Anwar Abbas. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Saat berbincang-bincang dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Anwar Abbas, seorang pengamat politik, membahas tentang praktik politik uang yang semakin merajalela dalam setiap Pemilu di Indonesia. Anwar Abbas mengungkapkan pandangannya tentang politik uang yang terjadi Pemilu 2024.
“Teman saya yang mantan politisi mengatakan sekarang ini gak laku lagi 50rb. Minimal antara 200 sama 300 rb,” ujarnya. Fenomena ini, menurutnya telah menimbulkan pengekangan kebebasan pemilih, mengarah pada hilangnya esensi demokrasi yang sejati.
Anwar Abbas memberikan contoh positif dengan menyebut sosok fenomenal yang tidak terlibat dalam praktik politik uang. “Komeng tidak mengeluarkan uang, bahkan dia manggung dia dibayar. Jadi bagi saya Komeng ini adalah sebuah sosok fenomenal,” jelas Anwar Abbas.
Anwar Abbas menggarisbawahi pentingnya reputasi dan pengakuan masyarakat terhadap calon pemimpin. “Kalau dia sudah dikenal oleh konstituennya, politik tanpa uang itu bisa,” katanya. Dalam hal ini, dia memberikan contoh tokoh agama yang populer dan dihormati, seperti Aa Gym atau Abdul Somad, yang mungkin tidak memerlukan kampanye mahal untuk terpilih.
Selain itu, Anwar Abbas juga membahas dampak sosial dan moral dari praktik politik uang, yang secara tidak langsung mereduksi peran negara dalam membangun masyarakat yang cerdas dan sejahtera. “Kalau mensejahterakan rakyat jangan dengan cara menyuap rakyat tetapi dengan cara memberdayakan mereka, memberi mereka pekerjaan sesuai dengan pasal di undang-undang memberikan pekerjaan yang layak bagi rakyat,” tuturnya.
“Jadi momen pilpres dan pemilu ini menurut saya adalah telah terjadi pengekangan kebebasan dari rakyat dan rakyat tidak lagi bisa menyampaikan karena sudah dicekokin dengan uang yang jumlahnya juga tidak seberapa,” lanjut Anwar Abbas.
Tags :