Hikmahanto Juwana. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Pada episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Hikmahanto Juwana, seorang pakar hukum internasional, tentang berbagai isu strategis, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan kebijakan politik internasional di masa depan. Diskusi ini menggali pandangan Hikmahanto mengenai dinamika investasi, kebijakan luar negeri, dan pengalaman pribadinya yang mempengaruhi pemikirannya.
Hikmahanto memulai dengan membahas proyek IKN yang menurutnya memerlukan waktu lama dan biaya besar. Meski begitu, ia melihat proyek ini sebagai upaya untuk menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dan membuka lapangan pekerjaan. “IKN itu bukan urusan setahun dua tahun, ini bisa bertahun-tahun,” jelas Hikmahanto. Namun, ia juga menggarisbawahi tantangan utama dalam pembiayaan proyek ini, terutama jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Eddy Wijaya kemudian menyinggung upaya pemerintah untuk menarik investor. Hikmahanto setuju bahwa investor adalah kunci, namun ia menekankan perlunya kepastian hukum terkait status tanah yang akan digunakan. “Investor mau investasi tidak hanya untuk satu dua tahun, tapi sampai 200-300 tahun,” ungkapnya.
Mengenai kebijakan politik internasional di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, Hikmahanto menyebutkan empat poin utama. Pertama, ia menegaskan pentingnya prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif. “Kita harus tetap berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri bebas aktif,” kata Hikmahanto. Prabowo, menurutnya, akan menjaga jarak yang sama dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina.
Kedua, Hikmahanto memuji kemampuan Prabowo dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia internasional tanpa kendala bahasa. “Beliau sangat lihai menyampaikan apa yang ada di dalam benaknya dengan bahasa yang bisa ditangkap,” ujar Hikmahanto.
Ketiga, Hikmahanto melihat Prabowo sebagai figur yang dapat memainkan peran penting dalam mediasi konflik internasional, seperti konflik antara Ukraina dan Rusia. “Kita sebagai penyelamat muka,” katanya, menggambarkan potensi Indonesia sebagai mediator yang dihormati.
Terakhir, Hikmahanto menyoroti kemungkinan peningkatan investasi dari Timur Tengah, mengingat jaringan dan pengalaman Prabowo di kawasan tersebut. “Pak Prabowo akan bisa melihat potensi Timur Tengah yang selama ini belum kita garap secara bagus,” jelasnya.
Tags :