OC Kaligis. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan OC Kaligis, seorang pengacara senior yang tetap aktif membela klien di usia 82 tahun. Kaligis berbagi kisahnya tentang pengalaman di dunia hukum, termasuk saat menjalani hukuman penjara dan tetap aktif dalam berbagai kegiatan advokasi hukum.
OC Kaligis menceritakan bagaimana ia tetap berjuang di balik jeruji besi. “Saya bikin gugatan macam-macam kemudian yang di penjara saya bikinin PK (Peninjauan Kembali) kan terdaftar di pengadilan. Mesti dipanggil sidang kan? Kalau saya gugat sendiri saya enggak mau pakai kuasa jadi yang dipanggil saya. Mau enggak mau mesti saya datang,” ujarnya.
Selain itu, OC Kaligis juga bercerita tentang pengalamannya membela tokoh-tokoh besar seperti Prabowo. Kaligis menggambarkan bagaimana ia menggunakan keahliannya dalam berbagai bidang hukum, termasuk hukum bisnis dan HAM. “Jadi waktu kasusnya Abilio itu saya membela karena Prabowo mau tahu apakah namanya ada di kasus itu atau tidak. Akhirnya di PK (Peninjauan Kembali), Abilo kan bebas itu saya yang keluarin. Jadi untuk undang-undang nomor 26 tahun 2000, nama Prabowo bersih” tambahnya.
OC Kaligis juga mengungkapkan pengalaman menarik saat diminta oleh mantan Presiden Soeharto untuk menjadi pengacaranya. “Pak Harto telepon saya pada waktu itu saya membela Joko Ramiaji jalan tol. Pertanyaan pertama Pak ‘Apakah Pak OC bersedia jadi pengacara saya?’ Kebanggaan, Pak. Saya bilang kehormatan bahwa saya dipercaya oleh Bapak untuk itu,” kenangnya.
“Bagaimana caranya supaya Pak Harto panggil saya di sebelahnya. Saya kan Manado, saya pukul meja ya tiga jaksa agung yang periksa sama dia kan? Yang angkat anda jadi jadi jaksa agung siapa? kliennya saya presiden Soeharto saya bilang. Terus bendahara Yayasan saya bilang siapa? bos anda, hukum dia dulu kenapa Pak Harto dipanggil sebagai tersangka,” lanjutnya.
Pengalaman lainnya termasuk membela Presiden BJ Habibie dalam kasus komisi pembelian kapal terbang yang berhasil diselesaikannya dalam waktu tiga minggu tanpa biaya sepeser pun. “Saya selesai dalam waktu 3 minggu, beres. Dia nggak usah bayar satu sen,” cerita OC Kaligis. “Saya ini enggak terlalu pintar mungkin nasib baik kali ya dapat perkara-perkara besar,” tutupnya dengan rendah hati.
Tags :