Bivitri Susanti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Kepada Eddy Wijaya, Bivitri Susanti mengimbau masyarakat Indonesia menanggapi dengan bijak keputusan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan mantan Presiden Joko Widodo sebagai nominasi tokoh terkorup di dunia. Menurutnya, keputusan OCCRP bisa direspons dengan mengusut kebenaran dari tuduhan tersebut.
“Harusnya ditanggapinya dengan dingin maksudnya jangan jadi marah, tapi lakukan investigasi. Jangan dilawan dulu, jangan dilihat sebagai tantangan terhadap bangsa kita,” ucap Bivitri.
Akademisi kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1974 itu menjelaskan, keputusan OCCRP tersebut bukan merupakan serangan kepada bangsa Indonesia, melainkan perhatian dunia internasional terhadap Tanah Air. “Ada sebagian buzzer yang mengatakan orang asing menyerang bangsa kita, saya sih tidak merasa diserang. Menurut saya ini bukan serangan kepada bangsa kita, tapi mereka sedang bilang ada yang salah dengan mantan presiden kalian yang namanya Joko Widodo,” ujarnya.
Pemeran film dokumenter Dirty Vote itu mengatakan, keputusan OCCRP harusnya memicu sistem penegakan hukum dan politik Indonesia untuk membongkar masalah dalam periode kepemimpinan Jokowi. “Ini peluang kita untuk belajar dari kesalahan yang pernah terjadi (di masa pemerintahan Jokowi) dengan membongkar kesalahan itu di pengadilan nanti,” ucap Bibib.
OCCRP memasukkan nama Jokowi sebagai finalis pemimpin negara terkorup 2024. Namanya bersaing dengan Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, pengusaha India Gautam Adani, dan mantan Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang kemudian dinobatkan sebagai Person of the Year 2024 untuk kategori kejahatan organisasi dan korupsi.
Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur. Gagasan- gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.
Tags : #EdShareOn #BivitriSusanti #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya