Novel Baswedan. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Kepada Eddy Wijaya, Novel Baswedan juga merespons sorotan penggunaan pesawat pribadi (private jet) oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep bersama istrinya Erina Gudono ke Amerika Serikat. Menurutnya, kasus putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut harus dikaitkan dengan latar belakang profesi keluarga, bukan semata personal Kaesang sebagai pengusaha.
“Kalau dilihat (memang) Kaesang-nya seorang pengusaha, tapi ukurnya bukan dari sana. Harus diukurnya dari Kaesang ini saudaranya penyelenggara negara siapa? Seharusnya begitu,” kata Novel. “Karena tidak boleh apabila ada pejabat, terus kemudian melalui anaknya, ada fasilitas yang diterima, itu tidak boleh. Itu bisa menjadi bagian dari gratifikasi,” ucapnya menambahkan.
Pria kelahiran Semarang, 22 Juni 1977 tersebut lantas menyesalkan pernyataan pegawai KPK yang langsung menyimpulkan kasus private jet Kaesang bukan termasuk gratifikasi. Novel menilai perlu pengusutan lebih dalam dari latar belakang Kaesang sebagai anak seorang penyelenggara negara dalam hal ini Presiden Jokowi.
“Ada beberapa statement dari KPK salah satunya Deputi Pencegahan KPK yang mengatakan Kaesang ini swasta bukan penyelenggara negara. Saya bingung, wah, sepertinya dia tidak paham soal gratifikasi,” kata dia.
Novel mengimbau agar pejabat dan keluarganya lebih berhati-hati menerima pemberian maupun fasilitas dari siapapun. “Apalagi untuk level Presiden, ya. Presiden itu diberikan fasilitas oleh negara. Bahkan keluarganya juga diberikan fasilitas. Maka mestinya lebih berhati-hati lagi. Masak, dapat fasilitas dari orang lain?” katanya.
Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster dan pemerhati sosial kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari sejumlah pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi. Gagasan-gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.
Saksikan selengkapnya dalam podcast EdShareOn yang dipandu host Eddy Wijaya!
Tags :