EdShareOn

Firman Soebagyo: Saya Lepas Lencana karena Jengkel Kasus Pagar Laut

February 5, 2025
Firman Soebagyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Firman Soebagyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Anggota DPR RI Komisi IV, Firman Soebagyo menilai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkesan menunda pembongkaran pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kesan tersebut semakin menguat setelah kementerian yang dipimpin Sakti Wahyu Trenggono itu, tidak langsung menjalankan perintah Presiden Prabowo Subianto untuk membongkar pagar laut tersebut.

“Mengapa Pak Prabowo menginstruksikan pada Panglima TNI dan Kasal (Kepala Staf Angkatan Laut) untuk membongkar pagar laut. Mungkin (kata Prabowo); kok, menteri saya tidak bergerak-bergerak?” ujar Firman saat berbincang bersama Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 5 Februari 2025.

Publik awal Januari 2025 lalu dihebohkan kasus pagar laut yang membentang di perairan pantai utara atau pesisir Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pagar yang terbuat dari bilah-bilah bambu itu tertancap sepanjang 30,16 kilometer.

Firman Soebagyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Firman Soebagyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Firman menjelaskan, DPR juga memanggil Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono untuk menindaklanjuti temuan tersebut pada Kamis, 23 Januari 2025. Namun Firman menganggap penjelasan Trenggono terkesan tidak jelas dan saling melempar tanggung jawab. “Makanya, mohon maaf kepada publik dan DPR, karena waktu itu saya jengkel sehingga melepas lencana,” ucap Firman.

Firman mengaku malu karena telah memberikan janji kepada masyarakat nelayan untuk menemukan solusi, namun hasil dari pertemuan dengan KKP tidak menunjukkan demikian. “Pak menteri-nya mutar-mutar (penjelasan), malah lempar-lemparan,” katanya.

Politisi Partai Golkar itu berharap KKP sebagai leading sector harus tanggap pada kasus pagar laut. Jangan sampai menimbulkan gejolak di masyarakat akan memicu kerugian yang lebih besar. “Jangan sampai ada kemarahan masyarakat, atau masyarakat menjadi lost control atau bias karena provokasi-provokasi. Jangan sampai ada tindakan-tindakan anarkis yang merugikan, itu yang kita antisipasi,” ujar Firman.

Firman Soebagyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Firman Soebagyo saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Farid menjelaskan pemakai narkoba dapat mendaftarkan diri ke lembaga rehabilitasi swasta dan instansi pemerintah seperti BNN. Untuk swasta, kata Farid, mempunyai sekitar 649 tempat rehabilitasi. Sedangkan BNN mempunyai 6 balai loka rehabilitasi dan 217 klinik BNN untuk rehabilitasi rawat jalan. Ada pula lembaga rehabilitasi Kemenkes dan Polri.

Pendaftaran rehabilitasi di BNN dapat diakses melalui website bnn.go.ig. Namun ia menegaskan masyarakat untuk mendaftar rehabilitasi melalui institusi pemerintah karena tidak dipungut biaya. “Namun persoalan utamanya yakni aksesibilitas lembaga rehabilitasi. Tidak semua orang yang rehab bisa masuk ke sana karena keterbatasan pemerintah untuk menggratiskan,” kata dia.

Farid menambahkan BNN juga membuat program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), yakni agen pemulihan pemakai narkoba kategori ringan yang terdiri dari unsur masyarakat. Program tersebut dapat didukung melalui anggaran pemerintah daerah hingga desa. “Salah satu agen pemulihan adalah orang yang pernah direhabilitasi dengan kualitas hidup yang baik. Kita ajak dia agar lebih implementatif dan lebih aplikatif karena punya pengalaman,” katanya.

Siapa Eddy Wijaya Sebenarnya, Begini Profilnya

Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur. Gagasan- gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”.

Tags : #EdShareOn #FirmanSoebagyo #siapaeddywijaya #sosokeddywijaya #profileeddywijaya

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)