Soleman B. Ponto Mengupas Soal Kebocoran Data Nasional dan Judol

Soleman B. Ponto Mengupas Soal Kebocoran Data Nasional dan Judol

Soleman B. Ponto Mengupas Soal Kebocoran Data Nasional dan Judol

September 4, 2024
Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Soleman B. Ponto. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis, Soleman B. Ponto, berbicara tentang sejumlah isu penting yang sedang hangat diperbincangkan, termasuk kebocoran data nasional dan perjudian online. Dalam wawancara tersebut, Soleman memberikan pandangan kritis dan berwawasan, yang menyoroti masalah keamanan data serta upaya pencegahan terhadap ancaman cyber dan perjudian online.

Eddy Wijaya membuka diskusi dengan membahas kebocoran data yang melibatkan Pusat Data Nasional (PDN) dan kemungkinan bocornya data intelijen yang dijual di dark web. Soleman, yang skeptis terhadap klaim bocornya data intelijen, menyoroti bahwa masalah sebenarnya adalah ketidakamanan data yang disimpan di tempat yang seharusnya sementara, bukan di PDN yang sepenuhnya siap. Ia menekankan pentingnya memiliki pengawasan independen untuk memastikan keamanan data di PDN, mengingat bahwa tanpa pengawasan yang memadai, kebocoran data mungkin terjadi karena kelemahan dalam sistem.

Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Soleman juga menjelaskan metode-metode keamanan yang digunakan selama masa jabatannya, termasuk penggunaan komputer yang sepenuhnya terputus dari jaringan untuk menjaga kerahasiaan data. Menurutnya, data yang paling penting tidak mudah diakses oleh pihak luar, dan data yang bocor biasanya adalah data administratif yang kurang penting.

Pembicaraan berlanjut ke isu lain yang tak kalah penting, yaitu judi online. Eddy Wijaya menanyakan pandangan Soleman tentang meningkatnya jumlah korban judi online di Indonesia. Soleman menjawab dengan tegas bahwa mereka yang disebut sebagai korban sebenarnya adalah pelaku yang sadar akan risiko yang diambil.

Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Soleman B. Ponto mengkritik bahwa judi online telah diatur dengan sistem yang dirancang untuk membuat pemain kalah lebih banyak daripada menang. Soleman juga mengungkapkan pesimismenya terhadap upaya pemerintah untuk menghentikan judi online, mengingat perputaran uang yang besar dan peminat yang datang dari seluruh dunia.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Soleman B. Ponto: Saya Tidak Setuju dengan Istilah Deradikalisasi

Soleman B. Ponto: Saya Tidak Setuju dengan Istilah Deradikalisasi

Soleman B. Ponto: Saya Tidak Setuju dengan Istilah Deradikalisasi

September 3, 2024
Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :

Soleman B. Ponto, Pentingnya Pengawasan Intelijen dalam Deradikalisasi

Soleman B. Ponto, Pentingnya Pengawasan Intelijen dalam Deradikalisasi

Soleman B. Ponto, Pentingnya Pengawasan Intelijen dalam Deradikalisasi

September 3, 2024
Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Soleman B. Ponto. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah wawancara dengan Eddy Wijaya di podcast EdShareON, Soleman B. Ponto, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis, topik yang diangkat adalah tentang remisi yang diberikan kepada narapidana teroris pada momen peringatan 17 Agustus lalu. Eddy Wijaya mengawali diskusi dengan menanyakan pandangan Soleman B. Ponto tentang narapidana teroris yang kembali ke pangkuan NKRI setelah membuat ikrar.

Soleman B. Ponto menjelaskan bahwa proses remisi dan pengembalian narapidana ke masyarakat bukanlah akhir dari tugas negara. Menurutnya, di samping langkah hukum yang sudah selesai, perlu ada pengawasan berkelanjutan terhadap para mantan narapidana ini, yang harus dilakukan secara rahasia oleh intelijen. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi terpengaruh oleh paham radikal. Soleman menekankan bahwa pengawasan semacam ini adalah kunci untuk memastikan keselamatan publik dan mencegah kembalinya ancaman terorisme.

Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Eddy Wijaya kemudian menanyakan lebih lanjut mengenai kebijakan deradikalisasi yang saat ini diterapkan. Menariknya, Soleman mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap istilah deradikalisasi. Ia lebih memilih istilah ‘penyamaan pendapat’, yang menurutnya lebih efektif dalam menghilangkan kesan superioritas satu pihak atas pihak lainnya. Menurut Soleman, istilah deradikalisasi cenderung menciptakan resistensi dan tidak efektif dalam mencapai tujuan jangka panjang.

Dalam konteks ini, Soleman juga membahas WNI yang tergabung dengan ISIS. Ia menekankan bahwa WNI yang telah berjuang untuk negara asing secara otomatis kehilangan status kewarganegaraan Indonesia. Oleh karena itu, jika mereka ingin kembali ke Indonesia, mereka harus melalui proses naturalisasi seperti halnya pemain sepak bola asing yang ingin menjadi WNI.

Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Soleman B. Ponto saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Lebih lanjut, Soleman B. Ponto mengingatkan bahwa intelijen memiliki peran penting dalam pengawasan terhadap mereka yang kembali dari medan perang, terutama untuk memastikan bahwa mereka tidak menyebarkan paham radikal di masyarakat. Eddy Wijaya juga menyinggung soal kemungkinan ISIS sudah melemah, mengingat banyak anggotanya yang memilih untuk kembali. Soleman setuju bahwa kepulangan mereka menunjukkan lemahnya daya tarik ISIS saat ini, namun tetap menggarisbawahi pentingnya pengawasan berkelanjutan.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)