Month: September 2024
Machica Mochtar Ungkap Kekhawatirannya Saat Iqbal Ramadhan Ikut Demonstrasi
Machica Mochtar Ungkap Kekhawatirannya Saat Iqbal Ramadhan Ikut Demonstrasi

Machica Mochtar. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam wawancara eksklusif di podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Iqbal Ramadhan dan ibunya, Machica Mochtar membahas tentang mengenai pengalaman Iqbal saat mengikuti aksi demonstrasi yang berujung pada penahanannya oleh aparat keamanan. Meskipun situasi tersebut cukup menegangkan, Iqbal tetap tegar dan menunjukkan dedikasinya sebagai mahasiswa yang memperjuangkan kebenaran.
Machica Mochtar menceritakan kekhawatirannya ketika Iqbal tidak mengizinkannya ikut dalam demonstrasi tersebut. “Saya bilang saya ikut, anak saya nggak ngasih. ‘Nggak Bunda, nggak boleh ikut. Ini demonya keras.’ Jadi saya pikir anak saya nggak ngasih, ya sudah,” ungkap Machica.

Keteguhan hati Iqbal terlihat jelas saat ia menceritakan bagaimana dirinya menghadapi situasi di lapangan. Meski sempat mengalami kekerasan dan intimidasi, Iqbal tetap berusaha menjaga ketenangan dan fokus pada tujuan awalnya. “Sebenarnya kalau tahu atau nggaknya aku sudah sedikit lupa karena hantamannya terlalu banyak. Tapi seingat saya waktu saya berdiri jalan itu sudah mulai merasakan banyak air di hidung,” kata Iqbal saat mengenang momen tersebut.
Iqbal juga berbicara tentang peran penting mahasiswa dalam demokrasi. Baginya, demonstrasi adalah bagian dari partisipasi publik yang harus dilakukan dengan damai. “Kalau suka sebenarnya lebih tepatnya beberapa kali coba menyampaikan aspirasi ke jalan. Itu kan kalau menurut kami biasa mahasiswa bagian dari partisipasi publik,” jelasnya.

Peran Iqbal tidak hanya sebatas demonstran, tetapi juga sebagai penasihat hukum bagi teman-temannya yang ditahan. “Ditahan baru kali ini, tapi sebelumnya kalau demo sama teman, teman itu ditahan saya yang dampingi,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan komitmen Iqbal untuk melindungi hak-hak rekan-rekannya serta memperjuangkan keadilan.
Di balik semua itu, ada satu pesan penting yang selalu disampaikan oleh Iqbal kepada ibunya dan juga kepada seluruh masyarakat. “Saat demonstrasi, hal yang paling utama adalah mengamankan diri kita sendiri ketika terjadi kerusuhan,” ujar Iqbal, mengingatkan bahwa keselamatan diri adalah prioritas.
Tags :
Iqbal Ramadhan Diamankan, Machica Mochtar: Saya Berasa Tidak Injak Bumi
Iqbal Ramadhan Diamankan, Machica Mochtar: Saya Berasa Tidak Injak Bumi

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.
Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.
“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.
Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.
“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.
Tags :
Recent Posts
-
Gede Sandra: Dampak Lingkungan Produksi Komponen Kendaraan Listrik Mengkhawatirkan
-
Eksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia, Usman Hamid Minta Lihat Masyarakat Papua
-
Usman Hamid: Peresmian Sejarah Hanya Dilakukan Negara Fasis
-
Aksi Kejaksaan dalam Pemberantasan Korupsi, Barita Simanjuntak: Komitmen Pimpinan
-
Korupsi di Indonesia Seakan Tak Ada Habisnya, IPW Ungkap Penyebabnya
-
IPW Tak Segan Laporkan Aparat Penegak Hukum yang Diduga Lakukan Penyimpangan
-
Kasus Hakim Zarof Ricar Diharapkan Ketua IPW Menjadi Pintu Masuk Penyelidikan Judicial Corruption
-
Ketua IPW Uraikan Tiga Hal yang Disorot dalam RUU Polri: Salah Satunya Penyadapan

Kronologi Iqbal Ramadhan Mengalami Kekerasan Saat Aksi Demonstrasi
Kronologi Iqbal Ramadhan Mengalami Kekerasan Saat Aksi Demonstrasi

Iqbal Ramadhan. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam podcast EdShareOn bersama Eddy Wijaya, Iqbal Ramadhan menceritakan pengalamannya saat mengikuti aksi demonstrasi. Iqbal Ramadhan menceritakan bagaimana ia menjadi korban kekerasan oleh oknum aparat keamanan ketika berusaha melindungi temannya yang terlibat dalam aksi tersebut.
Iqbal menceritakan bahwa saat demonstrasi berlangsung, situasi tiba-tiba menjadi kacau setelah pagar DPR RI jebol, yang menyebabkan massa aksi berhamburan masuk. “Pada saat itu, saya melihat ada perlawanan dari pihak aparat untuk mengamankan mungkin komplek DPR itu kemudian ada massa aksi yang lari keluar kemudian ada yang masuk lagi jadi tarik ulur gitu antara massa aksi dengan pihak keamanan,” ucap Iqbal.

Ia merasa khawatir akan keselamatan temannya, yang pada kejadian serupa tahun 2019, mengalami luka parah. Karena itu, ia memberanikan diri untuk memastikan kondisi temannya. Iqbal tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali.
“Akhirnya waktu itu saya coba memberanikan diri untuk masuk dan memastikan apakah itu teman saya benar atau bukan. Soalnya yang saya takutkan adalah ketika teman saya tertangkap bisa jadi mendapatkan apa kekerasan dari pihak keamanan. Karena sewaktu 2019 pernah salah satu teman dekat saya mengalami kepalanya pecah. Jadi sempat koma kalau tidak salah selama satu bulan,” tuturnya.

“Akhirnya saya coba memberanikan diri masuk, tidak lama setelah saya masuk tiba-tiba ada lemparan batu dari kedua belah pihak dari pihak keamanan dan juga pihak demonstran. Jadi aku coba mengamankan diri ke arah sebelah kiri karena titik lempar lemparan batunya itu kan ekskalasinya paling tinggi itu di gerbang yang rubuh. Kemudian tiba-tiba ada beberapa pihak keamanan yang mengejar saya. saya mutar balik badan sambil saya mengatakan ke demonstran lainnya pegangan-pegangan kita buat border. Upaya ini adalah untuk menunjukkan Kalau saya itu dengan kawan-kawan lainnya akan bersifat koperatif dan tidak melakukan perlawanan apapun,” lanjutnya.
Namun, hal ini tidak menghindarkannya dari kekerasan. Saat Iqbal meminta didampingi keluar karena khawatir akan keselamatannya, ia justru dipaksa jongkok, ditendang, dan dipukul oleh aparat yang tidak berseragam. “Ketika saya mengatakan ingin mendampingi teman, tiba-tiba ada salah satu pihak dari aparat keamanan yang menyuruh saya jongkok dan membuka celana. Tidak lama berselang, tiba-tiba ada yang menarik rambut saya dari belakang terus menempeleng saya. Bahkan tidak lama justru sepatunya kakinya yang mengarah ke muka saya,” ungkapnya.
Tags :
Cerita Iqbal Ramadhan Diamankan Saat Demo Hingga Dapatkan Perlakuan Kasar
Cerita Iqbal Ramadhan Diamankan Saat Demo Hingga Dapatkan Perlakuan Kasar

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.
Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.
“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.
Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.
“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.
Tags :
Recent Posts
-
Gede Sandra: Dampak Lingkungan Produksi Komponen Kendaraan Listrik Mengkhawatirkan
-
Eksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia, Usman Hamid Minta Lihat Masyarakat Papua
-
Usman Hamid: Peresmian Sejarah Hanya Dilakukan Negara Fasis
-
Aksi Kejaksaan dalam Pemberantasan Korupsi, Barita Simanjuntak: Komitmen Pimpinan
-
Korupsi di Indonesia Seakan Tak Ada Habisnya, IPW Ungkap Penyebabnya
-
IPW Tak Segan Laporkan Aparat Penegak Hukum yang Diduga Lakukan Penyimpangan
-
Kasus Hakim Zarof Ricar Diharapkan Ketua IPW Menjadi Pintu Masuk Penyelidikan Judicial Corruption
-
Ketua IPW Uraikan Tiga Hal yang Disorot dalam RUU Polri: Salah Satunya Penyadapan
