Anya Dwinov, Perjalanan dari Duta Keluarga Berencana Hingga Duta Diabetes Anak

Anya Dwinov, Perjalanan dari Duta Keluarga Berencana Hingga Duta Diabetes Anak

Anya Dwinov, Perjalanan dari Duta Keluarga Berencana Hingga Duta Diabetes Anak

September 18, 2024
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anya Dwinov. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah episode inspiratif di podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Anya Dwinov berbagi tentang pengalamannya sebagai duta dan perannya dalam berbagai kampanye sosial. Sebagai figur publik, Anya telah diamanahkan beberapa peran penting seperti Duta Keluarga Berencana, Duta Koperasi, dan Duta Diabetes Anak. Dalam wawancara tersebut, ia membahas berbagai pengalaman unik dan pelajaran berharga yang diperoleh dari tugas-tugas ini.

Sebagai Duta Keluarga Berencana, Anya terlibat dalam kampanye untuk menunda pernikahan dini, terutama di daerah-daerah yang masih memegang budaya kuat terkait pernikahan di usia muda. Anya bercerita bahwa tantangan terbesar muncul di daerah kecil, di mana banyak orang tua menikahkan anak mereka untuk meringankan beban ekonomi. Ia menjelaskan pentingnya memikirkan kesiapan mental dan finansial sebelum menikah, karena seringkali anak-anak yang dinikahkan terlalu muda justru kembali ke orang tua mereka dengan membawa tambahan beban.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Menurut Anya, pernikahan bukan hanya soal menyatukan dua orang, tetapi juga mengajak pasangan untuk berbagi tanggung jawab. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran tentang kapan waktu yang tepat untuk menikah dan memiliki anak, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Pengalaman Anya sebagai Duta Koperasi juga memberikan wawasan yang mendalam. Ia bercerita tentang bagaimana koperasi, yang seharusnya menjadi pilar ekonomi masyarakat, sering kali ‘mati suri’ karena kurangnya aktivitas. Anya menyoroti pentingnya menghidupkan kembali koperasi dengan cara memfungsikannya sebagai wadah untuk kerja sama ekonomi berbasis barang, seperti yang dilakukan oleh peternak ayam dan itik. Namun tragisnya di tengah peran positif ini, Anya sempat menjadi korban penipuan koperasi Indosurya, yang membuka mata banyak pihak akan pentingnya pengawasan koperasi di Indonesia.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Sebagai Duta Diabetes Anak, Anya menghadapi isu yang sangat personal dan mendalam. Ia bercerita tentang bagaimana ia menyaksikan anak-anak kecil, bahkan yang berusia dua dan lima tahun, harus berjuang melawan diabetes tipe 1. Penyakit ini mempengaruhi anak-anak yang pankreasnya tidak dapat memproduksi insulin, sehingga mereka harus bergantung pada suntikan insulin seumur hidup. Anya menekankan pentingnya kesadaran akan gejala-gejala awal diabetes pada anak, seperti sering buang air kecil, yang sering kali diabaikan oleh orang tua dan dokter.

Anya Dwinov juga membagikan tantangan besar yang dihadapi keluarga-keluarga kurang mampu, terutama dalam hal akses terhadap insulin dan peralatan medis lainnya. Ia berharap dengan semakin banyaknya kesadaran dan data tentang diabetes pada anak, masalah ini dapat menjadi prioritas dalam program kesehatan nasional, termasuk subsidi untuk alat-alat yang dibutuhkan penderita.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov, Belajar Banyak Kehidupan Saat Menjabat Duta KB, Koperasi dan Diabetes Anak

Anya Dwinov, Belajar Banyak Kehidupan Saat Menjabat Duta KB, Koperasi dan Diabetes Anak

Anya Dwinov, Belajar Banyak Kehidupan Saat Menjabat Duta KB, Koperasi dan Diabetes Anak

September 17, 2024
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :

Anya Dwinov Buka Usaha Sewa Busana Branded

Anya Dwinov Buka Usaha Sewa Busana Branded

Anya Dwinov Buka Usaha Sewa Busana Branded

September 17, 2024
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :

Anya Dwinov Mengungkap Cerita Perjalanan Bisnis Fashion Miliknya

Anya Dwinov Mengungkap Cerita Perjalanan Bisnis Fashion Miliknya

Anya Dwinov Mengungkap Cerita Perjalanan Bisnis Fashion Miliknya

September 17, 2024
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anya Dwinov. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Anya Dwinov berbagi tentang perjalanannya sebagai seorang pengusaha di dunia fashion. Anya, yang memulai karir bisnisnya di usia muda, kini menjadi CEO dan pendiri PT Atelier Fashion Technology, sebuah perusahaan yang fokus pada penyewaan pakaian melalui platform web-based bernama Stylease.co.

Anya Dwinov, yang dikenal sebagai presenter dan aktris, bercerita kepada Eddy Wijaya tentang awal mula perjalanannya dalam bisnis. “Saya memulai bisnis di usia 21 atau 22 tahun. Ketika teman-teman saya di dunia entertainment lebih fokus menghabiskan uang untuk penampilan, saya mulai memutar uang saya dengan berinvestasi di berbagai bisnis,” ungkap Anya. Ia juga membagikan tantangan yang dihadapinya, termasuk pengalaman ‘dibego-begoin’ saat pertama kali membangun perusahaan.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Dengan tekad kuat, Anya akhirnya memutuskan untuk terjun ke bisnis yang menjadi passion-nya: fashion. Melalui Stylease.co, Anya menghadirkan solusi bagi mereka yang ingin tampil fashionable tanpa harus membeli pakaian dengan harga mahal. Model bisnis ini memungkinkan pelanggan untuk menyewa pakaian sehari-hari melalui keanggotaan bulanan. Pelanggan bisa memilih pakaian dari lemari virtual, dengan layanan pengiriman dan laundry yang diurus oleh perusahaan.

Eddy Wijaya memuji inovasi bisnis Anya, menyoroti bagaimana penyewaan pakaian ini tidak hanya membantu mengurangi pengeluaran untuk pakaian, tetapi juga mendukung gaya hidup sustainability. Anya menjelaskan bahwa pelanggan merasa terbantu dengan model bisnis ini, terutama di kota besar seperti Jakarta, di mana gaya hidup yang modis sering kali tidak sejalan dengan kemampuan finansial.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anya Dwinov juga berbagi tentang bagaimana fashion rental ini mendukung gerakan keberlanjutan. “Masyarakat di kota besar sudah lebih sadar akan dampak sampah pakaian dan ingin berkontribusi pada dunia dengan mengurangi pembelian pakaian yang berlebihan,” katanya.

Melalui perbincangan yang penuh inspirasi di EdShareOn, Anya Dwinov membuktikan bahwa fashion dan bisnis bisa berjalan beriringan dengan nilai keberlanjutan. Eddy Wijaya mengajak pendengar untuk menjadikan Stylease.co sebagai pilihan praktis dalam berbusana tanpa harus merusak lingkungan.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Iqbal Ramadhan Tidak Takut Ikut Demo Lagi, Machica Mochtar Izinkan Meski Berisiko

Iqbal Ramadhan Tidak Takut Ikut Demo Lagi, Machica Mochtar Izinkan Meski Berisiko

Iqbal Ramadhan Tidak Takut Ikut Demo Lagi, Machica Mochtar Izinkan Meski Berisiko

September 12, 2024
Iqbal Ramadhan saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :