Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Ustaz Solmed tentang perjalanan dan tantangan dalam membangun bisnis di tengah aktivitas dakwahnya. Percakapan ini memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana Ustaz Solmed memulai karir bisnisnya dan pelajaran hidup yang ia dapatkan di sepanjang jalan.
Eddy Wijaya membuka diskusi dengan menanyakan cara Ustaz Solmed membangun bisnisnya yang meliputi rokok herbal, kecantikan, dan kuliner. Ustaz Solmed merespons dengan rendah hati, menyatakan bahwa ia masih banyak belajar dan perjalanan menuju kesuksesan tidak pernah instan.
“Saya ini anak yang lahir dari keluarga sederhana, mungkin di bawah sederhana. Bapak saya ngewarung di kampung, dan saya hidup dari warung itu. Proses perjalanan hidup di perkampungan dan perjuangan orangtua saya berjualan sangat panjang,” ungkap Ustaz Solmed.
Ustaz Solmed menceritakan masa kecilnya yang penuh tantangan. Dari membantu orangtuanya menjual pisang goreng hingga nitip-nitip es mambo di warung-warung kecil. “Dulu, melihat teman-teman bisa beli buku dan jajan dengan mudah. Saya hanya bisa melihat dari kejauhan sambil meneteskan air mata. Tapi saya harus jalanin karena kondisi orangtua saya begitu,” kenangnya.
Ia menekankan pentingnya pendidikan dan kerja keras sejak dini. Ketika lulus dari Aliah, ayahnya memberi tanggung jawab untuk belanja kebutuhan warung. “Bapak saya mulai mendidik saya untuk jajan tapi sambil bekerja. Itu basic bisnisnya,” kata Ustaz Solmed.
Pengalaman bisnis pertamanya adalah menjual sarung. Dari membeli lima biji sarung di Tanah Abang, ia mendapatkan kepercayaan dari penjual untuk konsinyasi hingga puluhan ribu sarung. “Kepercayaan itu lebih dari modal. Saya dikasih pinjam puluhan ribu sarung tanpa modal, hanya dengan kejujuran,” jelasnya.
Ustaz Solmed juga berbicara tentang pentingnya menjaga hubungan baik dan kepercayaan dalam bisnis. “Setiap kita harus menghargai karakter orang lain. Jangan ngambekan atau baperan, karena kita belajar bukan dari sifat negatifnya tapi dari ilmunya,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa perjalanan bisnisnya mengajarkan banyak pelajaran hidup. “Banyak ilmu yang saya dapat dari berbagai orang. Kalau kita ngambekan, kita putus hubungan dan kehilangan peluang belajar dan rezeki,” ujarnya.
Tags :