati. Salah satu kontribusinya yang paling signifikan adalah dukungannya terhadap kebun binatang di Medan selama pandemi COVID-19, di mana ia menyumbangkan 1 miliar rupiah untuk membantu menjaga kelangsungan hidup satwa-satwa di sana.

Sebagai Ketua Lembaga Konservasi Indonesia, Rahmat Shah juga berbicara tentang pentingnya peran kebun binatang dalam pelestarian satwa langka. Ia menekankan bahwa kebun binatang tidak hanya berfungsi sebagai tempat hiburan, tetapi juga sebagai lembaga pendidikan dan konservasi yang penting bagi masa depan anak cucu. “Peran fungsi kebun binatang sangat mulia sebagai benteng terakhir penyelamatan satwa langka, anugerah Tuhan yang tak ternilai bagi bangsa kita,” tegasnya.

Tags :

Hasto Wardoyo Ungkap Tantangan Vasektomi dan Penurunan Stunting di Indonesia

Hasto Wardoyo Ungkap Tantangan Vasektomi dan Penurunan Stunting di Indonesia

Hasto Wardoyo Ungkap Tantangan Vasektomi dan Penurunan Stunting di Indonesia

August 13, 2024
dr. Hasto Wardoyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

dr. Hasto Wardoyo. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Pada episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Diskusi mereka menyoroti dua isu penting: program vasektomi sebagai salah satu metode Keluarga Berencana (KB) dan upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.

Eddy Wijaya membuka diskusi dengan mengangkat isu rendahnya kesadaran pria untuk ikut serta dalam program KB, khususnya melalui vasektomi. Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa saat ini hanya sekitar 5% pria yang menjadi akseptor KB, dengan sebagian besar menggunakan kondom dan sedikit sekali yang memilih vasektomi.

dr. Hasto Wardoyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
dr. Hasto Wardoyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Meskipun vasektomi telah terbukti aman dan bahkan bisa dibalik melalui operasi rekanalisasi, banyak pria masih enggan karena termakan mitos bahwa prosedur ini dapat mengurangi keperkasaan mereka. “Sebetulnya, teknologi medis saat ini sudah sangat maju. Vasektomi bisa dibalik jika diperlukan, dan prosedurnya sendiri sekarang sudah tanpa pisau, jadi minim rasa sakit,” jelas Hasto. Ia menambahkan bahwa pemerintah menyediakan layanan vasektomi secara gratis dan bahkan memberikan insentif berupa uang saku Rp300.000 bagi yang melakukannya.

Hasto Wardoyo juga mengakui perlunya kampanye yang lebih gencar untuk meningkatkan partisipasi pria dalam KB melalui vasektomi. Ia berbagi pengalaman ketika dirinya masih menjabat sebagai Bupati, di mana ia memberikan kambing sebagai insentif bagi mereka yang bersedia menjalani vasektomi. “Waktu itu, saya ditargetkan hanya 26 vasektomi, tapi setelah saya umumkan hadiah kambing, yang datang 126 orang. Ini menunjukkan bahwa dengan sosialisasi yang tepat, partisipasi bisa meningkat,” kenangnya.

Selain membahas vasektomi, Eddy Wijaya juga mengangkat isu stunting yang menjadi perhatian besar pemerintah saat ini. Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa meskipun data survei menunjukkan angka stunting masih di sekitar 21%, data real di lapangan dari posyandu menunjukkan angka yang jauh lebih rendah, bahkan hingga 6%.

dr. Hasto Wardoyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
dr. Hasto Wardoyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurut Hasto, stunting tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, tetapi juga oleh faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk dan air yang tidak bersih. “Kita harus mendekatkan angka real dengan survei, salah satunya dengan memastikan lebih banyak anak datang ke posyandu untuk penimbangan dan pengukuran secara rutin,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa target penurunan stunting ke 14% pada tahun 2024 merupakan tantangan besar, tetapi optimis bisa dicapai, setidaknya mendekati angka 20% sesuai standar WHO.

Menanggapi pertanyaan Eddy Wijaya tentang alokasi anggaran Rp30 triliun yang disebutkan oleh Menteri PPN, Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa sebagian besar anggaran tersebut digunakan untuk program Keluarga Harapan (PKH) dan BPJS Kesehatan. Sisa anggaran yang lebih kecil kemudian digunakan untuk program-program pendukung yang berfokus pada peningkatan sanitasi dan kebersihan lingkungan, yang secara tidak langsung berdampak pada penurunan angka stunting. “Sebanyak 70% faktor penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak bersih. Jadi, program pendukung seperti membangun sumur bersih atau memperbaiki sanitasi sangat penting,” katanya.

Tags :