Nita Yulianis. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Nita Yulianis mengungkapkan tentang ketahanan pangan Indonesia dan dampaknya terhadap lingkungan. Dari podcast EdShareOn ini, terungkap berbagai informasi penting yang menyoroti perubahan signifikan dalam ketahanan pangan serta tantangan yang dihadapi.
Menurut Nita Yulianis, ketahanan pangan Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan. Data dari Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) menunjukkan penurunan jumlah kabupaten dan kota yang rentan terhadap masalah pangan. Selain itu, prevalensi kurang gizi juga mengalami penurunan, menandakan adanya perbaikan dalam akses pangan dan gizi masyarakat.
“Alhamdulillah memang capaian kita membaik. Jadi karena memang dari data peta ketahanan dan kerentanan pangan atau FSVA kita sudah ada penurunan. Jadi ada sebelumnya di 2022 itu ada 74 kabupaten kota yang rentan rawan pangan. Pada tahun ini sudah tinggal 68 kabupaten kota, jadi sudah ada penurunan di jumlah kabupaten kota rawan pangannya,” jelas Nita.
Namun tantangan tidak berhenti di situ. Perubahan iklim ekstrem menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan, dengan banyak panen gagal akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Selain itu, Nita Yulianis juga menyoroti masalah pemborosan pangan yang masih menjadi persoalan serius.
“Jadi kita harus bijak makanya tadi kita dalam kerangka selamatkan pangan ini yang menarik adalah data menurut FAO jadi sepertiga dari pangan yang diproduksi itu terbuang,” tuturnya.
Dengan mengadopsi gerakan ‘Selamatkan Pangan’, masyarakat dapat berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama dalam mengurangi kelaparan (SDGs 2) dan meminimalkan food waste (SDGs 12).
“Jangan sampai ada lagi yang kelaparan. Jadi kita mengawinkan dua SDGs ini, SDGs 12 sama SDGs 2. Jadi melalui zero waste kita enhunger gitu karena kita juga perlu memahami zero waste itu bukan limbah,” lanjutnya.
Pentingnya kesadaran individu dalam mengurangi pemborosan pangan juga disoroti dalam percakapan ini. Nita Yulianis menekankan pentingnya bijak dalam berbelanja dan mengelola persediaan pangan di rumah. “Jadi tanpa kita sadari barangkali mungkin bukan maksud kita membuang pangan tapi kita beli dengan tidak bijak sehingga akhirnya terbuang sia-sia,” ungkap Nita Yulianis.
Tags :