Roy Suryo. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Roy Suryo mengenai kontroversi seputar Pusat Data Nasional (PDN) dan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Roy Suryo, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, membagikan pandangannya tentang implementasi dan tantangan yang dihadapi oleh proyek PDN di Indonesia.
Roy Suryo menjelaskan bahwa konsep awal PDN mencakup empat lokasi yaitu Cikarang, Batam, Balikpapan, dan Labuan Bajo. Namun, ia mempertanyakan pemilihan Labuan Bajo sebagai salah satu lokasi, mengingat daerah tersebut lebih dikenal sebagai destinasi wisata daripada pusat infrastruktur teknologi. Ia menyarankan lokasi alternatif di Makassar atau Jayapura untuk lebih mendukung kawasan timur Indonesia.
Roy mengungkapkan bahwa PDN pertama di Cikarang mulai dibangun pada 9 November 2022 dan direncanakan selesai dalam 24 bulan, atau sekitar akhir Oktober hingga awal November 2024. Namun, ia mengkritik keputusan mendadak dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) untuk mempercepat penyelesaian dan peresmian PDN pada 17 Agustus 2024. “Ini tidak masuk akal dan terkesan tergesa-gesa,” ujarnya.
Akibat desakan tersebut, pemerintah memutuskan untuk menyewa dua PDNS di Serpong dan Surabaya. Roy menyebut langkah ini sebagai pemborosan karena sudah ada anggaran yang dirancang untuk empat PDN yang didukung oleh berbagai negara seperti Prancis, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Inggris. PDNS dianggap sebagai solusi sementara yang kurang efektif dan berisiko tinggi.
“Pada tahun lalu, mendadak muncul ide untuk mempercepat penyelesaian PDN. Akhirnya karena ada keinginan itu, dibuatlah PDNS. Dibuatlah di dua tempat yaitu Serpong dan Surabaya. Jadi kita sewa di Lintas Arta, kemudian satu lagi yang ada di Surabaya itu miliknya Sigma Caraka. Ini pemborosan kalau menurut saya, sudah ada anggaran yang dirancang bagus untuk empat tempat,” tutur Roy Suryo.
Roy juga menyoroti masalah keamanan data yang dihadapi PDNS. Ia mengungkapkan bahwa sistem proteksi yang digunakan sangat sederhana, bahkan password standar admin#1234 tidak diganti. Akibatnya, data mudah dibobol oleh hacker, yang ironisnya malah meminta maaf atas tindakannya, bukan pihak pemerintah.
Roy Suryo menyarankan agar proyek PDN kembali dijalankan sesuai rencana awal tanpa tergesa-gesa. “Tidak masalah jika peresmian sedikit terlambat, yang penting kualitas dan keamanan data terjamin,” tutupnya.
Tags :