Jihan Fahira saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Jakarta –Anggota DPD RI Dapil Jawa Barat, Jihan Fahira membantah bila kebiasaan suaminya, Primus Yustisio, menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) saat pergi bekerja adalah pencitraan. Menurutnya, Primus yang saat ini menjabat anggota DPR RI Dapil Jawa Barat V itu kerap menjadikan KRL sebagai alat transportasi keseharian.
“Primus itu naik kereta sudah bertahun-tahun, (bisa) menghemat waktu 1 sampai 1,5 jam. Kalau naik mobil itu bisa 3 jam. Jadi nggak ada citra-citraan (pencitraan). Memang Primus tidak suka macet,” ujar Jihan saat berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Menurut Jihan, Primus suka menggunakan KRL karena lebih menghemat waktu, apalagi ia hanya membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 5 menit berjalan kaki dari kediamannya di Bintaro menuju stasiun kereta Jurang Mangu. “Kereta zaman sekarang itu bagus, bersih sekali, dingin, terus bisa dipisah antara laki dan perempuan,” kata finalis GADIS Sampul 1993 tersebut.
Primus Yustisio sempat menjadi sorotan publik saat fotonya beredar di media sosial sedang naik KRL menuju kantornya di Senayan. Beredarnya foto artis yang membintangi sinetron berjudul Panji Manusia Millenium itu kemudian dikaitkan dengan penolakan tambahan tunjangan rumah anggota DPR RI senilai Rp 50 juta per bulan. Primus pun mendapat banyak pujian dari masyarakat lantaran kesederhanaannya lebih memilih angkutan umum daripada kendaraan pribadi.
Jihan mengatakan, dirinya sekeluarga bukan tipe yang suka memaksakan keadaan, termasuk sarana transportasi yang mereka gunakan untuk bepergian. “Sesuai kebutuhan aja.Jadi kami itu tidak naif, tidak pura-pura kaya atau pura-pura miskin biar dibilang baik. Enggak, semua sesuai, proporsional. Kalau memang daerah sana harus naik kereta ya naik kereta. Kalau memang harus pakai mobil ya pakai mobil, kadang-kadang naik motor, busway ya busway,” katanya.
Bukan hanya Primus, aktris yang membintangi sinetron Tersanjung itu juga mengaku telah lama menjadi pelanggan setia kereta. “Bahkan saya pun dari SMA sering sekali naik kereta, karena sangat menghemat waktu sekitar 20 menit. Kalau kita naik angkot dulu itu macet sekali,” kata Jihan.
Jihan menambahakan, kesederhanaan keluarganya tersebut terbentuk dari peran sang suami Primus yang telah 4 periode terpilih menjadi anggota DPR RI. Hingga Jihan terpilih menjadi seorang senator berkat bimbingan dari suaminya tersebut. “Saya tanya sama suami (Primus), apakah bisa orang seperti saya (masuk politik)? Dia bilang bisa asalkan saya jangan berubah. Karena orang pintar itu banyak tapi ujung-ujungnya dipenjara. Pesannya cuma itu aja. Jangan banyak tingkah, jujur, dan jangan jahat hatinya,” ucapnya.
Anggota DPD RI Dapil Jawa Barat, Jihan Fahira menyatakan kebanggaannya ikut tergabung dalam program Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP). Ia menilai program besutan Hamry Gusman Zakaria tersebut sangat baik untuk pendidikan anak sekolah yang sejak lama tidak lagi memperoleh mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
“Ini salah satu program yang saya bangga sekali, biarpun bukan saya pendirinya. Saya hanya diundang (bergabung) tapi dari hati saya benar-benar support karena kita di Indonesia kehilangan PMP, Pendidikan Moral Pancasila,” kata Jihan kepada Eddy Wijaya.
Aktris kelahiran Bogor, Jawa Barat, 6 Januari 1978 itu menjelaskan, kehadiran SLP dapat menjadi asupan pelajaran tambahan baik bagi siswa maupun tenaga pengajar, khususnya mengenai moral Pancasila. “Makanya ada Sekolah Laboratorium Pancasila bukan hanya untuk siswa tetapi para guru juga. Karena banyak sekali juga pengajar itu yang tidak paham Pancasila. Pancasila ini kan semuanya ada, kita menjalankan setiap hari, berdoa, salat, itu bagan pelaksanaan Ketuhanan yang Maha Esa (sila pertama Pancasila)” kata dia.
Jihan mengatakan, penghapusan mata pelajaran PMP di sekolah berakibat pada buruknya perilaku siswa, misalnya sikap murid kepada guru maupun orang tuanya. “Saya sih merasa sekarang itu krisis moral. Untuk anak-anak sekarang itu beda sekali sama kita dulu. Coba kalau kita lihat di TV yang lagi viral, (sikap) murid kepada gurunya (tidak baik),” kata ibu 4 anak tersebut.
Ia berharap agar pemerintah memberikan dukungan bagi program SLP untuk pendidikan moral di sekolah. “SLP ini memang belum bisa masuk sebagai kurikulum utama, baru masuk sebagai ekskul. Makanya saya berharap pemerintah pusat bisa sedikit-sedikit mensosialisasikan apa itu SLP,” ucap Jihan. “Saya berharap tidak hanya pendidikan akademis yang mereka dapat, dan budi pekerti. Dan terbukti, lihat sekarang setiap hari berita pem-bully-an, anak sekolah merokok gurunya sampai takut, apa itu?” kata dia menambahkan.
SLP merupakan program yang digagas seorang tokoh yang dikenal sebagai motivator nasional, Hamry Gusman Zakaria. Program ini bertujuan untuk menggelar pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Pancasila, mulai SD, SMP, SMA/Sederajat. Hamry yang juga dosen Lemhanas RI tersebut telah menguji programnya itu di beberapa sekolah, misalnya SMP Negeri 8 Johar Baru Jakarta Pusat.
Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur. Eddy juga menjabat sebagai Dewan Penasehat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia, masa bakti 2022-2026. Gagasan-gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.
Tags : #EdShareOn #JihanFahira #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya