Erry Riyana saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Ketika ngobrol dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Erry Riyana menceritakan tentang Gerakan Nurani Bangsa (GNB). Diketahui GNB ini diprakarsasi oleh Alissa Wahid dan yang menjadi ketua adalah Sinta Nuriyah Abdurrahman, istri dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“GNB ini diprakarsai oleh Alissa Wahid mengumpulkan tokoh-tokoh senior. Yang pasti ibu Sinta Nuriyah yang merupakan ketua GNB,” ujar Erry Riyana.
Ketika ditanya apa saja program dari Gerakan Nurani Bangsa, Erry Riyana menyebut jika GNB melakukan kunjungan para mantan presiden, wakil presiden, aparat penegak hukum, dan kejaksaan. “Programnya adalah mengunjungi para mantan presiden, wakil presiden dan aparat penegak hukum. Mulai dari Kapolri, Mahkamah Konstitusi, dan Ketua KPU,” jelasnya.
Erry Riyana juga menyampaikan harapannya kepada paslon yang menang pada Pemilu 2024. Yang pasti paslon pemenang harus bekerja keras untuk menyiapkan tim transisi.
“Yang pertama yang pasti kerja keras menyiapkan tim transisi. Saat menang sampai pelantikan masih ada beberapa waktu sekitar 6 bulan. Itu digunakan untuk menyiapkan banyak hal seperti susunan kabinet, susunan wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dan lain-lain. Hal ini harus segera dilakukan oleh paslon pemenang. Yang penting adalah keberlanjutan program yang memang baik dianggap baik dan sesuai dengan visi mereka. Yang kedua adalah menjalankan program yang dijanjikan saat mereka kampanye,” ungkap Erry Riyana.
Eddy Wijaya selaku host di podcast EdShareOn sempat bertanya apakah Indonesia Emas 2045 bisa terwujudu atau tidak. “2045 bebas korupsi, sepertinya masih bisa. Masih ada waktu 20 tahun lebih, tapi perlu pemimpin yang berani, tegas dan menjadi panglima pemberantasan korupsi dan tidak memanfaatkan aparat penegak hukum untuk kepentingan politik. Hal itu yang paling berbahaya dan justru menimbulkan korupsi,” tutur Erry.
Selain itu, Erry Riyana menjelaskan jika masyarakat harus siap agar Indonesia Emas 2045 bisa terwujud. “Harus siap, kalau tidak maka tidak akan tercapai. Skill harus dirombak dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman yang makin berubah. Kita menghadapi persaingan dari Cina. Kita harus cari jasa atau produk lain yang memang tidak bisa diproduksi secara massal sehingga murah,” jelasnya.
Jika kalah bersaing, kemungkinan besar akan menimbulkan banyak pengangguran sehingga menimbulkan banyak hal-hal yang negatif. “Betul, harus diantisipasi dari sekarang dan itu pekerjaan bukan pekerjaan yang mudah namun bukan pekerjaan yang mustahil. Asal kita mau melakukan,” tutup Erry Riyana.
Tags :