Said Iqbal Ingin Buruh dan Pengusaha Bahagia Bersama

Said Iqbal Ingin Buruh dan Pengusaha Bahagia Bersama

Said Iqbal Ingin Buruh dan Pengusaha Bahagia Bersama

September 23, 2024
Said Iqbal saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Menang Sengketa Rumah Warisan, Anya Dwinov : Emosi Tapi Nggak Tega

Menang Sengketa Rumah Warisan, Anya Dwinov : Emosi Tapi Nggak Tega

Menang Sengketa Rumah Warisan, Anya Dwinov : Emosi Tapi Nggak Tega

September 23, 2024
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anya Dwinov. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Anya Dwinov mengenai pengalaman hidupnya yang penuh tantangan. Selain dikenal sebagai sosok yang selalu ceria di layar kaca, ternyata Anya juga harus menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya, salah satunya terkait pembelian rumah warisan yang berujung pada masalah hukum. Di dalam podcast tersebut, Anya dengan terbuka berbagi kisahnya, berharap agar pengalaman ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi pendengar setia EdShareOn.

Kisahnya bermula ketika Anya membeli sebuah rumah melalui KPR bank dari salah satu sahabat ibunya. Rumah tersebut merupakan rumah warisan yang dikuasai oleh keluarga sahabat sang ibu. Meski proses jual beli telah dilakukan sesuai prosedur yang sah, termasuk adanya tanda tangan dari semua ahli waris, masalah muncul ketika salah satu ahli waris menggugat kepemilikan rumah tersebut di pengadilan. Meski secara hukum Anya telah sah menjadi pemilik rumah, ia masih belum bisa menempati rumah tersebut.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Dalam perbincangan dengan Eddy Wijaya, Anya menceritakan betapa melelahkannya proses hukum yang harus ia lalui. “Saya sudah bayar cicilan KPR sejak 2013, tapi sampai sekarang, secara fisik rumah itu masih dikuasai oleh pihak lain,” ungkap Anya. Pengalamannya ini tidak hanya menguras waktu dan energi, tetapi juga emosinya. Meskipun Anya telah memenangkan semua proses hukum hingga putusan kasasi (PK), ia mengaku belum berani mengeksekusi rumah tersebut, karena merasa lelah menghadapi konflik yang berkepanjangan.

Eddy Wijaya, selaku host podcast EdShareOn, menyoroti pentingnya berbagi pengalaman seperti ini agar masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam proses pembelian properti, terutama yang melibatkan warisan. Anya juga mengakui bahwa pengalaman ini membuatnya lebih teliti dan berhati-hati dalam bertransaksi, terutama ketika berkaitan dengan masalah legalitas dan kepemilikan properti. “Bank menyetujui KPR saya karena sudah clean and clear. Tapi ternyata masalah muncul dari keluarga ahli waris yang tidak sepakat,” jelas Anya.

Meskipun sudah melalui proses panjang di pengadilan, termasuk gugatan dari pihak ahli waris yang melibatkan notaris, BPN, hingga bank, Anya akhirnya memenangkan semua proses hukum tersebut. Namun, ia tetap merasa emosional dalam menghadapi masalah ini. “Emosi tapi nggak tega juga,” ujar Anya, yang mengisyaratkan betapa dilemanya ia dalam mengambil keputusan untuk mengeksekusi rumah tersebut. Bahkan, ia juga dipanggil oleh pihak kepolisian terkait laporan ahli waris lainnya atas tuduhan penggelapan uang yang dihubungkan dengan penjualan rumah tersebut.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Bagi Anya, pengalaman ini mengajarkan banyak hal. Ia berharap agar para pendengar podcast EdShareOn bisa lebih waspada dan hati-hati dalam menghadapi situasi serupa. “Jangan sampai ada yang mengalami nasib seperti saya,” pesan Anya, yang berusaha menjadikan pengalamannya sebagai pembelajaran bagi orang lain.

Melalui podcast ini, Eddy Wijaya dan Anya Dwinov berhasil memberikan wawasan penting tentang betapa rumitnya proses pembelian rumah warisan. Edukasi yang dibagikan di EdShareOn ini diharapkan dapat membantu masyarakat lebih siap dan waspada ketika berhadapan dengan transaksi properti, terutama yang melibatkan banyak pihak seperti ahli waris.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)