Kisah Perjuangan Sutiyoso dalam Menyelesaikan Kemacetan di Jakarta

Sutiyoso. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn bersama dengan Eddy Wijaya, terungkap Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta, menjadi salah satu tokoh utama dalam penciptaan sistem transportasi massal di Jakarta. Pria yang akrab disapa Bang Yos ini menceritakan tentang perjuangannya mengatasi kemacetan di Jakarta.
Sebagai Gubernur pada periode pertamanya (1997-2002), Sutiyoso dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga ibu kota tetap berfungsi di tengah kondisi krisis yang melanda. Dan ia pun berhasil bertahan. Setelah masa-masa kritis berhasil dilewati, Sutiyoso kembali memikirkan masalah-masalah krusial, termasuk kemacetan yang menjadi momok utama.

Eddy Wijaya memperkuat pandangan tersebut dengan menyoroti kepiawaiannya dalam menghadapi tantangan tersebut. Dalam pembicaraannya, Sutiyoso menegaskan bahwa untuk menyelesaikan masalah kemacetan, tidak cukup hanya dengan keahlian militer. Oleh karena itu, ia membentuk tim yang terdiri dari para ahli transportasi, doktor, dan profesor dari berbagai universitas. Tim ini bekerja keras dalam melakukan penelitian mendalam tentang penyebab kemacetan Jakarta.
“Saya latar belakangnya adalah militer. Jangan merasa jadi pemimpin itu kita tahu semuanya. Jangan pernah merasa begitu, saya mungkin kalau strategi pertempuran mungkin saya menguasainya tetapi masalah macet ini ada orang yang lebih ngerti. Siapa itu? Orang-orang seperti doktor profesor yang punya latar belakang transpotasi. Oleh karena itu saya kumpulkan dari berbagai universitas terus saya bikin tim,” jelas Sutiyoso.

Sutiyoso menjelaskan bahwa pemimpin sejati tidak boleh menghindari tanggung jawab atau menyerahkan masalah kepada penerusnya. Dalam kasus kemacetan Jakarta, ia menyadari bahwa jika tidak segera ditangani, masalah tersebut akan menjadi semakin parah. Oleh karena itu, Sutiyoso dan timnya merancang sebuah konsep yang komprehensif untuk mengatasi kemacetan, yang meliputi integrasi berbagai moda transportasi, seperti MRT, busway, LRT, dan bahkan transportasi air.
“Jadi satu harus yang kita harus punya kendaraan jenis yang makro sifatnya. Artinya sekali angkut banyak diangkut. Oleh karena itu kita berencana membuat MRT, busway, LRT dan waterway, Semua moda ini akan saling mengakses. Saya janjikan kendaraan harus representatif. Apa kriteria representatif? Satu kendaraan harus nyaman, kendaraan ini harus aman, yang ketiga kendaraan ini harus tepat waktu dan yang keempat harus terjangkau tiketnya,” ungkap Sutiyoso.
Tags :
Recent Posts
-
Gede Sandra: Dampak Lingkungan Produksi Komponen Kendaraan Listrik Mengkhawatirkan
-
Eksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia, Usman Hamid Minta Lihat Masyarakat Papua
-
Usman Hamid: Peresmian Sejarah Hanya Dilakukan Negara Fasis
-
Aksi Kejaksaan dalam Pemberantasan Korupsi, Barita Simanjuntak: Komitmen Pimpinan
-
Korupsi di Indonesia Seakan Tak Ada Habisnya, IPW Ungkap Penyebabnya
-
IPW Tak Segan Laporkan Aparat Penegak Hukum yang Diduga Lakukan Penyimpangan
-
Kasus Hakim Zarof Ricar Diharapkan Ketua IPW Menjadi Pintu Masuk Penyelidikan Judicial Corruption
-
Ketua IPW Uraikan Tiga Hal yang Disorot dalam RUU Polri: Salah Satunya Penyadapan
