EdShareOn

Said Iqbal, Perjuangan Buruh dan Harapan Masa Depan

September 24, 2024
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Said Iqbal. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah episode podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Said Iqbal, Presiden Partai Buruh, tentang perjalanan panjang dan tantangan yang dihadapi dalam memperjuangkan hak-hak buruh di Indonesia. Said Iqbal, yang telah aktif di dunia serikat buruh selama lebih dari tiga dekade, membagikan pemikirannya tentang bagaimana buruh tidak hanya perlu dilindungi dalam hal ekonomi, tetapi juga memiliki kekuatan politik untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka.

Said Iqbal menjelaskan bahwa gerakan buruh tidak hanya berhenti pada aksi-aksi demonstrasi, tetapi juga mencakup strategi lobi dan politik. “Kita memiliki konsep lobi, aksi, dan politik. Kami lobi DPR, pemerintah, dan stakeholder lainnya. Jika lobi tidak membuahkan hasil, barulah kami mengadakan aksi,” jelasnya. Konsep ini, menurut Said, diambil dari pengalaman internasionalnya sebagai anggota ILO Governing Body, di mana ia terlibat dalam berbagai perundingan buruh di tingkat global.

Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Eddy Wijaya menyoroti betapa pentingnya keseimbangan antara tuntutan buruh dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Said Iqbal menjelaskan bahwa standar upah diatur dalam konvensi ILO Nomor 133, di mana kebutuhan dasar pekerja harus dipenuhi terlebih dahulu. Namun, ia juga menekankan pentingnya keterbukaan dari pihak perusahaan. “Jika perusahaan jujur dan transparan tentang kondisi keuangannya, buruh akan lebih memahami situasi tersebut. Kuncinya adalah saling percaya dan transparansi,” tegasnya.

Selain membahas strategi perjuangan buruh, Said Iqbal juga berbicara tentang kebangkitan kembali Partai Buruh yang ia pimpin. Meskipun Partai Buruh belum mendapatkan kursi di tingkat nasional, Said yakin bahwa partai ini akan semakin kuat pada pemilu-pemilu berikutnya. “Kami tidak didukung oleh cukong atau bandar, kami hanya mengandalkan iuran dari anggota serikat buruh,” ungkap Said. Pengalaman dari negara-negara lain seperti Brasil dan Inggris mengajarkannya bahwa butuh waktu untuk membangun kekuatan politik yang berbasis pada gerakan buruh.

Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Melalui podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Said Iqbal juga menyampaikan visi Partai Buruh untuk membangun negara kesejahteraan. “Kau boleh kaya, tapi jangan miskinkan kami,” kata Said. Ia menekankan tiga prinsip utama yaitu kesetaraan kesempatan, redistribusi kekayaan melalui jaminan sosial, dan tanggung jawab publik dalam pengelolaan anggaran negara. Prinsip-prinsip ini menjadi fondasi perjuangan Partai Buruh untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih adil bagi seluruh masyarakat, terutama buruh, petani, dan nelayan.

Dengan optimisme yang kuat, Said Iqbal percaya bahwa pada pemilu 2029, Partai Buruh akan menjadi kekuatan politik yang lebih besar. “Kami yakin akan masuk ke papan tengah pada pemilu 2029 dan menjadi kekuatan dominan pada pemilu 2034,” ujarnya.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)