Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn dengan Eddy Wijaya, Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), menyoroti rencana penggabungan Bank Muamalat dengan BTN Syariah. Anwar Abbas mengungkapkan keberatannya terhadap rencana tersebut, menyatakan kekhawatirannya bahwa bank tersebut akan kehilangan fokus pada tujuan awalnya sebagai lembaga yang didirikan untuk mendukung UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
“Saya keberatan, kalau dia bergabung maka dia menjadi bank milik negara,” ujar pria kelahiran 15 Februari 1955 ini.
Menurut Anwar Abbas, Bank Muamalat, yang didirikan oleh umat Islam, adalah hasil dari keinginan untuk membantu UMKM dan memperkecil kesenjangan sosial ekonomi yang ada di masyarakat. Dalam konteks ini, Anwar Abbas menyoroti pentingnya menjaga struktur sosial yang berkeadilan, dengan memberikan perhatian khusus kepada golongan ekonomi bawah.
“Kalau dia sudah menjadi bank milik negara, biasanya oknum-oknum pemerintah itu banyak intervensi sehingga banknya tidak berjalan dengan baik. Sementara Bank Muamalat ini adalah bank yang didirikan oleh umat Islam. Masyarakat kita ini kayak piramid, ada yang di atas tengah bawah. Lalu umat Islam ada di mana? Yang jelas umat Islam bukan berada di lapis atas tapi ada di UMKM. Oleh karena itu, kita menginginkan sebuah perbankan yang komit kepada UMKM,” jelas Anwar Abbas.
Selain itu, Anwar Abbas juga mengkritik kebijakan ekonomi yang cenderung memihak pada pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan pemerataan yang cukup. Abbas menekankan pentingnya dukungan terhadap ekonomi rakyat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Kesimpulnya berarti kalau pemerintah ini kebijakannya lebih fokus kepada pertumbuhan ekonomi. Kurang kepada pemerataan, Kalau saya lebih menekankan kepada pemberataan tapi bukan mengabaikan pertumbuhan,” ungkap Anwar Abbas.
Tags :