Month: September 2024
Iqbal Ramadhan Berharap Hukum sebagai Alat Keadilan Bukan Kekuasaan
Iqbal Ramadhan Berharap Hukum sebagai Alat Keadilan Bukan Kekuasaan

Machica Mochtar. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Channel YouTube EdShareOn merupakan channel yang sering kali mengangkat isu-isu sosial dan keadilan, kali ini menghadirkan wawancara eksklusif antara Eddy Wijaya, pendiri EdShareOn, dengan Iqbal Ramadhan, seorang aktivis muda. Dalam wawancara ini, Iqbal berbicara mengenai pandangannya tentang peran hukum di Indonesia dan pengalamannya berhadapan langsung dengan ketidakadilan.
Iqbal Ramadhan memulai dengan menyampaikan pandangannya bahwa hukum seharusnya menjadi alat untuk mencapai keadilan, bukan sebaliknya, menjadi alat untuk memperkaya diri atau memperkuat kekuasaan. “Hukum itu kan salah satu tools atau alat untuk mencapai keadilan. Dia hanya menjadi alat tapi yang sering saya lihat justru sebaliknya hukum kemudian dijadikan alat untuk memperkaya diri, memperkuat kekuasaan dan sebagainya,” ungkap Iqbal. Ia menyoroti bagaimana hukum di Indonesia sering kali tidak berpihak pada masyarakat kecil, yang justru menjadi korban ketidakadilan.

Dalam wawancara tersebut, Eddy Wijaya menanyakan perasaan Iqbal saat harus berhadapan dengan hukum sebagai seorang warga biasa tanpa menggunakan pengaruh keluarganya, meskipun ia memiliki latar belakang yang dapat “melindungi” dirinya. Iqbal memilih untuk tidak mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya saat ia mengalami tindakan kekerasan, karena ia ingin merasakan bagaimana menjadi masyarakat biasa yang sering kali terpinggirkan oleh hukum. “Saya ingin tahu bagaimana rasanya ketika kita jadi masyarakat yang tidak mempunyai latar belakang yang bagus itu yang baik kemudian kita tidak mempunyai keluarga yang berkuasa,” kata Iqbal.
Pengalaman tersebut tidaklah ringan, bahkan menyebabkan cedera fisik bagi Iqbal. Namun, ia tetap tegar dan tidak menyesali keputusannya. Dalam hal ini, sang ibu, Machica Mochtar juga mengungkapkan kekhawatirannya sebagai seorang ibu. Iqbal juga mengungkapkan bahwa meskipun pengalaman tersebut berat, ia tidak akan berhenti berjuang untuk keadilan.

“Iya masih tetap itu bagian dari partisipasi publik dan pemerintah dan DPR gitu perlu memang untuk tetap diawasi,” tegas Iqbal saat ditanya apakah ia akan terus melakukan aksi protes di masa depan.
Mengenai cita-citanya, Iqbal sejak kecil bercita-cita menjadi presiden, meskipun kini ia lebih realistis dan menganggapnya sebagai harapan, bukan cita-cita. Namun, Eddy Wijaya menyemangati Iqbal untuk terus berjuang dan tidak menutup kemungkinan bahwa suatu hari ia bisa menjadi pemimpin yang membela rakyat kecil.
Iqbal saat ini tengah menyelesaikan pendidikan S2 hukum di Universitas Al Azhar dan berencana untuk melanjutkan pendidikannya lebih lanjut, baik di dalam negeri maupun luar negeri, tergantung situasi. Baginya hukum adalah alat yang dapat membongkar ketidakadilan dan memberikan kepastian kepada masyarakat.
Tags :
Kasus Indosurya, Uang Anya Dwinov Belum Kembali Plus Pusing Kasus Sengketa Rumah
Kasus Indosurya, Uang Anya Dwinov Belum Kembali Plus Pusing Kasus Sengketa Rumah

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)
JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.
Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.
“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.
Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.
“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.
Tags :
Recent Posts
-
Gede Sandra: Dampak Lingkungan Produksi Komponen Kendaraan Listrik Mengkhawatirkan
-
Eksploitasi Sumber Daya Alam Indonesia, Usman Hamid Minta Lihat Masyarakat Papua
-
Usman Hamid: Peresmian Sejarah Hanya Dilakukan Negara Fasis
-
Aksi Kejaksaan dalam Pemberantasan Korupsi, Barita Simanjuntak: Komitmen Pimpinan
-
Korupsi di Indonesia Seakan Tak Ada Habisnya, IPW Ungkap Penyebabnya
-
IPW Tak Segan Laporkan Aparat Penegak Hukum yang Diduga Lakukan Penyimpangan
-
Kasus Hakim Zarof Ricar Diharapkan Ketua IPW Menjadi Pintu Masuk Penyelidikan Judicial Corruption
-
Ketua IPW Uraikan Tiga Hal yang Disorot dalam RUU Polri: Salah Satunya Penyadapan
