Akbar Faizal. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam sebuah wawancara dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareOn, Akbar Faizal, anggota DPR-RI periode 2009-2013 dan 2014-2019, memberikan wawasan yang mendalam tentang perjalanan politik Indonesia dan tantangan yang masih dihadapi negara ini.
Akbar Faizal menceritakan keterlibatannya dalam tim transisi saat Joko Widodo (Jokowi) terpilih sebagai Presiden pada tahun 2014. “Ada banyak yang telah dilakukan Pak. Khususnya pada periode pertama, saya membela habis-habisan di masa itu,” jelasnya. Dia juga menyoroti kemajuan di era Jokowi yang telah dicapai dalam infrastruktur, tetapi juga menekankan perlunya memperbaiki indeks kebebasan berpendapat.
Pria kelahiran 21 Desember 1968 ini secara kritis juga membeberkan perbedaan antara periode pertama dan kedua kepresidenan Jokowi. “Pada periode pertama, saya tidak merasa malu atau bersalah kalau katakan bahwa saya membela total Pak Jokowi. Tetapi pada periode kedua, ada banyak catatan yang harus kita perbaiki,” tuturnya.
Akbar Faizal jgua membagikan pengalamannya sebagai anggota DPR, menggambarkan tantangan dan kelemahan dalam sistem politik. Dia menyebutkan tentang tekanan yang dihadapi anggota DPR untuk memenuhi banyak kewenangan.
“DPR adalah tempat yang kompleks. Ada anggota DPR yang bukan politisi, tetapi pedagang atau bahkan ibu rumah tangga yang suaminya memiliki posisi politik,” jelas Faisal.
Akbar Faizal juga mengajak semua pihak, terutama aparat penegak hukum, untuk bekerja sama dalam membawa Indonesia ke depan. “Kepada teman-teman terutama aparat penegak hukum yang sedang memegang kewenangan, bahwa ada banyak hal yang harus kita perbaiki. Ayo kita satu jiwa membawa Indonesia ke depan dengan menimbang baik baik,” tutupnya.
Tags :