EdShareOn

Tantangan Politik di Era Jokowi Menurut Prof. Ikrar Nusa Bhakti

October 4, 2024
Ikrar Nusa Bhakti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ikrar Nusa Bhakti. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam salah satu episode podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, topik menarik terkait politik Indonesia dibahas bersama Prof. Ikrar Nusa Bhakti. Salah satu sorotan utama adalah kegagalan Anies Baswedan dalam mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta dan bagaimana strategi politik di era Presiden Jokowi mempengaruhi dinamika politik tanah air. Diskusi ini mengungkapkan bagaimana kekuasaan dijaga melalui taktik-taktik politik yang terkadang tak kasat mata bagi masyarakat luas.

Prof. Ikrar mencurigai bahwa perhitungan suara Anies Baswedan dalam pemilihan presiden sebelumnya mungkin tidak mencerminkan hasil sesungguhnya. Beliau menyoroti kejanggalan dalam penghitungan suara elektronik Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang menurutnya menunjukkan ketidakwajaran. Meskipun Anies menempati posisi kedua di bawah Prabowo Subianto, sistem perhitungan yang aneh menimbulkan pertanyaan besar, terutama dalam konteks pengaruh politik Jokowi.

Ikrar Nusa Bhakti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ikrar Nusa Bhakti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Pembahasan ini juga mengungkap bagaimana Presiden Jokowi diduga berperan besar dalam memastikan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, masuk ke kancah politik nasional. Prof. Ikrar menyebutkan adanya intervensi politik dalam keputusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia calon wakil presiden. Intervensi ini diduga bertujuan untuk memuluskan jalan Gibran ke panggung politik nasional, meskipun banyak ahli hukum mengkritik langkah tersebut.

Menurut Ikrar, Anies Baswedan tetap menjadi ancaman bagi kekuatan politik Jokowi, terutama menjelang pemilu 2029. Meski survei menunjukkan popularitas Anies cukup tinggi, dukungan politik Jokowi terhadap Gibran diperkirakan dapat menghalangi jalan Anies. Prof. Ikrar juga menyoroti betapa pentingnya posisi Gubernur DKI Jakarta, yang memungkinkan sosok seperti Anies mendapatkan perhatian besar dari media massa.

Ikrar Nusa Bhakti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Ikrar Nusa Bhakti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Prof. Ikrar tak segan untuk mengkritik peran Jokowi dalam politik Indonesia, bahkan menyebutkan bahwa upaya Jokowi untuk memperkuat posisi keluarganya di politik bisa menjadi bumerang di masa depan. Prabowo Subianto, meskipun saat ini mendapat dukungan dari Jokowi, juga berpotensi masuk dalam perangkap politik yang sama, terutama saat Gibran siap bersaing sebagai calon presiden pada 2029.

Selain itu, Prof. Ikrar menekankan pentingnya membaca, baik secara harfiah maupun kontekstual. Ia menilai bahwa budaya membaca yang kurang dalam keluarga Jokowi, khususnya Gibran, dapat menjadi kelemahan besar dalam menghadapi tantangan politik yang kompleks. Sebaliknya, pemimpin yang memiliki wawasan luas dan kemampuan membaca situasi dengan baik akan lebih siap dalam mengambil keputusan yang berdampak pada publik.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)