EdShareOn

Kris Dayanti Siap Hadapi Tantangan Kota Batu

August 29, 2024
Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Kris Dayanti. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Eddy Wijaya, Kris Dayanti, yang populer dikenal sebagai KD, mengungkapkan visinya untuk Kota Batu jika terpilih menjadi Walikota. Dengan semangat dan optimisme, Kris Dayanti membahas berbagai tantangan yang dihadapi kota ini, mulai dari masalah sampah, angka kemiskinan, hingga persoalan pedagang kaki lima (PKL).

Dalam wawancara tersebut, Eddy Wijaya menanyakan pandangan Kris Dayanti mengenai tantangan utama di Kota Batu. “Saya dengar tantangan di Kota Batu ini, satu angka kemiskinan masih sangat tinggi dan juga yang kedua masalah sampah. Kira-kira Mbak KD nanti kalau terpilih jadi Walikota, apakah sudah punya ini kira-kira apa cara-cara jitu untuk mengatasi masalah tersebut?” tanya Eddy.

Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Kris Dayanti menekankan pentingnya edukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dan peran TPA sebagai tempat pemrosesan akhir, bukan sekadar tempat pembuangan. “Menurut data statistik, 98% masyarakat Indonesia masih belum memilah sampah dengan baik,” ujarnya. Kris Dayanti juga menyebutkan bahwa undang-undang tahun 2008 sudah menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari rumah, dan berharap melalui sosialisasi dan edukasi, Kota Batu bisa mengurangi masalah sampah. Ia juga mengusulkan pembentukan bank sampah dan mengajak investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek pengolahan sampah menjadi biodiesel.

Mengenai angka kemiskinan, Kris Dayanti berpendapat bahwa peningkatan sektor pariwisata dapat menjadi solusi. “Wisata di Batu memiliki potensi besar, mulai dari wisata alam, budaya, hingga petualangan. Dengan mendorong pariwisata, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja baru,” jelasnya.

Masalah PKL di Kota Batu juga menjadi sorotan dalam wawancara ini. Kris Dayanti menekankan perlunya pendekatan yang lebih humanis dan santun dalam menertibkan PKL. Ia menyarankan untuk merelokasi para pedagang ke tempat yang lebih nyaman dan dekat dengan lokasi mereka sebelumnya. Selain itu, Kris Dayanti membahas pentingnya kedisiplinan dan pengawasan dalam program-program pemberdayaan ekonomi seperti Tenaga Kerja Mandiri yang telah dilakukannya selama lima tahun terakhir.

Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Kris Dayanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

“Masalahnya ditertibkan ini sudah, sudah mau. Mungkin harus dengan pendekatan yang santun namanya orang sudah nyaman misalkan berjualan di satu lokasi terus kita pindahkan,” ungkap Kris Dayanti, sambil menekankan pentingnya mencari solusi yang tidak hanya efektif tetapi juga empatik terhadap kebutuhan pedagang.

Di akhir wawancara, Eddy Wijaya juga menyinggung pengalaman Kris Dayanti sebagai anggota Komisi 9 DPR RI dan peran perempuan dalam kepemimpinan daerah. Kris Dayanti menyatakan bahwa ia selalu belajar dari berbagai pihak lintas fraksi dan komisi. “Kita bisa tukeran program sama, misalnya di kota Batu para petani mungkin kesulitan traktor, saya bisa tukeran program sama Pak Junimarti di komisi 4,” tambahnya.

Menanggapi pertanyaan tentang stigma terhadap pemimpin perempuan, Kris Dayanti menekankan pentingnya menghilangkan stigma budaya patriarki dengan membuktikan kemampuan. “Budaya patriarki masih sangat ada, hanya stigma itu yang harus dikeluarkan,” tegasnya. Ia juga berbagi pandangannya tentang pentingnya kemandirian finansial bagi perempuan dan ibu rumah tangga, sembari menegaskan bahwa berbuat baik adalah kunci untuk mendapatkan kemudahan di masa depan.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)