Said Iqbal Ceritakan Perjuangan Partai Buruh Ubah UU Pilkada 2024 di MK

Said Iqbal Ceritakan Perjuangan Partai Buruh Ubah UU Pilkada 2024 di MK

Said Iqbal Ceritakan Perjuangan Partai Buruh Ubah UU Pilkada 2024 di MK

September 25, 2024
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Perjuangan Partai Buruh Mewujudkan Pilkada yang Adil

Perjuangan Partai Buruh Mewujudkan Pilkada yang Adil

Perjuangan Partai Buruh Mewujudkan Pilkada yang Adil

September 25, 2024
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Said Iqbal. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah diskusi antara Eddy Wijaya dan Said Iqbal, topik yang diangkat adalah perubahan signifikan dalam aturan Pilkada, khususnya setelah Partai Buruh berhasil mengajukan judicial review yang dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Eddy Wijaya mengapresiasi langkah ini, yang membuat partai kecil tanpa kursi di parlemen, seperti Partai Buruh, kini dapat mencalonkan kepala daerah.

Said Iqbal, ketua Partai Buruh, menekankan bahwa ini bukan hanya tentang aturan teknis, tetapi tentang rasa keadilan. Dia mengatakan bahwa MK merespons kegelisahan banyak pihak, terutama partai kecil. “Kami minta MK untuk menyamakan syarat bagi partai politik dan calon perseorangan,” jelas Iqbal.

Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Eddy Wijaya dan Said Iqbal juga membahas penurunan ambang batas dukungan partai politik dalam Pilkada, dari 20% menjadi 6,5% suara sah nasional. Dengan ambang batas yang lebih rendah, partai-partai kecil memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengajukan calon mereka. “Ini memberi banyak pilihan kepada rakyat,” kata Eddy Wijaya. Said Iqbal setuju dan menambahkan, “Demokrasi harus memberikan ruang bagi siapa pun untuk dipilih dan memilih.”

Diskusi ini juga menyinggung tentang perubahan batas usia calon kepala daerah, yang awalnya harus 30 tahun pada saat pelantikan, menjadi 30 tahun saat penetapan calon oleh KPU. Iqbal menilai bahwa MK membuat keputusan ini atas dasar hati nurani, mengingat MK sebelumnya mendapat sorotan publik terkait batas usia cawapres. Perubahan ini menurut Iqbal, membuat Pilkada lebih demokratis dan memberikan kesempatan kepada lebih banyak calon potensial.

Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Salah satu momen penting dalam diskusi ini adalah pembahasan tentang pencalonan Anies Baswedan. Eddy Wijaya menyoroti bahwa meskipun MK telah membuat perubahan yang signifikan, kenyataannya Anies Baswedan tidak dapat maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Said Iqbal menjelaskan bahwa Partai Buruh tetap konsisten mendukung Anies karena keinginan mayoritas rakyat Jakarta, berdasarkan hasil survei. Namun, keputusan politik dari partai-partai besar menghalangi jalan Anies untuk maju.

Pada akhirnya, Said Iqbal menegaskan bahwa perjuangan Partai Buruh bukanlah semata soal menang atau kalah. “Cita-cita kami adalah tentang keyakinan. Bukan soal hasil akhir, tapi tentang bagaimana kita berjuang untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” ungkapnya.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal, Perjuangan Buruh dan Harapan Masa Depan

Said Iqbal, Perjuangan Buruh dan Harapan Masa Depan

Said Iqbal, Perjuangan Buruh dan Harapan Masa Depan

September 24, 2024
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Said Iqbal. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah episode podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Said Iqbal, Presiden Partai Buruh, tentang perjalanan panjang dan tantangan yang dihadapi dalam memperjuangkan hak-hak buruh di Indonesia. Said Iqbal, yang telah aktif di dunia serikat buruh selama lebih dari tiga dekade, membagikan pemikirannya tentang bagaimana buruh tidak hanya perlu dilindungi dalam hal ekonomi, tetapi juga memiliki kekuatan politik untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka.

Said Iqbal menjelaskan bahwa gerakan buruh tidak hanya berhenti pada aksi-aksi demonstrasi, tetapi juga mencakup strategi lobi dan politik. “Kita memiliki konsep lobi, aksi, dan politik. Kami lobi DPR, pemerintah, dan stakeholder lainnya. Jika lobi tidak membuahkan hasil, barulah kami mengadakan aksi,” jelasnya. Konsep ini, menurut Said, diambil dari pengalaman internasionalnya sebagai anggota ILO Governing Body, di mana ia terlibat dalam berbagai perundingan buruh di tingkat global.

Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Eddy Wijaya menyoroti betapa pentingnya keseimbangan antara tuntutan buruh dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Said Iqbal menjelaskan bahwa standar upah diatur dalam konvensi ILO Nomor 133, di mana kebutuhan dasar pekerja harus dipenuhi terlebih dahulu. Namun, ia juga menekankan pentingnya keterbukaan dari pihak perusahaan. “Jika perusahaan jujur dan transparan tentang kondisi keuangannya, buruh akan lebih memahami situasi tersebut. Kuncinya adalah saling percaya dan transparansi,” tegasnya.

Selain membahas strategi perjuangan buruh, Said Iqbal juga berbicara tentang kebangkitan kembali Partai Buruh yang ia pimpin. Meskipun Partai Buruh belum mendapatkan kursi di tingkat nasional, Said yakin bahwa partai ini akan semakin kuat pada pemilu-pemilu berikutnya. “Kami tidak didukung oleh cukong atau bandar, kami hanya mengandalkan iuran dari anggota serikat buruh,” ungkap Said. Pengalaman dari negara-negara lain seperti Brasil dan Inggris mengajarkannya bahwa butuh waktu untuk membangun kekuatan politik yang berbasis pada gerakan buruh.

Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Melalui podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Said Iqbal juga menyampaikan visi Partai Buruh untuk membangun negara kesejahteraan. “Kau boleh kaya, tapi jangan miskinkan kami,” kata Said. Ia menekankan tiga prinsip utama yaitu kesetaraan kesempatan, redistribusi kekayaan melalui jaminan sosial, dan tanggung jawab publik dalam pengelolaan anggaran negara. Prinsip-prinsip ini menjadi fondasi perjuangan Partai Buruh untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih adil bagi seluruh masyarakat, terutama buruh, petani, dan nelayan.

Dengan optimisme yang kuat, Said Iqbal percaya bahwa pada pemilu 2029, Partai Buruh akan menjadi kekuatan politik yang lebih besar. “Kami yakin akan masuk ke papan tengah pada pemilu 2029 dan menjadi kekuatan dominan pada pemilu 2034,” ujarnya.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Said Iqbal Ingin Buruh dan Pengusaha Bahagia Bersama

Said Iqbal Ingin Buruh dan Pengusaha Bahagia Bersama

Said Iqbal Ingin Buruh dan Pengusaha Bahagia Bersama

September 23, 2024
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :