EdShareOn

Profesor Romo Magnis: Hubungan Antara Agama di Indonesia Semakin Baik

September 24, 2025
Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Profesor Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

JakartaTokoh Lintas Agama, Profesor Franz Magnis Suseno atau yang akrab disapa Romo Magnis mengakui terciptanya hubungan baik antara tokoh-tokoh Islam dengan Kristen di Indonesia dalam 5 dekade belakangan. Ia menilai kondisi tersebut merupakan dasar untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tengah maraknya konflik yang mengatasnamakan agama.

“Ternyata dalam 50 tahun terakhir hubungan antara kami katolik juga protestan dengan mainstream Islam menjadi semakin baik,” ujar Romo Magnis saat berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 24 September 2025. “Kami bisa bicara baik dengan orang-orang NU (Nahdlatul Ulama) maupun dengan Muhammadiyah, kalau ada masalah kami bisa membicarakan bersama. Jadi menurut saya itu adalah modal sangat penting bagi masa depan Indonesia,” ucapnya menambahkan.

Profesor Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Profesor Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurut Romo Magnis, Indonesia merupakan bangsa yang paling rentan terjadinya konflik antar agama. Namun hal tersebut dapat diatasi lantaran kuatnya semangat persatuan yang dimiliki orang Indonesia. “Indonesia itu mengalami ancaman yang berbahaya tapi selalu keluar sedikit lebih baik. Jadi dalam semua peristiwa itu (konflik internal), Indonesia akhirnya lebih kuat. Sekarang misalnya Indonesia mengalami macam-macam masalah, tapi sebetulnya tidak mengalami masalah persatuan,” katanya.

Romo Magnis mengatakan, dirinya maupun tokoh Katolik lainnya seperti mendiang Romo Mangunwijaya semasa hidupnya telah sadar untuk menjaga hubungan baik antar umat beragama di Indonesia, begitu pula dengan tokoh Islam. “Jangan membiarkan hubungannya berupa hubungan win-lose, baik bagi kamu buruk bagi kami, baik bagi kami buruk bagi kamu, tetapi perlu membangun hubungan saling percaya. Dibantu juga orang seperti Nurcholish Madjid apalagi Gus Dur, dan banyak orang lain (tokoh Islam),” kata Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta itu.

Profesor Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Profesor Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Bukan hanya tokoh Islam, Romo Magnis menjelaskan, Islam secara organisasi masyarakat pun juga terlibat dalam mempertahankan kerukunan umat beragama di Indonesia, apalagi adanya ancaman ideologi transnasional seperti ISIS dan Boko Haram. “Mungkin juga karena mainstream Islam itu, ya (misalnya) NU, Muhammadiyah, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) juga termasuk di situ. Saya pertama kali ketemu Islam dengan HMI, saya dekat. Mereka menyadari telah dimusuhi oleh ekstremis berideologi transnasional karena dianggap bukan Islam yang benar,” kata Misionaris Katolik asal Jerman tersebut.

Oleh karena itu, Romo Magnis berharap umat beragama di Indonesia tetap menjaga toleransi satu sama lain serta tidak menghubungkan setiap konflik yang terjadi dengan isu agama. “Masih akan ada serangan teroris pasti. Juga kalau ada insiden intoleransi itu tentu tidak boleh dibiarkan tetapi juga tidak perlu dilebih-lebihkan. Biasanya ada alasan lokal, misalnya umat minoritas dalam bahasa dan komunikasi juga tidak lancar dengan penduduk asli,” ucapnya.

Romo Magnis: Sebagian Besar Masyarakat Tidak Percaya Anggota DPR

Tokoh Lintas Agama, Romo Magnis menilai penyebab ledakan demonstrasi pembubaran DPR di sejumlah wilayah Indonesia dipicu adanya ketidakpercayaan sebagian besar masyarakat terhadap para legislator untuk mewakili kepentingannya. Menurutnya, wakil rakyat nampak seperti sekelompok orang yang hanya mengejar jabatan dan lebih mengutamakan kepentingan pribadinya.

“Yang jelas rakyat sebagian besar samasekali tidak melihat DPR maupun DPRD sebagai wakil mereka, tetapi sebagai kelompok elit yang berhasil menduduki tempat-tempat yang basah di mana kami rakyat tidak kebagian. Ya, dengan sendirinya kalau ada alasan tertentu akan meledak (demonstrasi),” kata Romo Magnis kepada Eddy Wijaya.

Profesor Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Profesor Romo Magnis saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rohaniawan Katolik kelahiran Eckersdorf, Sesilia, Jerman (sekarang menjadi bagian Polandia) 26 Mei 1936 itu menjelaskan, ketidakpercayaan publik tersebut terjadi lantaran maraknya kasus korupsi yang dilakukan para wakil rakyat. “Kok di mana-mana orang meledak? Rupa-rupanya ada ketidakpuasan yang dalam. Kalau 50 persen bangsa Indonesia mendapat kesan bahwa Indonesia itu milik mereka yang di atas itu (pejabat publik) yang makin lama makin kaya, yang korupsinya bukan miliaran tapi triliunan. Mengerikan sekali,” kata Romo Magnis.

Demonstrasi yang menuntut agar DPR dibubarkan terjadi sejak 25 Agustus hingga awal September 2025. Aksi yang mulanya memprotes kenaikan gaji dan tunjangan Anggota DPR tersebut berubah menjadi penjarahan rumah-rumah sejumlah legislator. Penjarahan itu terjadi lantaran adanya sikap para Anggota DPR yang dinilai arogan menanggapi protes masyarakat tersebut.

Siapa Eddy Wijaya Sebenarnya, Begini Profilnya

Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur. Eddy juga menjabat sebagai Dewan Penasehat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia, masa bakti 2022-2026. Gagasan-gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.

Tags : #EdShareOn #RomoMagnis #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)