EdShareOn

Akbar Faisal, dari Partai Politik Hingga Biaya Jadi Caleg

March 5, 2024
Akbar Faizal. (Foto: EdShareOn.com)

Akbar Faizal. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah diskusi dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Akbar Faizal, seorang mantan anggota DPR RI periode 2009-2013 dan 2014 dan 2019, membahas dunia politik Indonesia yang sering kali dipenuhi dengan tanda tanya dan ketidakpastian. Dalam percakapan yang tajam ini, Faizal mengungkapkan pengalamannya dan pandangannya tentang uang politik, integritas, dan tantangan dalam menjalani karier politik di Indonesia.

Menanggapi pertanyaan tentang biaya yang dibutuhkan untuk menjadi anggota DPR RI, Faizal dengan tegas menyatakan, “Tergantung daerahnya Pak. Kalau di Jakarta menurut saya di bawah 40 miliar sudah nggak punya Pak.” Ia juga menyoroti masalah yang sama di daerah-daerah, dengan biaya kampanye yang terus meningkat. “Sekarang saya dengar-dengar kalau tidak punya uang 10 miliar jangan coba-coba,” ujarnya.

Pengalaman Faizal selama menjadi anggota DPR RI memberinya perspektif yang dalam tentang politik uang dan korupsi. “Saya hidup dari gaji dan hak-hak yang saya bisa terima ya,” ungkapnya. Namun, dia juga mengakui adanya kesalahan pribadi dalam hal keuangan, menyoroti tantangan moral yang dihadapi oleh banyak politisi.

Akbar Faizal saat berbincang-bincang di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Akbar Faizal saat berbincang-bincang di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Akbar Faizal juga mengeksplorasi masalah yang lebih mendalam dalam politik Indonesia, termasuk peran partai politik. Dia menunjukkan ketidakpuasannya dengan keadaan partai politik saat ini, yang seringkali tidak konsisten dengan prinsip-prinsip ideologisnya. “Hari ini bicara tentang membela rakyat kecil. Tapi saat di DPR, dia malah diam saja ketika ada undang-undang yang mencederai pikiran dan perasaan rakyat kecil,” jelasnya.

Pada akhirnya, Akbar Faizal menegaskan bahwa motivasinya untuk berpindah-pindah partai politik adalah untuk mencari lingkungan yang mendukung prinsip-prinsip yang dia yakini. “Saya mencari format yang terbaik. Ketika di situ saya tidak ada gunanya atau bahkan barangkali menambah kerusakan yang ada, saya pergi,” katanya dengan tegas.

Tags :

Recent Posts