Ridlwan Habib saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Pengamat Intelijen dan Terorisme, Ridlwan Habib menjelaskan pentingnya mempekerjakan seorang intelijen dalam suatu perusahaan. Ia menilai keberadaan intelijen di perusahaan menjadi bagian penting dalam melancarkan rencana bisnis. “Sekarang ada bisnis intelijen. Perusahaan-perusahaan swasta butuh juga. Bisnis intelijen itu bahkan sekarang lebih dibutuhkan,” ujar Ridlwan kepada Eddy Wijaya.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Keamanan era Presiden Jokowi itu mencontohkan suatu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi yang mempekerjakan intelijen. Yang mana, perusahaan itu ingin mengetahui rencana competitor-nya dalam menjalankan bisnis obat-obatan tersebut.
“Dia pengen mengerti rivalnya lagi menyiapkan produk apa, obat apa yang baru? Kan ada metodologi mengintai, merekrut petugas laboratorium pihak lawan, jadi diincar nih siapa yang bisa didekati. Jadi ada penyurupan atau menyamar (menjadi pegawai), dan penggalangan. Yang begini kan sangat prospektif,” kata Ridlwan.
Ridlwan mengatakan, dirinya pernah mempelajari mata kuliah tentang bisnis intelijen saat mengecap pendidikan di Pascasarjana Universitas Indonesia. “6 SKS itu, saya masih ingat beberapa tentor kita. Dan di sana juga diajari tuh, bagaimana kemudian rivalitas bisnis, corporate confidentiality, yang begitu ada materinya,” kata dia.
Oleh karena itu, Ridlwan berharap intelijen dimanfaatkan dengan bijak untuk kepentingan orang banyak dan dipelajari dengan baik sebagai suatu ilmu pengetahuan. “Intelijen ini kan seperti pisau, tools. Pisau ya bisa buat mengupas mangga, bisa buat membunuh orang. Tergantung digunakan untuk apa,” ucapnya.
Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur. Gagasan- gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.
Tags : #EdShareOn #RidlwanHabib #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya