Cerita Nikson Nababan Mendapat Gelar Kanjeng Pangeran Raden Aryo

Cerita Nikson Nababan Mendapat Gelar Kanjeng Pangeran Raden Aryo

Cerita Nikson Nababan Mendapat Gelar Kanjeng Pangeran Raden Aryo

May 15, 2024
Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Nikson Nababan. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Nikson Hasudungan Nababan, seorang tokoh yang memiliki gelar Kanjeng Pangeran Raden Aryo dari Kesultanan Solo. Dalam kesempatan ini terungkap cerita tentang bagaimana Nikson Nababan meraih gelar tersebut dan apa arti dari gelar panjang yang melekat padanya.

Gelar panjang Nikson Nababan, yang meliputi Kanjeng Pangeran Raden Aryo Dr. Drs. Nikson Nababan Darmonagoro M.Si, memiliki cerita yang menarik. Sebagai seorang yang diundang oleh Kesultanan Solo pada tahun 2015, Nikson dianugerahi gelar tersebut dengan tingkat awal sebagai Kanjeng Raden Tumenggung.

Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Jadi Kanjeng Pangeran Raden Aryo Dr. Drs. Nikson Nababan Darmonagoro M.Si. Ceritanya itu saya diundang oleh Kesultanan Solo untuk diberikan gelar itu 2015,” tutur Nikson.

Namun gelar tersebut tidak berhenti di situ, karena setiap tahunnya Nikson meraih predikat yang semakin tinggi, dari Kanjeng Raden hingga mencapai puncaknya sebagai Kanjeng Pangeran. “Nah tingkatannya waktu itu masih Kanjeng Raden Tumenggung. Di belakangnya tetap Darmonagoro karena menurut beliau-beliau itu di sana gelar itu boleh naik terus predikat tapi Darmonagoro itu nggak bisa. Kemudian tahun berikutnya naik lagi menjadi Kanjeng Raden kemudian naik lagi menjadi Kanjeng Raden Aryo. Nah terakhir puncaknya itu adalah Kanjeng Pangeran itu sudah enggak ada lagi level tertinggi,” lanjutnya.

Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Pembahasan tentang gelar Darmonagoro, yang melekat pada nama Nikson, juga menjadi sorotan dalam podcast EdShareOn. “Artinya Darmonagoro itu adalah bahwa hidup saya itu selalu mendarma baktikan hidup untuk negara,” ungkapnya.

Nikson juga mengungkapkan bagaimana ia bisa mendapatkan penghargaan yang diberikan oleh Kesultanan Solo. “Menurut susunan dari Kesultanan Solo di undangan itu bahwa saya sebagai kepala daerah dilihat dari visi misi dan kinerja jadi layak diapresiasi dan diberi penghargaan kira-kira seperti itu,” ujar Kanjeng Pangeran Raden Aryo Dr. Drs. Nikson Nababan Darmonagoro M.Si.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Cara Nikson Nababan Memaksimalkan Potensi Wisata Sumatra Utara

Cara Nikson Nababan Memaksimalkan Potensi Wisata Sumatra Utara

Cara Nikson Nababan Memaksimalkan Potensi Wisata Sumatra Utara

May 15, 2024
Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Nikson Nababan. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn dengan Eddy Wijaya, Nikson Nababan memberikan pandangannya tentang potensi wisata di Indonesia terutama di Sumatra Utara. Terungkap berbagai ide brilian tentang bagaimana mengembangkan pariwisata, khususnya terkait Danau Toba.

Nikson Nababan membahas konsep yang menarik tentang bagaimana Danau Toba dapat ditingkatkan menjadi tujuan utama bagi wisatawan, sambil mempertimbangkan konektivitasnya dengan tempat wisata lain di sekitarnya. Menurutnya dari hasil riset dan survei, wisatawan pertama kali tertarik pada pantai, diikuti oleh pusat perbelanjaan, kuliner, agrowisata, dan baru kemudian wisata alam seperti danau.

Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Dari hasil riset dan survei, urutan pertama diminati oleh para wisatawan adalah pantai. Setelah pantai adalah pusat perbelanjaan, setelah pusat perbelanjaan itu pusat kuliner, agrowisata, wisata alam baru danau. Terakhir danau ini. Maka pertanyaannya danau ini kalau dinaikkan jadi nomor satu berarti dia harus juga membuat konektivitas terhadap pantai, pusat perbelanjaan, kuliner, agrowisata, dan wisata alam,” ujar Nikson.

Hal ini menunjukkan bahwa untuk menarik lebih banyak pengunjung ke Danau Toba, perlu ada upaya untuk menghubungkan dan mengintegrasikan pengalaman wisata yang berbeda di sekitarnya. “Dikoneksikan dengan transportasi dan promosi. Apa yang bisa dilihat, apa yang bisa dibeli, apa yang bisa dimakan, itu harus dicari investor juga. Kita harus memikirkan bagaimana program tersebut dapat menarik investor dari luar negeri, seperti Inggris Raya atau Eropa Timur sehingga wisatawan tidak terpecah,” tutur Nikson.

Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Nikson Nababan Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Eddy Wijaya sempat bertanya ke Nikson Nababan soal maksud dari wisatawan tidak terpecah. “Misal kita undanglah wisata apa namanya investor untuk bikin Hotel atau bikin pantai apa seperti di Bali itu dari pengusaha yang sudah ada di Bali. Dia sudah bisnisnya sudah di Bali tapi kita undang lagi ke Sumatera Utara dia pasti akan terpecah,” ungkap Nikson.

Tags :