Ustaz Zacky Mirza. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Ketika berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn, Ustaz Zacky Mirza membahas interaksi antara dakwah, politik, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Ia membagikan pengalamannya dalam dakwah di berbagai daerah, serta pandangannya terhadap fenomena politik yang sedang ramai belakangan ini.
Dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah, Ustaz Zacky Mirza mengungkapkan pandangannya yang menarik dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya. Salah satu topik menarik yang dibahas adalah perbedaan antara audiens dakwah di berbagai daerah.
Menurut Ustaz Zacky Mirza, audiens dakwahnya cenderung didominasi oleh ibu-ibu, yang selalu antusias dalam menyambut kegiatan dakwah. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah seperti Papua, di mana pendatang mayoritas berasal dari suku Bugis, Makassar, dan Jawa. Meskipun demikian, ia tetap menyesuaikan konten dakwahnya sesuai dengan kebutuhan dan minat audiens, baik itu remaja SMA yang gemar dengan konten ringan seperti TikTok atau ibu-ibu yang mencari ilmu agama yang lebih mendalam.
“Ketika saya datang ini jemaahnya habis subuh. Oh berarti ini benar-benar mau ngaji. Saya betul-betul ngaji bawanya ya referensi dari Al-qur’an dan Hadis. Tapi ketika masuk ke anak-anak SMA, berarti mereka mau yang light yang tiktok dan yang lagi viral ngomongin tentang war takjil,” ungkap Ustaz Zacky Mirza.
Ia menekankan bahwa bulan suci ini berhasil menyatukan masyarakat, tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam hal-hal lain seperti takjil. Ia mengamati bahwa takjil tidak hanya dinikmati oleh umat Muslim, tetapi juga oleh non-Muslim, yang membuat perbedaan politik seakan-akan hilang. “Jadi menurut saya kemarin kita dibedakan dengan pilpres tapi sekarang disatukan dengan takjil,” jelasnya.
Ustaz Zacky Mirza juga membagikan pengalamannya dalam melakukan dakwah. Bahkan ia dipercaya menjadi host sebuah acara TV dan membuatnya bisa keliling dunia.
“Dengan dakwah akhirnya saya dipercaya salah satu station TV untuk membawakan acara sebagai host dan penceramah namanya jejak Kebesaranmu. Itu kita mengeksplor sejarah penyebaran Islam tahun pertama di jalur sutra. Saya ke Uzbek, India, dan Cina. Terus tahun berikutnya masuk ke negeri para nabi Mesir, Jordan, dan Palestine. Terus tahun berikutnya Alhamdulillah karena 4 tahun berturut-turut saya keliling Eropa dari mulai Maroko Spanyol berujung di Turki,” ujarnya.
Tags :