Machica Mochtar. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Channel YouTube EdShareOn merupakan channel yang sering kali mengangkat isu-isu sosial dan keadilan, kali ini menghadirkan wawancara eksklusif antara Eddy Wijaya, pendiri EdShareOn, dengan Iqbal Ramadhan, seorang aktivis muda. Dalam wawancara ini, Iqbal berbicara mengenai pandangannya tentang peran hukum di Indonesia dan pengalamannya berhadapan langsung dengan ketidakadilan.
Iqbal Ramadhan memulai dengan menyampaikan pandangannya bahwa hukum seharusnya menjadi alat untuk mencapai keadilan, bukan sebaliknya, menjadi alat untuk memperkaya diri atau memperkuat kekuasaan. “Hukum itu kan salah satu tools atau alat untuk mencapai keadilan. Dia hanya menjadi alat tapi yang sering saya lihat justru sebaliknya hukum kemudian dijadikan alat untuk memperkaya diri, memperkuat kekuasaan dan sebagainya,” ungkap Iqbal. Ia menyoroti bagaimana hukum di Indonesia sering kali tidak berpihak pada masyarakat kecil, yang justru menjadi korban ketidakadilan.
Dalam wawancara tersebut, Eddy Wijaya menanyakan perasaan Iqbal saat harus berhadapan dengan hukum sebagai seorang warga biasa tanpa menggunakan pengaruh keluarganya, meskipun ia memiliki latar belakang yang dapat “melindungi” dirinya. Iqbal memilih untuk tidak mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya saat ia mengalami tindakan kekerasan, karena ia ingin merasakan bagaimana menjadi masyarakat biasa yang sering kali terpinggirkan oleh hukum. “Saya ingin tahu bagaimana rasanya ketika kita jadi masyarakat yang tidak mempunyai latar belakang yang bagus itu yang baik kemudian kita tidak mempunyai keluarga yang berkuasa,” kata Iqbal.
Pengalaman tersebut tidaklah ringan, bahkan menyebabkan cedera fisik bagi Iqbal. Namun, ia tetap tegar dan tidak menyesali keputusannya. Dalam hal ini, sang ibu, Machica Mochtar juga mengungkapkan kekhawatirannya sebagai seorang ibu. Iqbal juga mengungkapkan bahwa meskipun pengalaman tersebut berat, ia tidak akan berhenti berjuang untuk keadilan.
“Iya masih tetap itu bagian dari partisipasi publik dan pemerintah dan DPR gitu perlu memang untuk tetap diawasi,” tegas Iqbal saat ditanya apakah ia akan terus melakukan aksi protes di masa depan.
Mengenai cita-citanya, Iqbal sejak kecil bercita-cita menjadi presiden, meskipun kini ia lebih realistis dan menganggapnya sebagai harapan, bukan cita-cita. Namun, Eddy Wijaya menyemangati Iqbal untuk terus berjuang dan tidak menutup kemungkinan bahwa suatu hari ia bisa menjadi pemimpin yang membela rakyat kecil.
Iqbal saat ini tengah menyelesaikan pendidikan S2 hukum di Universitas Al Azhar dan berencana untuk melanjutkan pendidikannya lebih lanjut, baik di dalam negeri maupun luar negeri, tergantung situasi. Baginya hukum adalah alat yang dapat membongkar ketidakadilan dan memberikan kepastian kepada masyarakat.
Tags :