Ray Rangkuti saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Jakarta – Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai pemberian amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan abolisi bagi Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong sarat dengan sikap politik Presiden Prabowo Subianto saat ini. Menurut Ray, Prabowo saat ini semakin mendekat kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan kian renggang dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
“Sebagai contoh, karena lebih banyak ‘ayunannya’ ke Ibu Mega, kasus soal Tom Lembong dilepas, otomatis nama Pak Jokowi yang kena. Lalu soal Hasto lepas, otomatis Pak Jokowi yang kena,” ujar Ray saat berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Ray menjelaskan Hasto adalah orang kepercayaan Megawati Soekarnoputri yang dulu sempat menjabat sebagai sekretaris jenderal PDIP. Sementara Tom Lembong merupakan mantan co-Captain Tim Pemenangan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Baik Hasto maupun Tom kerap mengkritik sikap politik Jokowi. “Dua orang ini boleh disebut mewakili 2 kekuatan oposisi. Hasto oposisi formal di legislatif lewat PDI Perjuangan, Tom Lembong oposisi non formal dari Anies Baswedan yang dikenal sebagai Anak Abah,” katanya.
Hasto Kristiyanto divonis 3,5 tahun penjara dalam kasus suap Penggantian Antar Waktu (PAW) anggota DPR RI. Sementara Tom Lembong divonis 4,5 tahun penjara dalam kasus korupsi impor gula pasir saat menjabat Menteri Perdagangan periode 2015 – 2016. Namun keduanya dilepaskan dari hukuman setelah Presiden Prabowo memberikan amnesti kepada Hasto dan abolisi kepada Tom pada 1 Agustus lalu.
Menurut Ray pemberian amnesti dan abolisi tersebut memiliki dampak cukup luas baik pada hubungan Prabowo dengan Jokowi serta perpolitikan menjelang Pilpres 2029. Ray menduga Presiden Prabowo akan menggandeng PDIP dan kemungkinan meninggalkan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan anak sulung Jokowi jelang Pilpres.
“Besar dugaan saya, Gibran tidak lagi diajak Prabowo sebagai calon wakil presiden untuk 2029. Mengapa nggak diajak? Karena terlalu kecil backup politik Gibran yang tidak berpartai sampai sekarang,” katanya. “Bahkan saya punya dugaan nih, mungkin Puan (Puan Maharani, anak Megawati) yang akan dipasangkan dengan Pak Prabowo,” ujarnya menambahkan.
Pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkar Madani (LIMA) memprediksi hal itu sejak pertemuan Presiden Prabowo dengan Megawati pada 7 April lalu. “Saya sudah ingatkan dari awal, begitu Ibu Mega bertemu dengan Pak Prabowo, akan ada sinyal Pak Prabowo merapat ke Ibu Mega, yang otomatis akan meninggalkan Pak Jokowi,” ujar lulusan Fakultas Ushuluddin Program Studi Aqidah Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur. Gagasan- gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.
Tags : #EdShareOn #RayRangkuti #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya