Strategi Damai Saat Menghadapi Pergerakan GAM Din Minimi

Strategi Damai Saat Menghadapi Pergerakan GAM Din Minimi

Strategi Damai Saat Menghadapi Pergerakan GAM Din Minimi

May 6, 2024
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sutiyoso. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Ketika berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Sutiyoso membagikan pengalaman uniknya dalam menghadapi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sebagai seorang perwira militer, pria yang akrab disapa Bang Yos ini memperlihatkan bahwa tidak selalu diperlukan kekerasan untuk menangkap buronan.

Saat itu, pria kelahiran Semarang ini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen. Ia dipercaya untuk mengatasi pergerakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Din Minimi di Aceh.

Dalam menjalankan tugasnya, Bang Yos tidak pernah melepaskan peluru. Pendekatan yang digunakannya adalah melalui komunikasi dan negosiasi. “Saya tekniknya selalu soft approach. Saya lakukan pendekatan damai dulu kecuali saya tidak berhasil,” ujarnya.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Melalui serangkaian percakapan telepon, Bang Yos berhasil membangun hubungan yang kuat dengan Din Minimi. “Setiap kali telepon, saya tidak hanya sekedar ngomong, tapi untuk menggali soal kondisi dia. Kondisi fisiknya, kondisi psikologisnya seperti apa, untuk saya kenali secara utuh,” ungkap Bang Yos.

Setelah serangkaian percakapan yang panjang, Bang Yos berhasil mengajak Din Minimi untuk bertemu secara langsung. Pertemuan tersebut berlangsung di sebuah gubuk kecil di hutan belantara. Dengan keberanian dan kesabaran, Bang Yos berhasil meyakinkan Den Minimi untuk kembali ke Republik dan menyerahkan senjata.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Proses tersebut tidaklah mudah dan penuh dengan tantangan. Namun, akhirnya, segala usaha Bang Yos membuahkan hasil. GAM studio untuk berunding dan menerima amnesti yang ditawarkan oleh pemerintah.

“Ketika pagi ia baru final menyerah. Dengan berat hati akhirnya saya yakinkan dia dan kemudian dia setuju. Kemudian saat pagi semuanya cerah dan anak-anak saya suruh kembali sekolah. Ada yang kembali membantu orangtuanya di sawah,” ungkapnya.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Kisah Unik di Balik Kesuksesan Sutiyoso, Sempat ‘Kucing-Kucingan’ dengan Sang Ibu

Kisah Unik di Balik Kesuksesan Sutiyoso, Sempat ‘Kucing-Kucingan’ dengan Sang Ibu

Kisah Unik di Balik Kesuksesan Sutiyoso, Sempat ‘Kucing-Kucingan’ dengan Sang Ibu

May 2, 2024
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sutiyoso. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam percakapan di podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Sutiyoso yang lebih akrab disapa Bang Yos menceritakan tentang perjalanan kariernya yang membawanya menuju kesuksesan. Sutiyoso menceritakan bagaimana ia berhasil melewati ujian-ujian hidupnya, termasuk saat ia berusaha lolos masuk Akademi Militer. Bahkan untuk masuk ke Akademi Militer, Bang Yos harus ‘kucing-kucingan’ dengan sang ibu.

“Caranya gimana supaya nggak ketahuan ibu saya? Saya pakai alamat teman aku. Jadi kalau saya ada panggilan itu ibuku saya nggak ngerti,” katanya.

Bang Yos berhasil lolos ujian dan dirinya berhak mengikuti tahap tes selanjutnya. “Saat tes pertama di Kodam Semarang nggak ada masalah. Tapi tes berikutnya harus ke Bandung. Waktu pergi ke Bandung, aku bilang kalau aku lagi vakansi liburan dan saya mau jalan-jalan main ke Bandung sama teman-teman dan akhirnya lolos,” jelasnya.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Namun, perjalanan Bang Yos tidaklah mudah. Pasalnya ketika lolos tes terakhir, ia harus pergi ke Magelang. “Waktu tes saringan yang ketiga, tes terakhir ini di Bandung lagi tapi dengan catatan yang lulus tes terakhir tidak dipulangkan lagi tapi ke Magelang,” lanjutnya.

Bang Yos pun mengaku jika dirinya harus membuat pilihan yang sulit. “Iya langsung ke Magelang. Wah itu terjadi gejolak pikirannya dan pilihannya cuma dua saja. Aku pamit nanti nggak boleh, udah saringan yang terakhir nih. Kalau aku nggak pamit, aku nggak dapat uang sama sekali tapi aku pilih ini,” tutur pria kelahiran 6 Desember 1944 ini.

Pada podcast EdShareOn ini, Bang Yos juga mengungkap alasannya mengapa sang ibu tidak mengijinkannya untuk terjun ke dunia militer. “Kakak saya yang pertama itu mahasiswa agama, pasca kemerdekaan itu kan terjadi revolusi. Kemudian Belanda masuk lagi dengan sekutu segala macam. Nah Kakak saya ini jadi tentara pelajar otomatis sehingga ia kuliah sambil membawa senjata,” tutur Sutiyoso.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Nah kakak saya gitu, jadi ibu saya itu dua kali tahlilan. Kakak saya namanya khan Suparto dan tiba-tiba ada berita Suparto mati gitu dari mulut ke mulut. Dia khan gerilnya di daerah mana Ambarawa dan Klaten. Ibu saya sudah nangis-nangis, ternyata dia pulang lagi. Ternyata Suparto lain. Nah itu terjadi hingga dua kali gitu. Nah gara-gara itu trauma lah,” ungkapnya.

Meskipun telah mencapai puncak karirnya sebagai Pangdam Jaya, Bang Yos tetap merendah dan mengakui bahwa kesuksesannya berkat kesempatan yang diberikan kepadanya. “Saya ingin mengatakan kalau orang lain mendapatkan kesempatan juga, mungkin mereka akan mengerjakannya dan menghasilkan yang lebih baik dari saya. Ini kan hanya masalah kesempatan saja, saya hanya ingin mengatakan saya nggak bisa mengklaim saya itu orangnya hebat, ini karena kesempatan,” ujarnya.

Tags :

Perjalanan Inspiratif Sutiyoso, dari Keterbatasan Menuju Kesuksesan

Perjalanan Inspiratif Sutiyoso, dari Keterbatasan Menuju Kesuksesan

Perjalanan Inspiratif Sutiyoso, dari Keterbatasan Menuju Kesuksesan

April 30, 2024
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sutiyoso. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah perbincangan di podcast EdShareOn, Eddy Wijaya, ketua umum dari Yayasan Wijaya Peduli Bangsa, duduk bersama mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, yang akrab dipanggil Bang Yos. Pembicaraan mereka bukan hanya sekedar retrospeksi hidup, tetapi juga cerminan perjuangan dari kehidupan yang keras menuju kesuksesan.

Siapa yang menyangka jika Sutiyoso mempunyai cerita hidup yang menginspirasi, berbagi pengalaman tentang masa kecilnya yang penuh perjuangan. Sebagai anak keenam dari delapan bersaudara, Bang Yos menceritakan tentang masa-masa sulit di keluarganya. Meskipun dari keluarga yang sederhana, semangat dan kegigihan orangtuanya dalam mencari nafkah mengilhami perjalanan hidupnya.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Masa kecil saya penuh dengan perjuangan. Orangtua saya adalah seorang guru yang juga merangkap kepala sekolah di desa. Meskipun hidup dalam keterbatasan, orangtua saya tetap gigih bekerja untuk menyekolahkan kami semua,” ungkap Sutiyoso.

Dalam perbincangan tersebut, Sutiyoso juga mengungkapkan bahwa saat kecilnya, daging kambing menjadi sesuatu yang langka. Meskipun orangtuanya punya hewan ternak, namun Bang Yos dan keluarganya jarang sekali menikmati daging kambing karena kebutuhan ekonomi yang mengharuskan mereka menjual hasil ternak.

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Namun dari kesulitan itu, Sutiyoso belajar untuk bersyukur dan menghargai setiap nikmat yang diberikan. “Saya dari kecil selalu bersyukur. Melihat ke bawah, saya menyadari masih banyak yang lebih kurang dari saya. Kondisi saya mengajarkan saya untuk selalu bersyukur,” tutur Bang Yos.

Kisah perjuangan Sutiyoso juga mencapai puncaknya saat ia memutuskan untuk mendaftar di Akademi Militer. “Setelah lulus SMA akhirnya saya kuliah. Kuliah yang dipaksakanlah gitu, hati saya nggak di situ. Akhirnya saya diam-diam mencari sekolah yang gratis saja ya nggak bayar. Diam-diam saya daftar di Akademi Militer,” ungkapnya.

Tags :