Nikson Nababan. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, mantan Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, mengungkapkan rencananya untuk maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Dua periode kepemimpinannya di Tapanuli Utara telah memberikan keyakinan kepada masyarakat untuk mendorongnya menjadi calon gubernur, sebuah tanggung jawab yang disambutnya dengan penuh keseriusan.
Nikson menegaskan bahwa keputusannya untuk maju bukan semata-mata ambisi pribadi, tetapi merupakan panggilan untuk mengabdi kepada masyarakat. “Saya siap mengabdi lagi,” ujarnya. Menurutnya, banyak urusan di Sumatera Utara yang saat ini masih dibayangi oleh praktik-praktik yang membutuhkan uang tunai untuk penyelesaiannya, sesuatu yang ia tolak mentah-mentah dalam pemerintahannya di Tapanuli Utara.
“Sumatera Utara akan saya ubah menjadi semua urusan mesti urus tuntas. Apakah nanti itu siap? Nah kalau siap Monggo, saya selama jadi Bupati saya tidak punya uang. Saya murni marhaen. Kalau mau ya ayo gotong royong,” jelasnya.
Selain isu korupsi, Nikson juga menyoroti pentingnya pembangunan sektor pertanian dan kelautan di Sumatera Utara, yang menurutnya merupakan potensi daerah tersebut. Ia mengingatkan bahwa banyak lautan di Sumatera Utara yang saat ini dalam kondisi rusak. Pengalaman Nikson belajar dari Raja Ampat menjadi contoh konkret bagaimana konservasi dapat berjalan seiring dengan kemajuan ekonomi.
“Kekayaan alam di Sumatera Utara kalau kita kembalikan lagi dengan natural, saya yakin tidak hanya berpotensi nelayan kita maju tetapi juga wisatawan,” tegasnya. Nikson percaya bahwa dengan menjaga ekosistem laut, Sumatera Utara bisa menarik lebih banyak wisatawan, seperti yang terjadi di Raja Ampat dan Labuan Bajo.
Nikson juga menyadari bahwa persaingan dalam pemilihan gubernur akan berat, dengan calon-calon kuat seperti Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution. Namun, ia menegaskan bahwa kompetisi harus didasarkan pada program kerja dan rekam jejak, bukan hanya popularitas atau janji-janji tanpa dasar. “Artinya masyarakat juga harus menyadari bahwa masa depan kita itu jangan diukur karena segopok uang atau dengan janji-janji tapi dilihatlah dari track record dan karya-karya nyata yang sudah dikerjakan,” kata Nikson Nababan.
Tags :