Bicara Kasus Indosurya, Nasib Uang Anya Dwinov Rp 5 Miliar Belum Jelas

Bicara Kasus Indosurya, Nasib Uang Anya Dwinov Rp 5 Miliar Belum Jelas

Bicara Kasus Indosurya, Nasib Uang Anya Dwinov Rp 5 Miliar Belum Jelas

September 19, 2024
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Ustaz Solmed. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam episode terbaru podcast EdShareOn, Eddy Wijaya berbincang dengan Rudy Alfonzo, Duta Besar Indonesia untuk Portugal, tentang hasil forum bisnis yang digelar di KBRI Portugal dan berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Pada bulan Februari lalu, KBRI Portugal menyelenggarakan forum bisnis yang dihadiri oleh delegasi dari Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Kadin, Pak Tony Wenas, yang juga Presiden Direktur Freeport. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Kadin Indonesia untuk berkunjung ke Portugal. Rudy Alfonzo menjelaskan bahwa pertemuan tersebut melibatkan interaksi antara pengusaha Indonesia dan Portugal, dengan fokus pada potensi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

“Portugal memiliki pendapatan utama dari pariwisata, dengan 30 juta turis setiap tahun meskipun populasinya hanya 10 juta,” kata Rudy. Dia menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari Portugal dalam mengelola sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, yang saat ini baru mencapai sekitar 10 juta per tahun.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo juga membahas faktor keamanan yang membuat Portugal menjadi salah satu negara Eropa paling aman untuk wisata. “Portugal sangat aman, tidak ada kasus pemerkosaan, penganiayaan, atau perampokan. Ini membuat turis merasa nyaman dan aman,” ujarnya. Selain itu, biaya hidup di Portugal relatif murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, termasuk harga makanan pokok.

Pada 16 Mei, Rudy Alfonzo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, yang baru saja dilantik. Pertemuan ini berlangsung sekitar satu setengah jam, dengan diskusi yang sangat terbuka dan produktif. Rudy mengungkapkan bahwa Paulo Rangel, yang berlatar belakang sebagai advokat, sangat mudah diajak berdiskusi karena memiliki gaya komunikasi yang langsung dan to the point.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai kunjungan tingkat tinggi sebelumnya, seperti kunjungan Presiden Soekarno pada tahun 1960, Presiden SBY pada tahun 2014, dan Presiden Portugal Cavaco Silva ke Indonesia pada tahun 2012. Rudy menyampaikan harapannya agar kunjungan Presiden Joko Widodo ke Portugal dapat segera terwujud. Namun, ia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi, termasuk prioritas internal dan anggaran pemerintah Portugal serta padatnya jadwal kunjungan Presiden Joko Widodo.

Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Rudy Alfonso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Rudy Alfonzo optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Portugal dapat terus berkembang melalui berbagai upaya diplomatik dan kerjasama bisnis. Dengan memanfaatkan pengalaman Portugal dalam mengelola pariwisata dan menjalin kerjasama di sektor-sektor strategis lainnya, Indonesia dapat meningkatkan kehadirannya di pasar internasional dan menarik lebih banyak investasi asing.

“Kita semua harus bekerja keras untuk menjaga iklim investasi yang menarik di dalam negeri,” kata Rudy. Dengan berbagai langkah konkret yang sudah dilakukan dan rencana-rencana yang akan datang, Rudy Alfonzo yakin bahwa hubungan ekonomi dan pariwisata antara Indonesia dan Portugal akan semakin kuat dan saling menguntungkan.

Tags :

Recent Posts

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov Ungkap Pengalaman Pahit di Kasus Indosurya

Anya Dwinov Ungkap Pengalaman Pahit di Kasus Indosurya

Anya Dwinov Ungkap Pengalaman Pahit di Kasus Indosurya

September 19, 2024
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anya Dwinov. (Foto: EdShareOn.com)

JAKARTA – Dalam sebuah episode terbaru di podcast EdShareOn yang dipandu oleh Eddy Wijaya, Anya Dwinov berbagi cerita tentang pengalamannya yang kurang menyenangkan terkait kasus penipuan Koperasi Indosurya. Dalam obrolan tersebut, Anya menggambarkan bagaimana ia dan ribuan korban lainnya kehilangan uang mereka, dan hingga saat ini masih menunggu kejelasan dari proses hukum dan pengembalian aset yang disita.

Anya yang dikenal sebagai sosok publik yang teliti, mengaku tidak menyangka bisa terjerat dalam kasus seperti ini. “Kalau sudah balik, muka saya pasti lebih senang,” canda Anya ketika Eddy menanyakan perkembangan uangnya yang tersangkut di Indosurya. Meski demikian, ia menjelaskan bahwa meskipun aset-aset telah disita oleh pihak berwenang, nilai pengembalian yang diterima para korban masih sangat minim dan jauh dari cukup.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Dalam percakapan tersebut, Anya juga menyoroti betapa lambatnya proses lelang aset yang diharapkan bisa membantu memulihkan dana para korban. “Mana lelangnya? Udah berapa tahun? Ini 2024 sudah menjelang akhir, mana lelangnya?” tanya Anya dengan nada frustrasi, menggambarkan betapa panjangnya perjalanan hukum kasus ini tanpa kejelasan nyata bagi korban.

Meski Anya mengalami trauma dari insiden ini, ia mengaku tidak merasa trauma dengan lembaga keuangan secara keseluruhan. Namun, kini ia menjadi jauh lebih waspada dalam menilai penawaran investasi. “Saya jadi sangat waspada, setiap kali ada orang yang menawarkan program investasi apapun, saya jadi lebih galak,” ungkapnya. Menurut Anya, pengalaman pahit ini membuatnya lebih kritis dan cermat, dan ia menyarankan orang lain untuk bersikap serupa.

Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Anya Dwinov saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)

Anya menyampaikan bahwa meskipun dirinya menjadi korban, ia tidak menyalahkan mereka yang menawarkan produk investasi Indosurya pada saat itu. Penawaran tersebut memang terlihat sah dan menguntungkan, namun ia kini melihat bahwa masalah terbesar terletak pada manajemen internal koperasi yang bermasalah.

Melalui podcast EdShareOn ini, Anya Dwinov berharap agar para pendengar bisa lebih berhati-hati dalam memilih investasi, serta menekankan pentingnya kesadaran dan edukasi finansial bagi masyarakat. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi banyak orang lainnya yang mungkin berada dalam situasi serupa.

Tags :

Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)
Sutiyoso Saat di podcast EdShareOn. (Foto: EdShareOn.com)