Pieter C. Zulkifli. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru EdShareOn, Eddy Wijaya dan pengamat politik Pieter C. Zulkifli membahas isu-isu strategis yang dihadapi pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto. Dengan gaya diskusi yang mendalam, Pieter mengungkapkan berbagai tantangan serta potensi reformasi yang dibutuhkan Indonesia untuk berkembang, terutama terkait kebijakan ekonomi, nasionalisme, dan pemberantasan korupsi.
Eddy membuka diskusi dengan menyoroti tantangan globalisasi, khususnya dampak masuknya produk luar negeri ke Indonesia. Pieter menegaskan bahwa akar masalahnya sering kali terletak pada kebijakan yang kurang terencana. “Harusnya kebijakan dibuat berdasarkan riset dan observasi oleh tim yang netral. Melibatkan praktisi adalah kunci agar kebijakan itu tidak hanya efektif tetapi juga adil,” ujar Pieter, merujuk pada isu dampak kebijakan terhadap industri tekstil seperti Sritex.
Ia juga memuji langkah Presiden Prabowo mengadakan retreat kabinet di Akmil untuk menumbuhkan nasionalisme dan sinergi antarkementerian. “100 hari pertama pemerintahan ini adalah waktu kritis untuk membangun kerja sama lintas kementerian agar tidak terjadi kebijakan yang bertentangan,” kata Pieter, mengingatkan potensi konflik kebijakan seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Eddy menyoroti upaya Prabowo dalam membangun nasionalisme, yang direspon Pieter sebagai langkah strategis untuk menciptakan kabinet yang solid. “Presiden Prabowo ingin memastikan para menterinya saling mendukung dan bekerja sama untuk kepentingan bangsa,” ujar Pieter.
Lebih jauh, Pieter memuji keberanian Prabowo dalam melakukan reformasi struktural, termasuk perubahan di kementerian dan lembaga. “Gebrakan seperti menempatkan kepolisian dan kejaksaan di bawah koordinasi Menko Polkam adalah langkah besar. Ini menunjukkan keseriusan dalam menciptakan sistem yang lebih efisien dan akuntabel,” ungkapnya.
Dalam diskusi mengenai korupsi, Pieter mengutip Lord Acton, ‘Power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely’. Ia menekankan pentingnya sistem yang kuat untuk memaksa perubahan positif. “Jika sistem buruk, bahkan orang baik pun bisa menjadi jahat. Tapi jika sistemnya kuat, orang jahat sekalipun akan terpaksa menjadi baik,” ujar Pieter dengan penuh keyakinan.
Namun Pieter juga mengingatkan bahwa beberapa elit di kabinet Prabowo masih dibayangi kasus korupsi. “Ini menjadi tantangan besar. Tetapi dengan pengalaman dan ketegasan Pak Prabowo, saya yakin ada harapan besar untuk memberantas korupsi dan memperkuat sistem yang lebih transparan,” tambahnya.
Eddy Wijaya menutup diskusi dengan harapan besar pada pemerintahan Prabowo Subianto. Pieter optimis bahwa dengan fokus pada kepentingan bangsa, Indonesia bisa mengalami perubahan besar dalam waktu yang relatif singkat. “Jika sistem berjalan maksimal, saya yakin tidak sampai 10 tahun Indonesia akan menjadi lebih baik,” tutup Pieter.
Tags : #EdShareOn #PieterCZulkilfi #PrabowoSubianto #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya