EdShareOn

Prof. Sudarnoto: PBB Gagal Wujudkan Perdamaian

July 9, 2025
Sudarnoto saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sudarnoto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTAKetua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Profesor Sudarnoto Abdul Hakim menyebut Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah gagal mewujudkan perdamaian dunia. Salah satu buktinya yakni PBB tidak bisa menghentikan eskalasi yang terus meluas di Timur Tengah.

“Menurut hemat saya, telah gagal cita-cita awal mendirikan PBB sampai hari ini. Kegagalan yang sangat fatal. Melenceng. Kalau bahasa NU (Nahdlatul Ulama) sudah keluar dari khittah-nya,” ujar Prof. Sudarnoto saat berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 9 Juli 2025.

Sudarnoto saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sudarnoto saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurut Prof. Sudarnoto, kegagalan PBB tersebut dipicu oleh dominasi negara-negara besar yang memiliki hak veto di PBB seperti Amerika Serikat. PBB tidak berkutik menghadapi Amerika yang melanggengkan ketidakadilan yang dialami masyarakat di Palestina. “Banyak sekali krisis ekonomi, krisis lingkungan, krisis kemanusiaan, peperangan terjadi di sana sini sampai hari ini. Dan itu muaranya adalah satu, ketidakadilan,” katanya.

Hak veto adalah hak yang diberikan kepada lima negara yakni Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, dan Tiongkok dalam piagam PBB 1945. Bila salah satu negara tersebut menggunakan hak veto untuk menolak keputusan yang telah disepakati anggota lain,  keputusan tersebut tidak bisa dilaksanakan. Misalnya saat Amerika membatalkan resolusi gencatan senjata di Gaza, Palestina, yang disetujui 14 dari 15 Anggota Dewan Keamanan pada Rabu, 4 Juni 2025.

Prof. Sudarnoto mengatakan sudah saatnya PBB direformasi agar keputusan khususnya terkait perdamaian global tidak seenaknya diveto. Tidak boleh ada lagi negara yang memiliki dominasi di PBB seperti saat ini, “Ketika saya memimpin sebuah FGD (Forum Group Discussion) di MUI, saya teriakkan lagi perlunya mereformasi PBB. Kalau tidak reformasi maka 5 negara yang memiliki hak veto itu akan terus mendominasi,” kata Guru Besar IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Sudarnoto saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sudarnoto saat di Podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Bila reformasi tidak bisa dilakukan, aktivis Muhammadiyah tersebut menyatakan perlunya membangun suatu sistem baru selevel dengan PBB.  Ia menilai pembentukan BRICS yang diinisiasi oleh Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan bisa menjadi alternatif. “Alternatif terhadap kebekuan global karena leadership PBB tidak jalan sudah mulai kelihatan. Seperti BRICS misalnya. Indonesia waktu itu agak ogah-ogahan tapi masuk juga (menjadi anggota BRICS),” ucap Prof. Sudarnoto.

Oleh karena itu, Prof. Sudarnoto berharap organisasi antarpemerintah seperti BRICS bisa menjadi semangat baru masyarakat global, termasuk menghadapi hegemoni negara-negara Barat. “Kita sekarang hidup dalam situasi di mana ada gerakan global yang menginginkan perubahan fundamental,” ucapnya. “Kita tahu siapa kekuatan-kekuatan dunia yang hegemonic. Mereka selalu melakukan perampasan, kalau tidak mau diatur ya dirampas. Misalnya kasus di Palestina merupakan tanda yang sangat besar, Israel didukung Amerika,” katanya menambahkan.

Siapa Eddy Wijaya Sebenarnya, Begini Profilnya

Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur. Gagasan- gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.

Tags : #EdShareOn #Sudarnoto #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)